Chapter 1

125 9 2
                                    

Haruka's POV

"DASAR ANAK TIDAK BERGUNA!!,,ITU SAJA TIDAK BECUS!! KAMU ITU BAGAIMANA,SIH?!?!" Ucap ibuku dengan kasar. Aku sudah terbiasa dengan keadaan ini.

>>> FLASHBACK<<<

"Haruka,kamu setelah melipat pakaian,cuciin piring,ya?!,,kamu lihatkan piring itu sudah menumpuk dan kotor!,kalau dibiarin malah numpuk nantinya!"

"Tapi,okaasama,kan ada maid nanti yg akan membersihkannya". Ucapku malas.

"Kau harus melakukannya Haruka,ingat visi keluarga Shindo?". Jawab okaasama,memancing ku.

"Ha'i,okaasama". Jawabku. Menyerah,karena tatapan tajam dari ibuku.
.

.

.

PRANNGG !!!!.

Piring yg kucuci tak sengaja jatuh dan pecah."Gawat..." ucapku gelisah."kalau Okaasama sampai tahu..matilah aku" ucapku kembali.Tapi takdir berkata lain.Okaasama mendengarnya dan langsung menuju dapur,mungkin suara piring yg pecah tadi cukup keras,sampai Okaasama pun mendengarnya dari kamar.

"Apa yg terjadi, Haruka?,bunyi apa itu tadi?" Tanya Okaasama dengan tatapan tajam yg berkesan mengintimidasi.

"A-anu...itu..suara..piring..pecah.." jawabku dengan gelisah,berharap keajaiban terjadi,supaya Okaasama tidak menghukumnya,hanya karena satu buah piring pecah. Tapi piring itu langsung diimpor dari Rusia,tanda persahabatan atas kerja sama Perusahaan Shindo dengan perusahaan Rusia ternama.

Tapi Dewi Fortuna tidak memihak Haruka.

.

.
>>> FLASHBACK END<<<

Author's POV

"DASAR ANAK TIDAK BERGUNA !!" Ucap Okaasama sambil menampar wajah Haruka.Haruka pun terjatuh.Okaasama mengangkat dagu Haruka hingga mata kedua insan ibu-anak itu saling bertatapan.

"Haruka,kamu tahu piring itu didapat darimana?". Ucap okaasama dengan dingin.

"D-dari Rusia". Jawab Haruka dengan ketakutan.

"Kau tahu betapa susahnya perusahaan kita untuk mendapat tawaran kerja sama dari negara itu?". Ucap okaasama kembali." Kau tidak akan pernah tahu betapa susahnya,maka dari itu kau harus menggantinya". Lanjutnya.

Haruka's POV

>>>FLASHBACK<<<
5 bulan yg lalu.

"Haruka !,kamu lihat tidak kartu Hp Okaasama?,,kartu Hp Okaasama hilang nih.." ucap Okaasama."Aku tidak melihatnya,Okaasama." Ucapku cuek."Tolong bantu Okaasama carinya,ya?" Ucap Okaasama kembali dengan gelisah.

Aku pun mengirim pesan ke Otousama untuk menanyakan dimana kartu Hp Okaasama.

BRAAKK !!!
"Mana ibumu?!" Ucap Otousama yg baru datang. "O-okaasama ada..d-disana" kataku dengan takut. Aku sudah merasakan firasat buruk tentang hal ini.

"Marino!,pantas saja kuhubungi berkali-kali tidak diangkat!! Ganti kartu,rupanya!!" Ucap Otousama didepan Okaasama.

"T-tapi--..." perkataan Okaasama terputus."Aku akan menyita Hp mu itu!!" Ucap Otousama.Okaasama terdiam. Aku terkejut melihat mereka berdua berkelahi. Mulai saat itu,Otousama dan Okaasama tak pernah bertegur sapa lagi. Tentu saja orang lain tak tahu akan keretakan keluarga kami. Hanya orang-orang terdekat saja yg tahu.

>>>FLASHBACK END<<<

Haruna's POV

"Haaah?!?!...sekarang aku harus membatasi uang saku ku,hanya untuk satu buah piring pecah?!?!,ya ampun..!!". Ucapku dengan marah,kesal,dan ekspresi lain yg tercampur di wajahku. Aku pun tidak tahu ekspresi yg mana yg kutunjukkan saat ini.

Aku pun berbaring di kasurku. Aku sudah terlalu banyak masalah,dari sekolah,teman,pribadi,dan sekarang uang saku?!. Apa salahku sampai menderita seperti ini Kami-Sama?.

Haaahh...lebih baik aku tidur. Akan buruk jika aku bangun terlambat besok. Batinku. Seraya memejamkan mata. Baru beberapa saat, Aku sudah terjatuh kedalam alam mimpiku.

In Haruka's Dream

Aku melihat ada anak kecil yg sedang berjongkok,memungut seekor burung kecil yg jatuh. Anak itu tampak familiar bagiku,apa lagi penampilannya. Tubuhnya dibalut dengan gaun berenda selutut yg berwarna merah darah. Ia juga memakai sepatu dengan warna yg senada.

Ia tampak sedih dengan burung kecil yg sayapnya patah dan tak bisa terbang itu lagi. Dia tampak bingung harus apa. Anak kecil itu terus berpikir bagaimana caranya burung kecil itu bisa terbang lagi.

Tapi tampaknya pemikiranku salah. Anak kecil itu tidak mencoba membantu burung itu. Ia malah mengeluarkan cutter kecil berwarna merah darahnya. Dia mulai menusukkannya kepada burung kecil itu,berkali-kali dia menusukkannya kepada burung kecil itu. Sampai akhirnya ia berhenti dengan darah burung itu yg terciprat kemana-mana,bahkan ke tangan dan wajahnya.

Terlihat burung kecil itu bagian dadanya sudah berlubang yg sangat dalam,hingga aku dapat melihat ususnya yg sudah terburai kemana-mana.

Aku tak dapat berkata-kata melihat kejadian itu. Anak itu bukannya mau menolongnya,tapi mencoba membunuhnya supaya si burung kecil bebas dari penderitaanya.

Anak kecil itu menoleh dan menatapku. Dia tersenyum menyeringai,tandanya ia puas. Anak kecil itu mendekatiku. Aku semakin familiar melihat wajahnya.

Anak kecil itu adalah diriku.

!!

Author's POV

Kriiiingggg !!!!!!

Bunyi alarm weker berbunyi.

"Haahh?!". Haruka terbangun dari tidurnya dengan keringat yg bercucuran. Haruka pucat pasi mengingat apa yg terjadi dimimpinya barusan. Anak kecil itu tidak mungkin aku. Batin Haruka meyakinkan dirinya sendiri. Benar,aku tidak mungkin melakukan itu. Batinnya kembali.

"Benarkah ?"

"Hah?!,siapa itu tadi?" Ucap Haruka dan menatap seisi kamarnya. Tak ada seorang pun yg berada dikamarnya. Bahkan pintu kamarnya terkunci rapat.

"Mungkin halusinasi karena mimpiku.." Gumamnya pelan,seraya beranjak dari kasur menuju toilet.






To Be Continued....

Who Am I ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang