Hidup itu pilihan. Tapi bagaimana kalau kamu terjebak dalam situasi yang hanya memberikan satu pilihan yaitu; dibohongi?
Sebelumnya aku pernah bilang, kalau kebohongan itu menyeramkan. Tapi, aku harus bisa menerima bahwa kebohongan itu nyata, dan terjadi.
Jiwa manusia tidak akan pernah lepas dari keegoisan. Keegoisan itu sendiri akan mendorong manusia untuk melakukan kebohongan.
Kalian yang berbohong mungkin akan lupa, tapi orang yang kalian bohongi akan ingat jelas kejadian itu.
Kejadian itu seakan menggerogoti memori mereka, mereka tersiksa dibawah kebohongan kalian.
Camkan itu.***
"Senyum-senyum aja lo mah, geli tau ga gue ngeliatinnya." Celetuk Rima, aku tersentak ketika mendengar kata-katanya.
"Udahlah Rim, namanya aja orang dimabuk cinta. Makanya, jangan jomblo terus, rim, sedih gue ngeliatnya." Ledek Aisyah, Aku dan Khansa cekikikan.
"Eh liat nih! Moniq update status baru!" Khansa yang sedang main HP langsung tertawa terbahak-bahak menatap layar HPnya. Bagaimana tidak tertawa, melihat status teman sekelas mereka yang kelewat alay:
Moniqa Chandra Livia:
Kmu kpn peka sich? Hati ini seakan teriris menunggu kepekanmu, sakit hati eneng, bang..
Tawa Khansa tiba-tiba makin meledak-ledak.
"EH GILA NIH RAYHAN! NGAKAK GUE NGELIATNYA! DIA COMMENT TAU GA DI STATUSNYA SI MONIQ"Rayhan Arief:
Alay lo."HAHAHA! NYARI MATI NIH ANAK, KAYA DIA GATAU KALO MONIQ MARAH GIMANA AJA!" Aisyah yang barusan melihat kelakuan teman sekelasnya itu.
"Btw, gimana kak Reza sama lo, yak?" Tanya Rima tiba-tiba, tiada angin tiada badai.
Aduh, kenapa Rima nanyain hal beginian ya. Gimana gue jawabnya."Gimana apanya? Kak Reza sama gue tuh ga ada apa-apa, percaya deh sama gue." Jawabku.
"Ga ada apa-apa gimana? Orang tiap hari kak Reza kaya selalu kepoin lo. Mau apa tuh orang kalo bukan pedekate." Todongan Khansa, sukses membuat aku gelagapan menjawabnya.
"Lagi pula lo itu cantik, yak, siapa sih yang ga mau sama lo? Udah deh, lo harus peka, kalo kak Reza beneran suka sama lo." Tambah Rima.
Duh ini kenapa gue punya temen, tiga-tiganya bersekongkol semua ya?"Yaampun, udah deh, gue ga mau kegeeran. Nanti kalo engga, gimana? Kan gue juga yang sakit"
Bohong, Yak, lo bohong sama diri lo sendiri. Dari awal, lo emang udah kegeeran."Btw lo blushing," ucap Rima. Aku malu, spontan menyentuh pipiku yang katanya memerah.
Tiba-tiba, HPku bergetar. Ternyata ada satu pemberitahuan yang masuk, dari Ask.FM. Ada anonymous yang memberiku satu pertanyaan.
Hai, gue cuma mau bilang sama lo. Jangan mudah dibohongi sama cowok. Bisa jadi, cowok itu cuma mau mempermainin lo.
Ini ngapain coba ada anon yang tanya ginian ke gue? Ah, palingan cuma salah nanya kali ya. Gapenting.
HPku bergetar lagi, ternyata ada satu pesan masuk di fitur LINE. Dan itu, Kak Reza!
Rezakk:
Yak, gue mau lo temuin gue sekarang di kantin lantai tiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uranus
Teen Fiction[COMPLETED] Pernah membayangkan orang yang sifatnya mirip planet? Dia benar-benar seperti Uranus! Uranus planet terdingin, yang ingin menjadi Matahari yang menghangati seluruh seluk beluk Tata Surya. Apa nasibnya seperti Uranus? Semuanya menusuknya...