KESEDIHAN DAN EMOSI

109 4 0
                                    


" Wow, apa ini yang namanya bunga? Indah sekali, dan harum." Ia mengambil satu tangkai bunga mawar.
" Semua orang tahu kalau ini itu bunga. Memangnya kamu berasal dari planet mana hingga kamu nggak tahu yang namanya bunga." Ucap Alye dengan ketus.
" Yeee, aku tahu lah. Aku tahu dari manusia yang membaca buku dan baru kali ini aku melihat bunga secara langsung. Ternyata lebih indah dari yang ada digambar. Wah, bagus sekali." Ucapnya sambil memutar-mutar bunga yang ia pegang.
" Dasar cewek aneh." Alye meninggalkannya setelah selesai membungkus bunga untuk pelanggan.
" Bi, sini." Mama Alye memanggil Bi.
Mama Alye memiliki toko bunga. Berbagai macam bunga ia jual. Alye hanya tinggal berdua dengan mamanya. Karena mama Alye pernah bilang kalau ayahnya sudah meninggal waktu ia kecil. Setiap harinya setelah Alye pulang sekolah ia membantu mamanya ditoko. Mengantar bunga, melayani pelanggan hingga merangkai bunga untuk pelanggan.
" Bisa tolong tante ambilin bunga yang warna kuning itu untuk tante?"
Bi menoleh kearah yang ditunjuk mama Alye. " Oke."
" Makasih."
" Tante, karna Bi tinggal disini, Bi nggak tahu apa yang harus Bi bayar untuk membalas kebaikan tante. Jadi bolehkah Bi bekerja di toko tante ini. Please, boleh ya!" Bi memohon kepada mama Alye.
" Emangnya kamu bisa bantuin tante disini? Nggak perlulah Bi bantuin tante. Kan ada Alye yang udah bantuin tante tiap harinya." Sambil merangkai bunga.
" Tante, dari novel yang Bi baca, manusia itu harus membalas kebaikan dari orang yang udah baik ke kita. Jadi boleh ya tante, boleh ya. Please."
" Nggak usah pasang muka sok manis gitu, tetep aja jelek." Sahut Alye yang datang mengambil beberapa bunga yang berada di dekat mereka.
" Yeee, aku lihat-lihat wajah kamu juga nggak ganteng-ganteng amat." Ucap Bi yang mulai kesal.
" Hanya cewek aneh yang nggak tertarik dengan wajahku. Dan cewek aneh itu, kamu." Ucap Alye sambil mengacak-ngacak rambut Bi.
" Iiih, Alye. Berantakan nih rambut aku."
" Sudah-sudah, Bi boleh bantuin tante ditoko. Tante mau nyamperin pelanggan dulu."
" Yeee, makasih tante. Bunga, bunga, ini bunga mawar merah, emmmm yang ini mawar putih. Wah bagus sekali bunga itu." Bi menghampiri bunga yang berada disudut toko.
" Aduh, cewek itu lama-lama bisa membuatku gila. Apa kecelakaan itu yang membuatnya jadi begitu? Apa semua itu juga salahku? Tuhan tolong aku." Ucap Alye.
Bi gadis yang sangat polos. Ia lucu, periang dan juga ramah. Ini hari pertama ia menjadi manusia. Takdir yang merubah semuanya.
" Aku ingin kembali, bagaimana cara aku kembali." Bi berbicara sambil memandang langit mala mini.
" Apa yang sedang terjadi denganmu?" ucap seseorang yang tiba-tiba berada didekatnya.
" Sen, kenapa baru datang. Aku berubah menjadi manusia, kenapa bisa begini?"
" Kamu harus menemukan buku itu jika kamu ingin menjadi malaikat kembali." Mulai beranjak pergi.
" Tunggu, dimana aku harus mencarinya?"
" Malaikat tidak boleh terlalu lama berbicara dengan manusia."laki-laki itu menghilang begitu saja.
" Sen tunggu, tunggu dulu. Jangan pergi, aku belum selesai."
Bi duduk kembali sambil melihat langit. Ia duduk sendirian di samping rumah Alye. Keadaan rumah sepi karna waktu sudah menujukkan tengah malam. Bi sedih karna ia tidak bisa kembali ketempat dimana ia berasal. Ia terus memandangi langit.
" Bagaimana aku bisa menemukan buku itu kembali, dimana aku bisa menemukannya. Sampai kapan aku menjadi manusia, apa ini sebuah hukuman untukku." Bi mulai meneteskan airmata.
Hatinya merasa sakit, ada sesuatu yang aneh dalam dirinya. Ia merasa ada dorongan dari dalam dirinya hingga tiba-tiba ia merasa sedih dan meneteskan airmata. Ketika ia menangis tiba-tiba sesuatu jatuh dari atas langit. Hujan rintik-rintik mulai turun.
" Apakah manusia selalu mengalami ini. Sesuatu terasa sakit didalam hati. Dan sesuatu keluar dari mataku. Dari novel yang aku baca ini yang dialami manusia ketika bersedih." Airmatanya terus keluar dari matanya.
Lalu ia memandang langit kembali. Ia merasakan ada sesuatu yang jatuh menimpa tubuhnya. Air hujan membasahi tubuhnya.
" Apa ini hujan?" ia menadahkan tangannya hingga merasakan ada air yang jatuh ketangannya.
Lalu ia berlari kedalam rumah. Ia menuju kamarnya. Ada sesuatu yang bersinar dimeja kamarnya. Ia meraih benda tersebut. Benda kecil seperti batu kerikil, namun berwarna bening.
" Simpanlah, kamu akan aman selama kamu menjadi manusia." Ucap laki-laki yang ia temui tadi.
Bi melihat kesetiap sisi sudut kamarnya, namun laki-laki itu tidak menampakkan dirinya.
" Makasih Sen, atas bantuannya." Ia memegang batu itu dan menyimpannya.
Pagi tiba, Bi membantu mama Alye menyiapkan sarapan. Ia melihat mama Alye membuat sarapan, sambil ia juga belajar. Bi sangat tanggap dan cepat bisa untuk melakukan sesuatu. Mama Alye sangat menyukai Bi, sebab ia gadis yang baik dan juga mampu membuatnya selalu ingin tertawa karena sikap polosnya.
" Ma Al langsung berangkat." Ucap Alye dengan buru-buru.
" Bentar dulu, makan dulu Al."
Tiba-tiba Bi berlari menghampiri Alye yang sedang memakai sepatu. Ia memberika sandwich untuk Alye. Alye menerimanya dan memakannya sambil menali sepatunya.
" Ngomong-ngomong mau kemana?" tanya Bi.
" Sekolah, belajar."
" Belajar? Apa aku boleh ikut, aku suka sekali belajar? Apa disana banyak buku? Aku suka sekali baca buku. Boleh aku ikut?"
" Hanya pelajar disana yang boleh sekolah disana. Kamu kan bukan siswa disana, jadi kamu dirumah saja. Ya udah aku berangkat."
Bi memegang tangan Alye ketika mulai beranjak pergi.
" Ijinin aku ikut ya, please. Aku ikut, pokoknya aku ikut." Ia terus memohon ke Alye.
Alye mencoba melepaskan tangan Bi dari dirinya. Tapi Bi memeganginya dengan kuat.
" Ayolah jangan bersikap kekanak-kanakan, aku buru-buru, lepasin tangan kamu." Mencoba melepaskan tangannya dari Bi.
" Aku mau ikut, aku nggak akan lepasin sebelum aku boleh ikut denganmu."
" Eh ada apa ini, katanya mau berangkat kok masih disini?" mama Alye menghampiri mereka.
" Nih." Alye menunjukkan tangannya yang dipegangi oleh Bi.
Bi hanya tersenyum ke arah mama Alye. Mama Alye menyuruh Bi melepaskan tangannya dari Alye.
" Besok Bi boleh ikut, sekarang biarkan Alye sekolah dulu oke, tante akan masakin buat Bi yang enak banget hari ini."
" Benarkah? Ya ya ya, oke. Pergilah sekarang." Ia melepaskan tangannya.
" Kenapa ia selalu menyebalkan. Huufft." Ucap Alye ketika mamanya berhasil membawa masuk Bi kedalam rumah.
Alye adalah cowok yang banyak disukai cewek disekolahannya. Banyak yang mengidolakannya, hingga setiap harinya ia selalu mendapat beberapa hadiah dari cewek yang mengidolakannya. Alye tipe cowok yang agak cuek terhadap cewek. Bukan 100% cuek terhadap cewek, hanya 50%. Ia cukup terkenal di sekolahannya. Ia jago basket, main musik dan bernyanyi.mungkin karena itu para cewek mengidolakannya.
" Huufft. Teman-teman kalian boleh ambil semuanya." Ucapnya ketika ia duduk diruang kelasnya.
Serentak murid-murid yang ada dikelasnya berdesakan mengambil sesuatu dari mejanya. Semua itu dari seseorang yang mengidolakannya. Mulai dari makanan dan juga hadiah lainnya. Namun kebanyakan mereka memberinya coklat.
" Hei." Sapa Alye kepada teman sebangkunya Limho.
" Gimana keadaanmu Al?" tanya temannya itu.
" Lihatlah aku masih hidup, dan nggak apa-apa." Ucapnya dengan cengengesan.
" Syukurlah kalau begitu."
" Kenapa jidat kamu? Siapa yang ngelakuin ini sama kamu ha!" Alye mulai marah ketika melihat jidat temannya membiru seperti abis ditonjok seseorang.
" Bukan, ini nggak apa-apa. Kemaren itu....... Ya aku nabrak lemari waktu bangun tidur. Ya nabrak lemari, udahlah nggak ada yang perlu dikhawatirin." Ucap Limho dengan santai.
" Oke kalau begitu." Ia menepuk pundak temannya itu.
Alye sebenarnya tahu apa yang terjadi waktu ia nggak masuk sekolah kemaren. Namun ia pura-pura tidak terjadi apa-apa. Limho adalah temannya, teman dari waktu ia SMP sampai SMA sekarang ini.
****
Pulang sekolah Alye sengaja menabrak teman sekelasnya yang memang suka membuat keributan dikelasnya. Waktu Alye beranjak keluar pintu kelas untuk pulang ia sengaja menyenggol tangan temannya itu.
" Sorry bro sengaja." Ucap Alye santai lalu cuek.
" Eits." Koiko menarik undak Alye.
Koiko, seseorang yang sering membuat rebut beserta kedua temannya Arqu dan Bhoeso.
" Apa?" tanya Alye santai.
" Oh ternyata ini anak ngajak ribut." Bhoeso ikut bicara.
" Emang kenapa, nggak berani?" Alye merapikan tas ranselnya.
Lalu Koiko mulai menonjok muka Alye. Namun dengan sigap Alye menangkap tangannya. Terjadilah pertengakaran yang disaksikan teman-teman sekelasnya. Suasana menjadi rame dan tak ada satupun yang ingin terlibat dalam perkelahian itu. Jika mereka ikut campur maka ia juga akan ikut ke ruang BK. Kenapa? Bagi mereka tempat itu ialah tempat yang mengerikan dengan guru yang mengerikan juga.
Setelah beberapa saat guru BK datang, perkelahian selesai. Alye dan Koiko beserta dua temannya aka mendapat masalah besar karna perkelahian itu. Alye sebenarnya tidak ingin berurusan dengan mereka, karna mereka yang memulai membully temannya Limho, Alye yang geram lalu turun tangan. Memang salah yang dilakukan Alye dengan jalan perkelahian, namun emosi tidak bisa dihindari dalam diri Alye.

BI ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang