Part 8

12.5K 686 12
                                    

HAPPY READING...
===o0o===

Amoura POV

Hari ini aku berangkat lima belas menit lebih awal dari biasanya, dan ini pantas diacungi jempol. Ya, mulai sekarang aku ingin membiasakan diri disiplin. Aku memasuki ruang devisiku dengan riang.

"Pagi semua..." sapaku lantang.

"Pagi." jawabnya serempak.

Sssstttt...

Aku melihat mereka semua aneh. Kulihat Ratna melambaikan tangannya menyuruhku segera mendatanginya.

"Pagi sobatku terbaik." aku mendekatinya dan memeluknya erat.

"Ish, kau ini. Cepat duduk!!!" perintahnya berbisik dengan tampang khawatir.

"Ini kenapa sih, kok pada aneh semua? Kau juga?" tanyaku bingung.

"Pokoknya mulai sekarang kamu harus bisa jaga sikap. Karna di ruangan devisi kita dipasangin CCTV. Lihat tuh ada 4. GILA, banyak bukan? " aku melihat letak CCTV sambil mendengar penjelasannya Ratna.

"Ngapain masang CCTV begitu banyak?" tanyaku bingung.

"Gini ya Mora, anak pemilik perusahaan ini sekarang mengurus cabang sini. Kamu dengar tidak kalau perusahaan cabang satunya bangkrut hampir gulung tikar karna uangnya dikorupsi?" aku mengangguk.

"Nah, itu dia! mungkin dia memasang dibagian keuangan ini agar dia tau tindak kecurigaan yang di lakukan karyawannya."

"Tapi mengapa CCTVnya lebih mengarah ke tempat kita?" bisikku pelan.

"Mungkin dia ingin memantau karyawan yang selalu berangkat terlambat." jawabnya dengan muka serius. Aku mencubit pipinya dengan keras.

"Awww, sakit dodol. Bisa - bisa pipiku melar tau!" ucapnya sambil mengelus pipi yang aku cubit tadi.

"Enggak lucu tau." kesalku dan melenggang duduk di kursi kerjaku.

"Aku hanya bercanda kok, suer." sambil mengangangkat jarinya membentuk peace.

"Kau menyebalkan. Husss...pergi sono gue mau kerja." usirku padanya. Ia merengut dan kembali ke kursi kerjanya sambil menggerutu tidak jelas.

Aku menghidupkan komputerku dan mulai mengerjakan tugasku yang kembali menggunung. Meski aku tergolong karyawati baru tapi tugas disini terbagi adil, tidak ada yang bisa berleha - leha nyantai. Apalagi kalau mendekati akhir bulan, lembur pun jadi. Namanya juga kerja, yang penting gajiku tidak dikurangi, kalaupun gajinya bertambah aku dengan senang hati menerimanya.

Semua juga tidak akan menolak jika gajinya bertambah. Kalaupun ada yang menolak, mending dikirim ke nomer rekeningku. Rekeningku dengan senang hati menerima dana sumbangan kalian. Hahaha... Hais, dasar mata duitan.

Tak terasa sudah waktunya jam makan siang. Tapi aku malas gerak ke kantin kantor meski perutku mulai demo. Mungkin dengan tidur membuat perutku sedikit terobati karna rasa lapar tadi. Aku melipat kedua tanganku di meja, lalu mendaratkan kepalaku disana dan memejamkan mata.

Davinno POV

Wajah seriusnya memandang komputer tidak bisa menyembunyikan kecantikannya. Bahkan disaat merengut kesal karna dinganggu sahabatnya tetap saja cantik. Dimataku dia amat sempurna, aku saja tidak pernah bosan memandangnya. Hari - hariku makin cerah sejak kedatangannya.

Love is FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang