| 24 |

4.7K 463 25
                                    

Semenjak Marcus memutuskan untuk memiliki hubungan lebih dari teman dengan Zola, hidupnya menjadi lebih menyenangkan. Zola merupakan pendengar sekaligus pemberi solusi yang baik walaupun umur gadis itu terbilang lebih muda dari Marcus sendiri.

Bersama Zola, waktu berjalan begitu cepat. Hingga akhirnya hari itu Zola mengajaknya datang ke rumahnya karena alasan ia sedang tidak ingin pergi dan lebih memilih menghabiskan waktu libur di rumah menonton banyak film.

Kini Marcus tengah berdiri di depan sebuah rumah berlantai dua berwarna putih dan hijau muda yang di hias dengan tanaman dan pohon-pohon terawat sehingga membuat suasana rumah tersebut tampak asri. Marcus menekan tombol bel yang berada di sisi pagar, dan tak lama kemudian sosok yang dicarinya pun keluar.

"Lama ya?" Zola dengan kaos pink tua serta celana hitam selutut berbahan sama tersenyum lebar ketika melihat Marcus akhirnya menginjakkan kaki di kediamannya. Marcus menggeleng di sertai dengan senyum yang tak kalah lebarnya. Senyum bahagia.

"Kamu lagi ngapain sekarang?" tanya Marcus ketika sudah duduk di sofa ruang keluarga dengan Zola yang berada di sebelahnya. "Lagi nonton The Scorch Trials. Kan mau liat cogan, itung-itung cuci mata." Zola menekan tombol play sehingga film yang sebelumnya terhenti, kini berputar kembali.

"Jadi, aku kalah sama Thomas Sangster?" tanya Marcus dengan wajah yang dibuat cemberut, namun Zola tidak mengalihkan pandangannya dari layar TV. Merasa diabaikan, Marcus memilih untuk memerhatikan sekitar rumah Zola. "Kamu sendirian, La?" tanya Marcus sambil sesekali menggoyangkan lengan gadis yang tengah fokus kepada layar TV agar ia mendengarkan pertanyaannya.

"Enggak kok, sama abang. Jam segini mah abang masih tidur, dia kan kebo." Jawab Zola tanpa mengalihkan pandangannya sekali pun. Marcus, yang merasa bosan karena kegantengannya terkalahkan oleh Thomas Sangster dan Dylan O'Brien, akhirnya memilih untuk menyibukkan dirinya dengan memainkan handphonenya.

"Dek, sarapan udah di siapin sama Mama?" suara serak khas laki-laki karena baru bangun tidur terdengar dari lantai dua bersamaan dengan suara pintu kamar yang tertutup kemudian di susul dengan langkah kaki menuruni tangga perlahan. Marcus langsung merubah posisinya menjadi lebih sopan karena ia tidak ingin di cap sebagai pacar yang tidak santun.

"Ada nasi goreng pedas kesukaan Abang di meja makan. Oh ya, tadi Bunda titip pesan katanya Kak Bulan telepon ke handphone Abang, cuma Abang masih bobo, jadi Bunda yang jawab. Nanti katanya Abang disuruh telepon Kak Bulan." oceh Zola tanpa mengalihkan pandangannya.

 Sebelumnya memang Zola tidak pernah bercerita dan Marcus tidak pernah bertanya mengenai keluarga Zola. Marcus berpikir kalau Zola adalah anak tunggal karena ia terlihat sangat di manja dengan segala kebutuhannya, namun ternyata ia salah. Dan kini, tubuh Marcus menegang begitu saja ketika mendengar Zola menyebutkan nama Bulan.Jadi abangnya Zola...

"Ngapain lo disini?!" mata Marcus melebar bersamaan dengan jantungnya yang berdegup dengan cepatnya ketika melihat orang yang turun dari lantai dua tersebut adalah Bumi Ardiansya.

- - - - -
JENG JENG

AKHIRNYA, setelah kehabisan ide total, 50secstoyou & Aidork membantu gue buat ngelanjutin cerita ini :") Oh ya, makasih juga untuk kalian dan LuthfiaMawaddah yang udah jadi pembaca yang selalu ngerebutin Marcus, Venus dan Bumi, KU SAYANG KALIAN<3<3

Makasih juga buat semuanya yang masih betah baca Venus & Bulan, nggak tau lagi deh gimana ngungkapinnya, pokoknya gue bener-bener seneng dan masih nggak nyangka bisa nulis sepanjang ini dan itu semua ada yang baca :")
Ku sayang kalian juga <3

Arsiani.

Venus & BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang