FIRST TIME

105 6 0
                                    


" Apakah sakit?" Bi mengobati muka Alye yang berdarah.
" Nggak. Coba rasakan." Alye mencubit tangan Bi.
" Aaaa......... sakit." Ucap Bi.
" Ya udah tahu kan gimana apa yang aku rasain." Ia menahan sakit karna perkelahian tadi.
" Emang tadi ngapain sampai kayak gini?" tangan Bi masih mengobati luka Alye.
" Ini urusan laki-laki, diamlah." Jawab Alye cuek.
" Dasar cowok cuek. Nih rasain." Ucapnya dalam hati dan lebih keras menekan pelipis Alye yang berdarah dengan kapas.
" Aaaaa... bisa pelan nggak sih!" Alye meringis kesakitan.
" Oh sorry, makanya kamu diem biar nggak sakit."
Alye mencuri pandangan ke arah muka Bi tanpa Bi tahu. Sedangkan Bi masih sibuk mengobati luka yang ada dimuka Alye. Lalu mereka saling bertatap muka satu sama lain. Bi menghentikan tangannya yang sedang memegang kapas dan menatap Alye. Suasana berubah sunyi dengan mereka yang saling menatap satu sama lain.
" Kamu suka denganku?" tanya Alye serius.
Bi masih terdiam dan bengong dengan pertanyaan Alye.
" Bilang aja iya, siapa yang nggak suka dengan seorang Alye yang popular disekolahan." Ucapnya menyombongkan diri dihadapan Bi dan lalu tertawa.
" Dasar, udah aku mau bantu Mama ditoko."
" Hahaha, sumpah muka kamu lucu banget tadi." Alye terus tertawa.
Dengan kesal Bi menempel plester dimuka Alye dengan sangat keras hingga Alye kesakitan.
" Tuh, moga cepet sembuh." Bi meninggalkan Alye.
Alye meringis menahan sakit di meja makan.
***
Bi masuk ke toko bunga membantu Mama Alye kembali. Ketika Bi datang Mama Alye ngomel-ngomel tentang Alye. Bi hanya mendengarkan apa yang Mama Alye katakana sambil membungkus bunga untuk pelanggan.
Tak lama Alye masuk ke toko. Mama Alye langsung nyamperin dan menjewer telinga Alye. Lengkap sudah kesakitan yang ia rasakan. Sakit karna perkelahian, sakit karna Bi sengaja menempel plester dengan keras dan sekarang sakit karna dapat jeweran dari Mamanya.
" Ini dia anak yang nakal, udah dibilangin nggak usah bikin masalah disekolahan. Untung saja paman kamu salah satu pengurus yayasan disana. Kalau nggak bisa dikeluarin dari sekolah itu. Kamu mau dikeluarin dari sekolah itu?" ucap Mama Alye jengkel.
" Aduh Ma sakit. Kalau dikeluarin ya pindah sekolah lah."
" Emang bandel ya kamu Alye." Mama Alye menjewer Alye lagi.
Bi melihat kejadian itu sambil senyum-senyum. Mama Alye masih ngomel-ngomel ke Alye. Alye tertunduk dan hanya mendengarkan perkataan Mamanya. Bi teringat sesuatu, ia mengambil sesuatu didalam sakunya. Batu bening seperti kaca yang bersinar, sebut saja batu Kristal. Ia memandangi batu itu.
" Apa yang bisa aku lakukan dengan batu ini? Bagaimana ia menjagaku?" ucapnya dalam hati.
" Bi bisa angkat telfonnya?" suara Mama Alye yang keras dari sudut ruangan.
" Em. Iya." Bi memasukkan Kristal itu kedalam sakunya dan beranjak mengangkat telfon. " Hallo, toko bunga D'flowers ada yang bisa dibantu?" ucapnya dengan ramah. " Emmm. Iya." Bi menuliskannya disebuah kertas. " Oke, bentar ya." Sambil menekan-nekan kalkulator. " Ya, jadi semuanya 250.000." Meletakkan kalkulator dimeja. " Ya, nanti akan kami kirim secepatnya. Terimakasih sudah beli di toko bunga D'flowers." Ia menutup telfonnya.
***
" Masakan Mama adalah masakan yang paling enak sedunia." Ucap Bi dengan lahapnya makan malam bersama Mama dan Alye.
" Ya iyalah, makanya belajar masak biar bisa masak masakan yang enak kayak Mama." Sahut Alye.
" Baik. Aku akan belajar masak yang enak seperti yang Mama masak."
" Yakin?" tanya Alye.
