Haiii aku mau bilang jangan lupa follow akun ini, karena nggak semua chapter dipublish untuk umum, hanya 40% saja yang umun. Hanya followers saja yang bisa baca seluruh chapter.
Jangan lupa vote juga yaa!!!
****Semakin hari kedekatan Ali dan Ily semakin intens. Bias-bias cinta mulai menghiasi hati Ali, baginya Ily wanita yang sangat berbeda dari semua wanita di masa lalunya. Tiap malam Ali selalu memikirkan Ily, dan hasrat untuk mengutarakan cinta pun semakin tak terbendung. Dia yakin kalau Ily adalah wanita yang tepat untuknya. Kecantikan Ily yang selalu dibalut kesederhanaan membuat Ali bertekuk lutut dan melupakan semua masa lalunya.
Gue harus ngomong sama oma kalau gue udah nemuin wanita yang tepat.
Ali tersenyum renyah sambil menatap fotonya dan Ily saat berjalan-jalan ke Icakkan bulan lalu, tak lama suara nada dering tersengar dari handphone Ali. Melihat nama yang tertera di sana membuatnya jadi sumringah. Ali mengangkat telepon dan mendengar suara Oma Lita yang langsung mencerocos di ujung sana.
"Ya Oma?" tanya Ali.
"Oma besok mau pulang ke Ciamis." Terdengar suara bahagia dari balik telepon.
"Serius Oma? Sama siapa?" Ali meletakkan foto yang tengah dipegangnya ke atas nakas.
"Sama Mondy dan Mang Wawan."
Ali mengernyitkan dahinya. "Ada apa Oma? Tumben banget."
"Oma ada perlu penting sama Bi Jojoh dan Mang Kiwing. Kamu masih lama di sana?" tanya Oma Lita.
"Iya Oma mungkin sebulanan lagi, kebetulan Ali lagi ambil cuti. Oh iya Oma, Ali juga mau ngomongin sesuatu." Ali deg-degan, ia tak tahu harus mulai bicara dari mana.
"Iya ada apa, Nak?" tanya Oma Lita penasaran.
Ali menarik napas. "Jadi Ali udah-"
"Ali, ngobrolnya nanti aja ya sekalian di Ciamis. Oma ngantuk banget nih abis minum obat, nggak apa-apa, kan?" tanya Oma Lita sesekali menguap.
Ali menghembuskan napasnya sedikit kecewa. "Ya udah kalau gitu, Oma tidur yang nyenyak ya. Bye."
Ali meletakkan ponsel ke atas nakas. Dengan hati yang sedikit kecewa, ia bergegas untuk mandi dan makan bersama Ily serta keluarganya.
***
Para muda-mudi Desa Bantarsari terlihat keluar dari dalam masjid. Seperti biasanya, Ali tampak menunggu Ily di depan masjid, dan yang ditunggu pun berlari menghampirinya. "Aya naon A?"
"Aa mau ngomong sama kamu." Ali menarik Ily untuk menjauh dari masjid.
Ali mengajak Ily ke sebuah pos ronda di dekat masjid. Dia tampak ingin membicarakan sesuatu yang serius pada Ily. Ily yang kebingungan dengan sikap Ali, duduk di kursi pos ronda. Sementara Ali mondar mandir tak menentu di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VILLA JODOH by @kucingmungil
Fiksi Penggemar*Cerita diprivasi, silahkan follow akun kami untuk membaca* Mencoba untuk menghilang dari rutinitas Jakarta membawa dua orang anak manusia terjebak dalam satu atap. Kebersamaan yang mulanya kaku dan canggung, perlahan menumbuhkan perasaan nyaman, s...