"Om bangga dengan kerja kerasmu la, akhirnya bisa nyelesain kuliahmu, kinerja dikantor juga tak kalah bagus." Itu ucapan om fikri di tengah ramainya acara wisuda dikampusku.
" selamat ya sayaang, semoga semakin bermanfaat bagi umat ya sayang." Kata tante nia mengimbuhi dengan pelukan yang hangat kepadanya. Tante nia terlihat lebih cantik dengan kebaya kuning terang cocok membalut kulit kuning langsat nya. Setelah kepergian ayah ibunya lala memang sudah seperti mendapatkan pengganti ayah ibunya, tante nia dan om fikri, tante nia seorang dosen sekaligus psikolog yang memegang biro juga memang amat pengertian, melihatnya saja berasa adem, lala selalu berpikir mungkin urat marahnya tante nia udah diputus sama tuhan, tante nia yang penyabar, yang bijaksana, yang murah senyum, yang baik banget, apalagi ngadepin meti yang kelakuannya kayak anak kecil, mungkin karena anak satu satunya kali jadi berasa manja.
"La, selamat ya?" Wajah cantik dengan dandanan minimalis ala remaja tersapu rapih di wajah tirusnya meti. Balutan kebaya warna senada tante nia juga terpasang anggun ditubuh jangkungnya denga paduan rok tenun selututnya membuat meti terlihat dewasa dua tahun, rambutnya dibuat sanggul modern, poni nya terlihat natural dengan sedikit semprotan hair spray.
"Kok wisudawati bengong liat sodara nya malahan terkejut kaya liat hantu ya?" Pipinya sudah menempel dipipi kiri dan berpindah ke pipi kanannya lala.
"Makasih loh met." Setangkup bunga mawar putih yang disembunyikan di belakang tubuhnya, ia sodorkan ke dadanya lala.
"Emang makasih doang, gak ada acara makan makan atau sekedar selamatan gitu."mata bulat meti bergantian menatap ibu dan ayahnya lalu ke lala.
Tangannya om fikri sudah merangkul ketiga wanitanya, menggiring mereka ke mobil yang sudah disiapkannya.
Tempat makan yang dipilih om fikri sama ramainya, dengan situasi dikampus barusan, hampir semua meja ada tulisannya, "sudah dipesan" tempat makan keluarga ini memang tempat favorit bagi wisudawan, selain cozy juga tempatnya yang nyaman.
Langkah kami mengikuti guide, seorang waiters berpakaian atasan batik hijau tosca, dan celana hitam, rapih, menuntun kami menuju meja yang sudah di pesan jauh jauh hari.
Om fikri memilih tempat seperti sebuah saung, ada jembatan kecil untuk sampai kemeja makan yang bentuknya lesehan, dibawah kami ada ikan koi, dengan air yang jernih, tempatnya juga sangat bersih dan terawat meskipun konsepnya pemandangan alam tapi tak ada sedikitpun sampah berserakan. "yeeeaaah, papah pinter nyari tempatnya, meti gak suka pas harus duduk resmi kalo makan diluar, di rumah saja udah bosan sama rutinitas yang begitu begitu aja."
Waiters yang tadi sedang sibuk mencatat makanan buat kami, cah kangkung, udang tepung pesan dua porsi daging sapi cah kailannya dua porsi juga, mendoannya 3porsi minumnya kami pesan , koktail, es kopi, dessertnya kami pesan puding redvelvet yang terkenal dari resto ini. Heran aja si om kok pesannya kaya buat kuli bangunan banyak banget.
Tak perlu waktu lama, hidangan sudah melambai minta dijamah. "Eits tunggu bentar ya?"
Om fikri menginterupsi kami agar berhenti sebentar.
" Siang tante, hai meti, siang pak fikri, hai chesa." Sebuah suara lembut menyapa telinga kami, mata kami yang sudah terhipnotis oleh hidangan di hadapan kami reflek mendongak menuju si empunya suara." Tuhan, ini manusia beneran atau malaikat yang sedang nyariin bidadari di surgaMu yang sedang nyasar ke bumi?" Lala memuji dalam batinya, matanya masih tak berkedip sampai sebuah jentikan tangan menyadarkannya.
"La, la, la." Tante nia yang duduk bersebelahan dengan nya memanggilnya sedikit menyentak.
"Iiyaaa tan," lelaki didepanya hanya tersenyum tipis memamerkan deretan gigi putihnya,masih menatap sopan ke arah kami berempat. tubuhnya tak terlalu beda tingginya denganku, kulit tubuhnya bersih, hidung bangir dengan bibir tipisnya yang merona, matanya tak terlalu lebar dengan alis tebal namun teratur berderet di dahinya, rambut lurus nya tersisir rapi, mengenakan kemeja lengan panjang yang lengannya digulung pas membalut perawakannya yang sedikit berisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepotong Hati Untuk LALA
RandomWanita bisa bertanya puluhan kali pada pasangannya,"apa kamu mencintaiku?" Meskipun dalam sehari itu sudah dijawab "ya aku mencintaimu." sebanyak pertanyaannya, esok harinya pasti akan ditanyakan berulang. Ketika lelaki menganggapnya lebay, kurang...