PROLOG - VJ

17K 746 8
                                    

"Cut!!!" Pria tampan dengan kacamata hitam di atas kepala, berjalan menuju jejeran botol air mineral yang memang sengaja disediakan bagi para crew.

Setelah meneguk beberapa air mineral, dia berjalan menuju sepasang kursi dan meja kecil yang ada di pojok ruangan. Sebuah laptop tampak siap diatas meja.

Setelah dia menyalakan laptop, matanya sibuk mencari file dokumen hasil buah pikirannya semalam.

"Di mana sih, perasaan gue taro sini file-nya." Bibirnya menggerutu sudah hampir lima belas menit lamanya. Namun, ia tak juga menemukan file tersebut.

Sebuah sentuhan di pundak membuyarkan konsentrasinya. "Cari apa sih, Beh?"

Pandangannya langsung beralih ke arah sumber suara, kemudian turun ke arah jemari lentik yang masih setia bertengger di bahunya yang kekar.

"Beh, beh, beh. Emangnya gue babeh lo?" ucapnya kesal.

Matanya memandang jijik ke arah wanita cantik nan seksi itu. Tangan kirinya menepis tangan wanita yang sudah lancang mendarat di atas bahunya.

"Biasa aja dong, Beh, kenapa sih lo jijik banget kayanya sama gue? Lo lupa ya sama ...,"

"Stop!! Nggak usah dilanjutin lagi, gue muak inget semuanya. Mending lo pergi jauh-jauh dari gue, atau gue bakal teriak dan mempermalukan lo di depan semua orang!" Pria itu bangkit dari kursinya dan berjalan meninggalkan wanita cantik dan seksi itu mematung.

"Sok nggak butuh lo sama gue! Liat aja lo nanti!" Wanita itu berlalu dan menuju ruang rias, karena shooting sebentar lagi akan dimulai.

Pria tampan dengan celana jeans belel dan kaos bewarna putih, berjalan menuju mobilnya. Diambilnya sebatang rokok dan korek api. Setelahnya dia berjalan ke arah pohon besar yang terletak di belakang mobil.

Sejak SMP dia memang sudah belajar menghisap rokok secara diam-diam. Beberapa kali dia berusaha untuk berhenti dari perilaku buruknya ini, tapi selalu saja gagal.

Dihisapnya rokok kretek kesukaannya itu, tubuhnya bersandar pada pohon kekar tersebut. Ini adalah lokasi favorite-nya bila sedang ada di lokasi syuting. Berusaha bebas, lepas dan mencari inspirasi walau selebihnya selalu tak dapat hasil apa pun.

"Woi di sini lo dari tadi!" Asistennya yang tak kalah tampan berhasil mengagetkannya yang sedang dibuai khayalan tingkat tinggi.

"Iya dong, ke mana lagi emang kalau bukan di sini?" Dihisapnya rokok miliknya itu dalam-dalam, dibuatnya beberapa kepulan asap rokok dalam bentuk lingkaran.

Asistennya menatapnya dengan seksama, dia paham betul kalau sang bos sedang tidak dalam kondisi yang baik.

"Kenapa lagi?"

"Ya, lo pasti tau, Bray!" Senyum miris tercetak di wajahnya.

"Kenapa? Si Almira lagi?"

Pria itu mengangguk, pandangannya berpendar ke sekitar.

"Udah bray, nggak usah lo ambil hati. Almira emang gitu, kok." Asisten tersebut menepuk pundak bosnya lembut.

Pria itu menghela nafas panjang. "Nah makanya gue males banget ketemu sama dia. Gue jenuh ada di sini, gue pengen banget liburan sebentar."

"Ke mana?"

"Ke mana aja yang penting bisa menenangkan pikiran gue, gue jenuh ama semua yang ada." Pria itu berjalan meninggalkan asistennya sendiri.

Sang asisten menatapnya bingung, tanpa bisa berkata apa pun. Selang beberapa detik, sang sutradara membalikkan tubuhnya sambil tersenyum licik. "Lo jangan bilang siapa-siapa kalau pulang dari sini gue mau cabut."

"Jangan bercanda lo, Bray. Serius lo?" Sang asisten menelan ludahnya dalam-dalam. Ia tahu kalau semua tugas bosnya akan dilimpahkan kepada dirinya.

"Gue percaya sama lo, Nyet!"


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hallo selamat siang, duh maaf yah kalau cerita ini aku publish ulang. Soalnya waktu nulis ini setahunan lebih yang lalu itu masa-masa masih jahiliah banget nggak, sih ... tulisan gue? Tulisan di wattpad pribadi pun nanti akan aku publish ulang. Semoga kalian terutama para APL, ALC, dan PV nggak akan ada yang bosan sama cerita ini atau pun cerita APL karyaku yang lain. Tetap voting dan terus baca yah, hihhiihi.

Untuk followers FWC yang bukan APL, ALC, atau PV yuk dibaca cerita Friendship Writer Community yang lain. Ada banyak genre dan cerita, sebagian besar saya unpublish karena sedang diperbaiki EYD-nya. Hal ini karena banyak cerita yang memang dulu dibuat saat member/ mantan member FWC masih di masa jahiliah dan galau-galaunya dalam menulis. Terus banyak juga cerita dari calon member FWC saat itu yang belum dapat ilmu kepenulisan dari kawan-kawan yang lebih paham ilmu kepenulisan.

Akhir kata, mohon maaf sekali lagi & tetap setia tuk vote cerita ini serta cerita lain ya. Hahahahahaha.

First update : Jakarta, 03 Maret 2016

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


First update : Jakarta, 03 Maret 2016

Revisi : Jakarta, 05 Juni 2017

VILLA JODOH by @kucingmungilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang