Vote and Comment First :) Love you all :)
****
"Ga sih, memang kenapa?"
Syukurlah kalau begitu, batin Ali.
"Nggak apa-apa, abis kamu ngomonjn dia terus hari ini." Ali kemudian menutup pembicaraan, dia tak mau membicarakan wanita yang membuatnya ada di tempat ini sekarang.
Sepanjang jalan dari masjid menuju villa, Ali dan Ily hanya saling diam–suara jangkrik dan katak bernyanyi dan saling bersautan.
"Jauh banget ya, Neng, nggak ada jalan pintas, ya?" Akhirnya Ali buka suara dan membuyarkan keheningan di antara mereka.
"Ada sih, A, tapi lewat kuburan," ucap Ily terbata.
Ali mengernyitkan dahinya bingung. "Loh emang kenapa kalau lewat kuburan?"
"Nggak apa-apa, tapi kata orang kampung sih ... loba jurig, A." Ily mendadak memegang bulu kuduknya yang merinding.
Ali tertawa, bagi pria kota sepertinya tidak ada yang namanya setan. Dia tidak percaya dengan yang namanya hal gaib. "Ya ampun hari gini masih percaya sama hantu, Ily Ily."
"Abis kata semua orang angker." Ily memegang tengkuknya dengan tangan kiri.
"Yaudah kalau gitu kita buktiin kuburan di sana angker atau nggak."
"Serius?" tanya Ily terkejut.
"Seribu rius, udah sekarang kamu tunjukkin ke mana arah jalannya."
Ily dengan berat hati menunjukkan arah jalan pintas yang harus melewati kuburan. Ada perasaan takut dalam hatinya, bulu kuduknya merinding, ditambah suasana yang gelap dan tak ada orang satu pun yang lewat.
Saat memasuki areal pemakaman, Ily memejamkan matanya. Dia tak berani untuk menatap ke sekitar, takut kalau ada penampakkan makhluk astral yang akan mengganggunya.
Duh ... kalau ada yang nemplok di punggung aku kumaha atuh? batin Illy.
"Kamu takut, ya?" tanya Ali.
Ily menjawab dengan dehaman, dia sama sekali tidak berani tuk membuka mata atau mengeluarkan suara. Di pikirannya saat ini adalah bagaimana caranya Ali bisa mempercepat langkahnya dan segera sampai ke villa.
"Ily? Hey kok aku dicuekin, sih? Ajak ngomong gitu," goda Ali.
"Aa bisa cepetan nggak jalannya?" Ily saat ini sudah ketakutan level akut.
"Kenapa emang? Takut ada yang nyomot kamu dari belakang, ya?" Ali terbahak saat merasakan tubuh Ily gemetar, dan tak lama dia merasakan sesuatu yang ganjil di punggungnya. Sesuatu yang hangat dan basah.
Kayanya si Ily ngompol di celana deh, tapi biar deh kalau gue ngomong ntar dia malu lagi, batin Ali.
Ali mempercepat langkahnya agar segera sampai ke villa, dia tak mau membuat Ily semakin takut atau malah pingsan di gendongannya.
"Nah udah sampai." Ali berlutut agar Ily bisa turun dari atas punggungnya. Ali mencoba untuk menggoyang tubuh Ily, tapi dia tak juga turun. Ali panik dan kemudian menurunkan tubuh Ily perlahan.
Ali membalikkan tubuhnya menghadap Prilly yang tergeletak di teras villa. Melihat Ily yang tak sadarkan diri, Ali mencoba untuk membangunkannya. Ditepuk-tepuknya wajah cantik bertubuh mungil itu, tapi tak juga membuahkan hasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
VILLA JODOH by @kucingmungil
Fanfiction*Cerita diprivasi, silahkan follow akun kami untuk membaca* Mencoba untuk menghilang dari rutinitas Jakarta membawa dua orang anak manusia terjebak dalam satu atap. Kebersamaan yang mulanya kaku dan canggung, perlahan menumbuhkan perasaan nyaman, s...