"Bangunlah." Ucapnya sambil memegang buku berwarna hitam.
"Apakah aku......" jawab laki-laki itu.
"Ya. Ikutlah denganku."
Ketika seseorang yang membawa buku hitam itu berjalan pergi dengan seseorang yang mengikutinya dari belakang, ia terhenti dan menghindar dari seseorang yang berlari ke arahnya. Lalu ia berjalan lagi. Ketika ia melihat ke arah seseorang yang berlari itu ia kaget dan terpaku.
Ia merasa sesuatu masuk ke dalam dirinya, tubuhnya merasa sakit. Ketika seseorang yang berlari itu menabraknya begitu saja.
"Kenapa rasanya sakit seperti ini?" Gumamnya dalam hati.
"Meskipun manusia melewatimu kamu tak akan merasakan apapun." Ia teringat ucapan dari Senior.
Ia menggeleng-gelengkan kepalanya karena bingung. Lalu ia melanjutkan berjalan kesuatu tempat bersama orang yang mengikutinya di belakang yang tak pernah terpikirkan oleh manusia.
kini tugasnya selesei, ia membuka buku hitamnya dan kembali melaksanakan tugasnya kembali. Kini ia hanya bisa melihat dan menunggu seseorang yang ingin bunuh diri. Ia duduk di halte bis yang sepi sambil memegangi bukunya. Pukul 11 malam, gadis itu menunggu mobil yang lewat dan berniat ingin menabrakkan dirinya ke mobil. Namun ketika ia mulai berjalan ke jalan dan ingin menabrakkan dirinya dengan mobil, seseorang datang menariknya.
"Kamu." Ucap seseorang yg memegang buku hitam.
"Apa kamu sudah gila? Kamu ingin mati" ucap laki-laki yang menyelamatkan gadis itu.
"Biarkan aku mati, tak ada gunanya aku hidup didunia ini." Gadis itu menuju ke jalan raya kembali.
laki-laki itu mengikuti gadis yang menuju ke jalan raya dengan maksud ingin menenangkannya dan mengurungkan niatannya untuk tidak bunuh diri.
"Weh, weh. Apa yang terjadi dengan buku ini. Begitu membingungkan, siapa, cepat beritahu sekarang." Ia mulai kesal dengan buku hitamnya yang bergerak-gerak.
Sedangkan mereka berdua masih di jalan raya. Sepertinya laki-laki itu berhasil mengurungkan niatan gadis itu untuk bunuh diri. Namun disisi lain seorang gadis masih bergelut dengan buku hitamnya. Hingga akhirnya buku hitamnya terlempar ke jalan raya. Namun dengan sigap ia berhasil menangkap bukunya.
Ketika itu waktu yang bersamaan lampu mobil mulai mendekat. Laki-laki itu mendorong gadis yang ingin bunuh diri itu agar terhindar dari mobil. Sedangkan laki-laki itu juga menghindar dan jatuh. Laki-laki itu jatuh tepat di hadapan gadis yang membawa buku hitam. Hingga akhirnya mereka jatuh bersamaan dan semua menjadi gelap.
Laki-laki itu terbangun diruangan yang berbeda. Ia berada dirumah sakit. Ketika ia terbangun suster datang untuk mengecek keadaannya.
" Apakah dia temanmu?" ucap suster itu.
" Teman?" jawabnya dengan bingung.
" Ia terjatuh bersamamu waktu. Sepertinya dia yang menyelamatkanmu dari kecelakan waktu itu." Ucapnya lagi.
" Dia berbeda dari wanita yang waktu itu, aku yakin bukan dia. Lalu siapa dia? Apa benar dia yang menyelamatkanku. Aku benar-benar tidak ingat." Ucapnya dalam hati.
" Beri tahu dokter kalau temanmu sudah sadar."
" Oh ya, bolehkah saya pulang sekarang?"
" Ya, tunggulah temanmu sadar baru kamu diperbolehkan pulang."
" Baiklah, makasih suster."
Laki-laki itu menghampiri gadis yang terbaring disebelahnya. Ia melihat betul-betul untuk mengingat kejadian malam itu.
" Kamu sudah sadar?" tanyanya.
Gadis itu bangun lalu duduk. Ia memperhatikan laki-laki yang berbicara dengannya.
" Apakah dia berbicara denganku? Mungkinkah dia bisa melihatku?" ucapnya dalam hati sambil memperhatikan laki-laki yang berada dihadapannya.
" Ini cewek kenapa lagi, kamu baik-baik saja kan?" sambil mengecek kepala gadis itu.
Gadis itu bingung dengan yang dilakukan laki-laki yang ada dihadapannya. Lalu ia menyingkirkan tangan laki-laki itu.
" Apa kamu bisa melihatku?" tanya gadis itu.
" Hahaha, tentu saja." Laki-laki itu tertawa dengan pertanyaan yang terlontar dari gadis itu.
Gadis itu menjerit dan pergi meninggalakan laki-laki itu. Namun ia terhenti karena laki-laki itu memegang tangan gadis itu.
" Mau kemana?" tanya laki-laki itu.
" Buku, bukuku kemana?" ia melepaskan tangannya dan mencari bukunya di semua tempat ruangan itu.
" Buku?"
" Ya, buku yang warnanya hitam. Aduh gimana ini, aku harus bagaimana?" ucapnya yang masih mencari-cari buku hitamnya.
" Ayo ikut aku." Ia menarik gadis itu keluar.
Mereka keluar dari rumah sakit. Laki-laki itu bingung harus kemana ia akan membawa gadis itu. Gadis itu hanya diam sambil mengikuti langkah laki-laki itu.
" Hei, apa kamu yang menyelamatkanku waktu kejadian malam itu?" tanya laki-laki itu.
" Ya, benar." Ucapnya dengan santai.
" Bagaimana bisa? Akupun tidak mengingat sama sekali ada seseorang selain gadis yang ingin bunuh diri."
" Bisa, kamu terjatuh dihadapanku. Lalu aku menghindarkanmu dari mobil yang ingin menabrakmu, tak tahu kenapa setelah itu seolah dunia ini menjadi gelap."
" Terjatuh? Bagaimana kamu bisa menghindar dari mobil itu kalau kita memang jatuh bersamaan?"
" Kamu tak kan percaya jika aku mengatakannya."
" Dasar gadis aneh, aku tahu kemana aku akan membawamu, ikutlah denganku."
" Kemana, tunggu dulu." Ia melepaskan tangannya dari laki-laki itu.
Ia merasa ada yang aneh dalam dirinya. Ia terdiam sejenak. Lalu ia berteriak karena kaget.
" Ya ampun apa yang terjadi denganku?" ucapnya.
" Gadis ini aneh atau memang agak.... Ya sudahlah."
" Apa aku bernafas, jantungku berdetak. Apa kamu juga seperti itu?" ia mencoba mendengarkan detak jantung laki-laki itu dengan mendekatkan telinganya.
" Apa yang kamu lakukan, dasar gadis aneh. Cepatlah ikut denganku." Ia menyingkirkan gadis itu dari dirinya dan menarik kembali untuk pergi kesuatu tempat.
Mereka tiba disuatu tempat, kantor polisi. Laki-laki itu membawa gadis itu ke kantor polisi. Gadis itu hanya mengikuti kemana laki-laki itu akan membawanya.
" Permisi pak, gadis ini mungkin tersesat dikota ini. Saya sudah tanyakan tempat tinggalnya tapi dia tidak mau mengatakannya. Tolong bantuannya."
" Baiklah. Siapa namamu?" polisi bertanya kepada gadis itu.
Gadis itu melihat-melihat ruangan dimana ia berada. Ia tidak tahu dimana ia sekarang. Ia kelihatan bingung. Laki-laki itu menyenggol tangan gadis itu.
" Emmmmm. Hehehe." Gadis itu hanya tersenyum.
" Siapa nama anda?" tanay polisi kembali.
" Nama? Haruskah aku mempunyai nama?" gadis itu bertanya kembali.
" Semua orang yang hidup didunia ini mempunyai nama, apa kamu tidak mempunyai nama? Aneh sekali." Ucap laki-laki yang membawanya itu.
" Nama, nama, emmmmmm....... Bee." Jawabnya.
Ia menjawab ketika melihat iklan di tv yang menampilkan tayangan lebah dalam bahasa inggris.
" Bi?" tanya polisi kembali.
Ia menganggukkan kepalanya.
" Nama lengkap anda?" polisi menanyakan kembali.
Gadis itu bingung ingin menjawab apa, ia melihat kebelakang kembali ke arah tv. Lalu ia menjawab kembali.
" Vanilla." Ia menjawab dengan tegas.
" Vanila, vanila bi, bi vanila?" tanya polisi kembali karena bingung dengan nama yang baru ia dengar.
" Bi, emmmm. Bi Vanila, ya namaku Bi Vanila."
" Nama yang aneh." Ucap laki-laki itu.
" Dimana anda tinggal?"
Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tidak akan memberitahu dimana ia tinggal. Karna ia tahu manusia tak akan percaya dimana ia tinggal.
" Orang tua anda?"
Gadis itu menggelengkan kepalanya lagi.
" Apa anda tidak mengingat siapa orang tua anda dan dimana anda tinggal?"
Ia menggelengkan kepalanya lagi.
" Kalau kamu tidak ingat, nama kamu tadi.... Ya ampun!" laki-laki merasa kesal.
Gadis itu hanya tersenyum terhadapnya dan dihadapan bapak polisi yang menanyainya tadi.
Alye, nama laki-laki itu. Setelah ke kantor polisi Alye membawa Bi kerumahnya. Ia kasihan terhadap gadis itu, dan ia hanya ingin membalas kebaikannya.
" Jadi kamu disini tidak mempunyai siapa-siapa?" tanya mama Alye.
Gadis itu hanya terdiam. Alye datang membawa makanan untuknya dan untuk Bi. Mereka bertiga duduk di meja makan.
" Makanlah." Ucap Alye.
" Kasihan sekali gadis ini." Ucap mama Alye.
" Udahlah ma, biar dia makan dulu."
" Kalau gitu kamu tinggal saja disini sama tante dan Alye."
" Apa, tidak, tidak. Nggak bisa gitu dong ma. Kita kan nggak tahu asal-usul dia, kalau dia orang jahat gimana, kan kita nggak tahu."
" Jahat, kamu itu yang nakal. Tadi malam keluyuran kemana, nggak kasih kabar mama kalau kamu kecelakaan, untung kamu nggak apa-apa?" sambil menjewer telinga Alye.
" Sakit ma, aduh."
Bi hanya tersenyum lalu tertawa melihat Alye kesakitan. Bi mencoba untuk makan, ia melihat bagaimana Alye makan makanannya. Lalu ia mengikuti bagaimana cara memakan makanan yang ada dihadapannya.
" Wah, enak sekali makanannya. Ini makanan apa?" tanya Bi.
" Kamu nggak tahu apa makanan ini? Cewek ini benar-benar kehilangan semua ingatannya." Ucap Alye yang kaget dengan pertanyaan Bi.
" Sudah-sudah, mama mau ke toko dulu, siapa tahu ada pelanggan. Al berikan baju mama yang ada dilemari mama yang pas untuk dia, dan tunjukin kamarnya. Mama mau ketoko dulu."
" Eh, kamu boleh tinggal disini itu karna aku mau membalas kebaikanmu saja, ngerti." Ucap Alye beranjak dari meja makan.
" Ya ya ya. Makanan ini sungguh enak, apakah setiap hari manusia makan? Emmmm, entahlah." Ucap Bi yang tak memperdulikan Alye, dan melanjutkan untuk memakan makanannya.
" Dasar cewek aneh, huufftt." Alye merasa kesal karna ia tidak memperdulikannya berbicara.