Bi mengangguk yakin. Sedangkan Mama Alye hanya tersenyum mendengar obrolan mereka malam itu. Setelah makan malam Alye pergi keluar. Tentu saja Bi mengikutinya. Mereka jalan berdua sekedar mencari angin dengan jalan kaki. Rumah mereka tak jauh dari jalan raya. Mereka menikmati indahnya kota Jakarta dimalam hari dengan berjalan kaki. Mereka pergi ketaman yang tak jauh dari rumah mereka.
" Indah banget malam ini, langit yang dipenuhi bintang-bintang dan bulan yang bersinar terang." Alye menghentikan langkahnya dan melihat ke langit.
Bi ikut melihat ke arah langit. " Aku merindukan mereka, hai aku disini. Aku ingin kembali." Bi teriak dengan memandangi langit.
Alye bingung dengan apa yang dilakukan Bi. Ia tersenyum, menurutnya tingkah Bi lucu namun aneh. Lalu Alye menanyakan sesuatu ke Bi tentang latar belakang Bi sebenarnya.
" Meskipun aku bilang pastinya kamu nggak akan percaya." Ucap Bi.
Alye mengira bahwa Bi mengalami amnesia, hingga ia nggak tahu dimana ia tinggal. Lalu Alye menepuk bahu Bi.
" Semoga kamu cepet ingat darimana kamu berasal." Ucap Alye.
" Hah." Bi kaget dengan perkataan Alye. " Tapi, biarlah dia mengira aku hilang ingatan. Daripada aku certain pasti ia mengira aku gila dan pastinya nggak akan percaya." Lanjutnya dalam hati.
" Kenapa kaget begitu?"
" Hehehe, nggak apa-apa."
Lalu mereka berjalan kembali. Alye melihat tali sepatu Bi yang nggak terikat. Alye berhenti dan mengikat tali sepatu Bi sambil berjongkok.
" Sepatu dari Mama?" tanya Alye.
" Iya, aku suka sepatunya. Bagus dan nyaman dipake. Kamu mau nagapain?"
" Mau mengikat tali sepatu kamu." Alye mulai mengikat tali sepatu Bi.
" Wah, hebat. Aku aja nggak bisa mengikatnya. Makasih." Ucap Bi sangat senang.
Alye tersenyum. " Kamu adalah cewek teraneh yang pernah aku temui." Ucapnya dalam hati.
Lalu Alye berdiri kembali. Bi melihat ke sepatunya yang sudah rapid an lebih kelihatan bagus. Dan bi juga mencoba berjalan kembali. Ia merasa bahwa lebih mudah berjalan dari yang sebelumnya ketika tali sepatunya belum terikat. Alye tak sengaja melihat ada sesuatu yang bersinar di saku baju Bi.
" Itu apa yang bersinar?" Alye menunjuk ke saku Bi.
Bi mengeluarkannya. " Ini batu Kristal. Batu ini yang akan menjagaku selama dibumi."
" Kok nggak bersinar, tadi aku lihat bersinar."
" Batu ini akan mengeluarkan sinar yang berbeda-beda. Mau coba? Coba kamu pegang."
Bi memberikan batu itu ke Alye. Alye mengambilnya dan melihatnya ditelapak tangannya. Batu itu yang semula berwarna bening berubah menjadi biru. Hal tersebut seperti magic baginya. Alye terdiam melihat batu Kristal itu berubah warna.
" Itu tandanya kamu nggak apa-apa dan nggak akan terjadi bahaya sama kamu."
" Memangnya berubah menjadi warna apa saja?" tanya Alye penasaran.
" Kalau bersinar berwarna merah itu tandanya aka ada bahaya jika biru maka aman-aman saja. Cuma itu yang aku tahu."
" Kok berubah lagi, nggak berwarna sama sekali." Alye kaget karna batu Kristal kembali kewarna semula.
" Batu akan berubah ketika kamu tahu keadaan kamu saat itu juga. Kan sekarang udah tahu jadi ya berubah lagi. Sini batunya kristalnya entar kamu jual lagi ini batu."
" Yeeee, memangnya aku tukang koleksi batu akik apa?"
" Hahaha." Bi tertawa senang.
" Kenapa?" tanya Alye kesal.
" Mirip." Lalu Bi berlari meninggalkan Alye.
" Tunggu, awas lo ya ngatain aku tukang koleksi batu akik." Alye berlari mengejar Bi.
Mereka saling mengejar satu sama lain. Malam ini ialah malam awal kedekatan mereka dari pertama mereka kenal dan bertemu. Alye yang memang agak cuek dan Bi sang cewek aneh namun membawa keceriaan.

Semoga nggak bosen ya sama ceritanya, jangan lupa kasih vote biar semangat ngelanjutin ceritanya 😊

BI ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang