Aku melangkah dengan tergesa-gesa sambil mendorong koperku, yaahh... bisa dibilang yang lumayan berat. Kepalaku agak pusing akibat jetlag.
Seorang pria yang berpakaian serba hitam menundukmdan menyapaku.
"Selamat datang Miss...." kata pria itu sambil membukakan pintu untukku.
"Thanks...." kemudian aku masuk ke dalam mobil limusin berwarna hitam tersebut. Pria tadi yang merupakan bodyguard-ku kemudian menutup kembali pintu mobil.
Supir andalanku mulai menyalakan mesin dan menjalankan mobil dengan kecepatan rata2. Selama di perjalanan aku hanya menatap nanar keluar kaca mobilku.
Suasana kota ini tampak begitu ramai, orang2 berlalu lalang untuk melakukan aktivitasnya.
Dia....
Entah mengapa tiba2 pikiranku melayang padanya. Apakah sekarang ia sudah menikah dengan wanita itu?
Aku menghela nafas. Kemudian mengusap wajah tirusku dengan kasar.
Untuk apa aku memikirkannya??? Tentu saja ia sudah menikah. Dan mungkin saja mereka sudah memiliki anak dan hidup bahagia....
Bayangan keluarga bahagia membuat dadaku terasa nyeri, seperti waktu itu, aku melihatnya berciuman dengan wanita itu di halaman sekolah.
Aku tersenyum miris mengingat itu. Mereka tampak saling mencintai.
"Nona? Bagaimana perjalanan anda?" Pertanyaan supirku membuat lamunanku terbuyarkan dan membuatku sedikit kaget.
"Cukup melelahkan, Dave..." gumamku jujur.
"Anda sekarang banyak berubah, Nona..." aku hanya membalas perkataanya dengan tersenyum tipis. Ya, sekarang aku banyak berubah.
Aku bukan lagi gadis gendut berpipi chubby, aku juga bukan gadis yang cupu dan berjerawatan.
Sekarang aku sudah berubah menjadi supermodel yang cantik.
Semua pria ingin memilikiku. Bukannya aku sombong, tapi itu adalah sebuah kenyataan. Aku pikir dave sudah berhenti berbicara, tapi ternyata Dave kembali berkata."Saya yakin Tuan dan Nyonya tidak lagi mengenali wajah dan penampilan anda Nona. "
"Aku tetap masih sama, Dave.,," gumamku. Walaupun memang banyak yang berubah dariku, tetapi aku tetaplah aku, bukan?
"Sudah sampai..." ucapan Dave membuatku menoleh, mataku menangkap pemandangan rumah yang megah ini.
Tepatnya rumah keluarga kami.
"Apakah mereka ada di dalam?" Tanyaku, aku masih enggan untuk menemui mereka semua. Apa reaksi mereka jika melihat penampilanku yang sekarang? Terkejut?
Oh,,,, ya tentu, itu sudah pasti.
"Nyonya dan Tuan masih di kota New York, sedangkan tuan Ryan masih berada di kantor. Biasanya dia pulang malam. Atau mungkin sore." Jelas Dave membuatku sedikit lega mendengarnya. Setidaknya tidak ada yang tahu kalau aku pulang.
Tapi dia? Pasti dia akan melihatku bukan? Kenapa ia tidak tinggal dengan istrinya saja?
Dave membukakan pintu mobil untukku, aku melangkah keluar dari dalam mobil. Kaki jenjangku tampak indah dengan balutan heels mahal karya designer ternama.
"Bawakan koperku ke dalam, Dave." Pintaku. Aku melangkah terlebih dahulu, meninggalkan Dave yang masih mengambil koperku di jok mobil.
Aku menekan bel, dan menunggu sesaat. Sambil menunggu aku membenarkan kaca mata yang bertengger manis di hidung mancungku, mataku memang sudah tidak minus lagi. Kaca mata yang kupakai hanyalah kacamata anti debu untuk melindungi mataku saat di perjalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First Kiss
RandomWarning!!! 21++ Abel leoni clancy, seorang model yang sangat cantik, pintar, dan sangat berbakat. Namun memiliki masa kelam dalam hidupnya, yaitu mencintai Ryan Jason anak dari kakak ibunya. Awalnya Abel Leoni Clancy menganggapnya sebagai pria biasa...