Prolog

3.8K 252 11
                                    

Aldric melangkahkan kakinya keluar dari rumah Gracia, tantenya, dengan tergesa-gesa. Dadanya naik turun tidak beraturan, tanda bahwa ia seperti dikejar seseorang dan menghindarinya.

Sial. Umpatnya di dalam hati, lagi.

"Kak Adrik! Kok pergi, sih?!"

Teriakan itu kembali terdengar. Namun kali ini terdengar lebih dekat, membuat Aldric menghela napas dan berhenti dengan terpaksa. Ia menggeram di tempatnya, mengepalkan kedua tangannya di samping tubuhnya dan menunggu gadis itu agar benar-benar berada di depannya. 
"Kak Adrik, ucapan Dora yang tadi itu beneran. Nggak boong!" Dora mengacungkan kedua tangannya membentuk huruf V, lalu memberikan cengiran tak berdosanya. Membuat lawan bicaranya merapalkan kata sabar di dalam hati.

Aldric menatap Dora yang hanya sebatas dadanya dengan alis terangkat satu. "Nggak, Dora."

Dora membuka mulutnya lebar, setengah tidak percaya dengan yang diucapkan sepupu jauhnya itu. "Maksudnya, nggak, apa? Dora beneran, suer!"

"Ya Tuhan, Dora!" geram Aldric tertahan.

Dora mencebikkan bibirnya kesal, dan berpikir kenapa susah sekali mendekati kakaknya itu? Bahkan untuk menyentuh tangannya saja, Aldric sudah meneriakkan namanya dengan kesal. Sejenis ... saat kamu mengganggu macan yang kelaparan. Walaupun Dora tahu, Aldric sendiri pun pasti sudah teramat sangat bosan dengannya.

"Tapi, Kak, Dora memang suka sama Kak Adrik." Dora menatap wajah Aldric dengan mata yang berbinar kecil.

"Masa Kak Adrik yang calon dokter, sarjana psikolog, nggak tau tanda-tanda orang kasmaran?" lanjutnya lagi disertai cengirannya.

Aldric menghela napas, lagi, lalu ia mengalihkan tatapannya. "Jangan gila," desisnya tajam dan terkesan dingin.

Sebelum ia meninggalkan tempat, matanya melirik sekilas raut wajah Dora yang merengut seperti biasa. Namun ia melihat pancaran kekecewaan di sana dan ia tidak peduli.

Dora sendiri yang masih berdiri di sana menatap punggung Aldric dengan nanar. Pandangannya kabur, namun air matanya tidak keluar. Seiring dengan itu, ia bertekad bahwa dirinya harus selalu bersama Aldric. Walaupun pria itu sendiri pasti jengah dengannya.

Dan Dora tidak peduli.

=====

Vote dan comment kami tunggu ya....

Salam dari kami:

Priskasavira dan Inge Shafa (cokatpth)

Follow Instagram: @aldrickenziealharon dan @kyuhfgd

Listen To My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang