Chapter 3

1.7K 87 11
                                    

CHAPTER 3

Tokk Tokk

"Masuk."

PA-ku -Jung Ha Na- masuk dan membungkuk. Dia berdiri di ambang pintu-- seperti yang biasa ia lakukan.

"Jieun, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu."

Aku menautkan alis. "Siapa?"

"Lee sajangnim."

Ayah? Kenapa tiba-tiba begini?

"Ini aku, adik kecil." Si menyebalkan -Lee Jong Suk- muncul di balik punggung Ha Na. Dia mengenakan kemeja merah di balik jas hitamnya.

Aku melotot padanya. "Kenapa kau ada di sini?"

Jong Suk tersenyum lebar, sial. "Memangnya kenapa? Ha Na-ssi, kau boleh keluar sekarang." Dia tersenyum sekaligus memberi kedipan untuk Ha Na. Dan oh, itu membuat Ha Na bersemu. Kemudian Ha Na keluar setelah meminta ijinku.

"Jangan menggoda PA-ku," tegurku dengan pelototan super mematikan.

Gah, memang dasar si idiot itu. Dia tidak mempan dengan ancaman apapun yang keluar dari mulutku. Aku menutup dokumen yang sebelumnya sedang kubaca. Oke, kita layani Lee Jong Suk. Aku mengisyaratkan padanya untuk mengikutiku duduk di sofa merah marun kesayanganku.

"Ada apa?" tanyaku langsung-- lelah basa-basi dengannya.

Dia nyengir. "Woah, sabar dong gadis manis. Aku membawa ini untuk kita."

Dia mengangkat kantong plastik yang tidak aku lihat keberadaannya tadi. Kemudian ia meletakkan kantong itu terbuka di atas meja -semoga bukan jurus itu- dan ternyata benar. Satu kotak paha ayam dan dua kaleng bir. Double shit. Dia menggunakan jurus licik itu.

Aku memalingkan wajah. "Apa maksudnya itu?"

"Oh, ayolah. Jangan pura-pura tidak suka. Ayo kita serbu makanannya." Dia menggodaku dengan menunjuk-nunjuk si paha menggiurkan.

Aku mengaku kalah. Paha ayam lezat selalu sukses membuatku luluh. Aku mengambil satu potongan yang langsung aku makan dan sesuai dugaan-- Lee Jong Suk tersenyum puas.

"Aku tahu kelemahanmu, adik kecil. Jadi kau sudah tidak marah lagi, kan?"

Aku menunda gigitan yang hendak kusuapkan. "Ani. Aku tidak marah padamu tapi aku sangat kesal padamu."

Dia cemberut. "Berarti semua ini gagal? Sayang sekali, padahal aku ingin mengajakmu makan kue beras ekstra pedas di tempat ahjumma."

Oh, tidak. Godaan kedua. Kenapa si idiot ini berperang disaat aku tidak siap? Aku meletakkan potongan ayam yang tadi ke dalam kotaknya dan membuka kaleng bir milikku. Menegaknya hingga tersisa setengah sambil memberi si idiot pelototan.

"W-wae? Kenapa menatapku seperti itu?"

Ckk, wajah sok polosnya membuatku benar-benar muak kali ini.

"Yak! Setelah kau menghilang 24 jam lebih dan sekarang kau datang dengan iming-iming seperti itu, jugullae?"

Dia terkekeh. "Jadi kau merindukanku?"

"Aku tidak sedang bercanda Lee Jong Suk."

BYURRR

Tanpa menahan-nahan lagi aku menyiramnya dengan sisa bir milikku. Dia terlihat syok kemudian aku menarik jasnya agar ia berdiri. Hanya meja yang menjadi jarak kami sekarang.

"Untung tidak mengenai sofa kesayanganku."

Lee Jong Suk melotot padaku. "M-mwoya? Kau lebih mengkhawatirkan sofa daripada kakakmu ini?"

RED  [G Dragon & IU Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang