Prologue

73 10 0
                                    

(Haruka P.O.V)

"Dasar anak yang tidak tau diri! Jam segini kemana saja?" tanya Ibu yang sedang marah marah

Aku pasti akan dipukul oleh tongkat basball. Ibu, kau tidak tau? Itu benda yang menyiksa.

Buak

Buak

Buak

Ibu memukuliku. Sakit. Badanku. Sangat sakit. Ibu, kau tidak tau ini menyakitkan? Ibu apa kah kau tidak cinta dan sayang pada anak kandungmu ini? Kau jahat sekali.

"Aarghhhh, sakit bu! Hiks... sakit... hentikan..."

"Kau patut di pukuli!"

"Ibu... kau jahat..."

"HA APA YANG KAU BILANG? IBU JAHAT!? SUDAH SYUKUR KAU DILAHIRKAN!"

BUAK

BUAK

BUAK

IBU HENTIKAAAAAAN!!!! IBU.... AKU SUDAH TERSIKSA DI SEKOLAH!!!

Aku melirik kemeja sedikit. Ada sebuah gunting yang lumayan tajam. Kenapa aku melirik gunting itu? Haruka, kau tidak akan melakukan hal itu kan?

'Kau sudah tak berdaya, lawanlah ibu ibu tua ini! Dasar orang yang terlalu memakai hati! Bunuh dia pakai gunting itu!'

Tunggu, siapa yang berbicara seperti itu? Aku takkan membunuh ibuku sendiri. Aku masih cinta dia.

'Kau bodoh, dasar hati lembut. Hati yang lembut tidak akan bisa menyelesaikan masalah'

Tidak, aku akan seperti ini terus. Aku ingin ibuku hidup.

'BUNUHLAH WANITA ITU? KAU TIDAK SUKA MENDERITAKAN? CEPATLAH! KAU TINGGAL MEMBUNUH TEMAN TEMAN MU NANTI HAHAHAHA'

KAU SIAPA? JANGAN SURUH AKU!

'Aku? Aku adalah dirimu, tapi aku tidak selemah dirimu'

"Tidak, HENTIKAN ITU!"

"KAU BERBICARA DENGANKU HAH? AKU TIDAK AKAN MENGHENTIKAN INI! SEBELUM KAU MATI!"

Aku melototkan mataku. Mati. Mati. Mati. Sebelum aku mati. Hanya itu perkataan yang terlintas dipikiranku.

'Bunuhlah'

Aku melirikan mataku ke gunting itu. Secepat mungkin aku menyambar gunting itu.

"Hentikan itu ibu, aku sayang ibu" kataku sambil menodongkan guntingku ke arah lehernya dengan santai.

Ibuku memegang tongkat itu dengan gemetaran. "Apa yang mau kau lakukan?"kata ibu dengan nada bergetar.

"Aku hanya ingin mengantarmu dengan tenang" jawabku.

"H-ha? Me-mengantarku? Hei gadis bodoh nan culun! A-apa maksudmu?"tanyanya yang masih dengan nada bergetar.

"Sssttt tenanglah dan pergilah tidur"aku tidak menjawab pertanyaannya.

Aku menusukkan gunting yang ku bawa di leher keriputnya. Entah mengapa aku merasa tenang akan hal ini. Tunggu, apa yang kulakukan? Kenapa? Kenapa penuh darah? Darah? Darah di gunting ini. Aku melirik leher ibuku yang sudah bolong.

"A-apa yang terjadi? K-enapa? Ke-kenapa tubuhku terkena percikan darah? Ibu? Ibu masih disana?" Tanyaku pada diri sendiri.

'Kau bodoh, kau yang membunuhnya! Apakah kau tak sadar?'

Apa? Kau? Siapa? Kenapa?

'Hei jangan sok gak tau ya, kau, kau yang melakukannya. Kau terlalu lugu dan baik'

Siapa kau? Kenapa kau melakukan ini?

'Sekarang, sekarang kau adalah seorang pembunuh. P-E-M-B-U-N-U-H'

PEMBUNUH? APA? PEMBUNUH? TIDAAAAAAAAAK!!! AKU TIDAK MAU MENJADI PEMBUNUH

'Jika kau tidak mau ketahuan menjadi pembunuh, buang ibumu di sungai secepatnya'

****

Ne~ author bingung.
Sementara cerita sebelah belum di tulis. Author bingung gomennasai~

ShinimashitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang