JANGAN LUPA VOTE KALAU SUKA DAN MAU NEXT. 500 VOTES TUK NEXT
***
Ali memicingkan matanya sebelah, dia mendengar suara merdu yang tengah menyanyikan lagu dangdut ternama. Penasaran dengan siapa pemilik suara itu, Ali pun mencoba untuk mencari tahunya. Dia menyusuri seluruh penjuru villa.
"Senin selasa katanya kuliah, rabu kamis alasannya kerja, jumat sabtu sam ...."
Mulut Ily menganga ketika dia menyadari seseorang memperhatikannya yang sedang menjemur pakaian sambil bernyanyi dangdut. Kali ini wajah Ily berubah merona bagai tomat yang baru matang.
"Kok, berhenti nyanyinya?" Ali bersandar di dinding rumah dengan kedua tangan yang disilangkan, senyum manis terkulum dari bibirnya.
"A Ali dari kapan aya di dieu?" Ily menyelipkan rambut panjangnya ke belakang telinga.
"Dari kamu nyanyi cinta satu malam."
"Apa? Seriusan A?"
"Sepuluh rius malah."
Illy mencoba tuk mengingat, itu artinya Ali sudah mendengarkannya bernyanyi sekitar sepuluh lagu dangdut.
"Duh gusti nu agung, kumaha iyeu." Ily menutup wajahnya dengan kain selimut yang akan dijemurnya. Ali yang menatapnya terkekeh geli melihat kelucuan Illy. Ali sangat gemas dibuatnya.
"Ily kadieu." Sebuah suara memanggil Ily dari dalam dapur.
"Iya Amih sakeudap." Ily yang sudah terlanjur malu buru-buru menyelesaikan jemurannya kemudian berlari tunggang langgang dengan baskom di tangan kirinya.
Ali yang masih tetap dalam posisinya hanya terbahak melihat pola tingkah Ily yang menurutnya beda dibandingkan gadis yang selama ini ditemuinya.
"Unik banget tuh cewek. Lucu, baik, rajin, pinter, gemesin, dan ... cantik." Ali menggigit bibir bawahnya karena gemas, entah kenapa dia tidak bisa lupa dengan kelakuan Ily yang menjemur pakaian sambil berjoget dan bernyanyi dangdut. Ily yang sudah sampai di dapur, menaruh baskom bekas membawa pakaian yang dijemurnya di pojokkan. Ily menghampiri ibunya yang sedang berusaha menyalakan api menggunakan batang bambu.
"Sini semprongnya Mih, biar Ily aja yang nyalain." Ily mendekat ke arah ibunya.
"Iyeu sok atuh, Amih bade ka imahna Bi Iwi heula." Bi Jojoh menyerahkan alat itu bernama semprong itu kepada Ily.
"Ada apa mau ke sana Mih?" tanya Illy penasaran karena tak biasanya sang ibu ke sana.
"Aya priogi we," ucap Bi Jojoh sambil membetulkan kain yang menjadi roknya.
"Oh gitu. Yaudah salam ka Bi Iwi nya Mih."
"Heeum."
Ily meniup-niupkan api dengan menggunakan batang bambu yang disebut dengan semprong. Ily yang pandai memasak sejak kecil sudah terbiasa menggunakan alat ini.
"Boleh aku bantu?"
Sebuah suara mengejutkan Ily, dia menoleh ke arah sumber suara. "A Ali?"
Jantung Ily berdebar, dia sengaja lari ke dapur untuk menghindari Ali. Namun, ternyata lelaki itu mengikutinya.
"Kenapa? Aku udah lupain kok tarian dan nyanyian dangdut kamu."
"A Ali mah." Wajah Ily merona hebat, kali ini dia tidak bisa kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
VILLA JODOH by @kucingmungil
Fanfic*Cerita diprivasi, silahkan follow akun kami untuk membaca* Mencoba untuk menghilang dari rutinitas Jakarta membawa dua orang anak manusia terjebak dalam satu atap. Kebersamaan yang mulanya kaku dan canggung, perlahan menumbuhkan perasaan nyaman, s...