JUNG KYUNGSOO

210 21 1
                                    

Genre: Romance Drama
Main Cast(s) : Kim Jongin, Jung (Do) Kyungsoo
Genderswitch.



JUNG KYUNGSOO
Part two
* * *

Tok tok tok

"Siapa?" tanyaku asal saat mendengar suara ketukan di pintu kamar ku.

"Aku. Oppa mu yang paling tampan." Muka jahil chanyeol nongol dari balik pintu. Tidak lupa dengan cengirannya yang seperti kuda itu.

"Kirain siapa. Tumben pakai acara ketok pintu segala. Biasanya langsung nyelonong aja."

Tanpa basa-basi, chanyeol langsung tidur-tiduran di atas ranjang ku. Kebiasaan. Rutuk ku dalam hati.

"Kyung, nanti kamu pergi sama siapa ke acara pertunangannya Taemin noona?"

Damn it!! Haruskah tema itu dibahas lagi. Sehari dua kali, cukup buat aku overdosis dengan kata PESTA PERTUNANGAN.

"Aku gak berencana pergi ke acara itu." jawabku malas.

"Kamu yakin bisa lolos dari baekhyun nanti?"

Pertanyaan chanyeol hampir saja membuatku tersedak keripik yang sedari tadi aku kunyah. Aku benar-benar merutuki kedua Happy Virus itu. Sambil menarik nafas panjang, aku mencoba menjelaskan alasan yang paling masuk akal soal keengganan ku.

"Aku gak punya pasangan Oppa. Lalu aku harus kesana dengan siapa?" sambil memasang mimik memelas, aku berharap Oppa ku ini bisa membantu ku lolos dari rencana laknat kekasihnya itu.

"Kan ada Jongin" jawaban santai chanyeol benar-benar ingin membuat ku melemparnya ketengah laut. Aku heran dengan makhluk hitam bernama Jongin itu. Tidak pernah menyerah untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Padahal sudah sering aku tolak mentah-mentah setiap ajakannya. Kemana pun dan kapan pun.

"Ogah ah." Jawabku singkat.

Aku langsung bangkit dari kursi belajar yang kududuki dan menyeret langkahku keluar kamar. Malas membahas lebih lanjut omongan Chanyeol barusan. Kalau sudah begini, Oppa tersayang ku yang kelebihan tinggi itu akan terus mendesak supaya menerima ajakan Jongin. Dan kalau aku menolak, dia akan langsung membandingkan Jongin dengan Suho, mantan kekasih ku yang sekarang entah berada dimana.

Seharusnya dulu Sehun tutup mulut mengenai Suho. Dengan begitu, kedua Oppa ku tidak akan mengetahui perihal kisahku bersama Suho. Tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur.

"Kyungsoo! Jangan kabur dulu. Aku belum selesai bicara!" teriak chanyeol dari dalam kamar

"Aku malas ngomongin soal Jongin maupun pesta pertunangan itu!" balasku dengan suara yang tak kalah kencang. Dengan kesal aku hempaskan pantat montok ku diatas sofa yang berada di ruang keluarga.

"Tapi untuk kali ini kamu harus mau mendengarkan apa yang mau aku omongin." Chanyeol kini sudah duduk di sebelah ku. Wajahnya begitu serius dan menatap tajam ke arah ku. Sepertinya kali ini aku tidak bisa menghindar lagi.

"Oke. Oppa mau ngomong apa?" emosi kini sudah mulai menumpuk di ubun-ubun ku.

"Kyung, apa salahnya sih kamu terima ajakan Jongin?"

Refleks aku langsung menoleh padanya. "Oh, God !! Seriously ?!!" pekik ku kesal.

"Kyung, apa yang salah dengan Jongin? Dia tampan, Ya..walau kulitnya cukup gelap, tapi lihat dari sisi positifnya. Kulitnya eksotis!" ujarnya antusias dengan ekspresi yang nampak seperti sedang membicarakan indahnya sunset di pulau Jeju. Dan aku hanya bisa memutar bola mata ku jengah.

"Kulit kaya habis main layangan seharian gitu dibilang eksotis?? Oh come on.."

"Dia jago dance."

"Aku gak peduli walau dia jago makan api sekalipun."

"Dia mahasiswa yang terancam cum laude!" Chanyeol masih gencar berpromosi

"Mau dia sejenius einstein pun, I DONT CARE !!" kutatap tegas matanya yang masih bersinar penuh harap.

Chanyeol menarik nafas dalam. Sepertinya dia mulai frustasi menghadapi ku.

"Kyung, apa diotak kamu itu gak ada hal lain kecuali Suho??" nada bicaranya terdengar mulai kesal.

"Nope! Diotak ku banyak hal yang aku pikirkan. Pekerjaanku, Karir, eksperimen resep, Eomma, Appa, Kris oppa, Chanyeol oppa, dan juga Sehun" Ucap ku santai sambil melipat satu per satu jari-jari mungil ku.

"DWESSO !! Yang jelas, saat pesta pertunangan Taemin noona nanti kamu harus tetap datang. Terserah kamu mau datang sendiri atau dengan satpam depan kompleks. Aku sudah berbaik hati menawarkan Jongin pada mu, tapi kamu.." Chanyeol menarik nafas sejenak.

"Kamu, dengan sifat keras kepala kamu yang memuakkan itu, mentah-mentah menolak Jongin tanpa mau mempertimbangkannya sedikit pun !!" nada suara chanyeol meninggi satu oktaf

"Aku tidak tahu ada masalah apa diantara kalian berdua. Karena sepanjang yang aku ingat, Jongin satu-satunya lelaki yang paling dekat dengan kamu, selain kami, saudara-saudara mu." Chanyeol sudah benar-benar emosi sekarang. Dan aku hanya bisa mengkeret, diam mematung. Walau sikap sehari-harinya super konyol, tapi Chanyeol oppa sangat menyeramkan saat marah. Jika disuruh memilih, aku lebih suka menghadapi kemarahan Kris oppa, kakak pertama ku. Setidaknya Kris oppa masih bisa aku luluhkan dengan tatapan sendu.

"Tapi itu dulu Oppa. Sebelum aku pindah ke Jepang. Sekarang kami sudah tidak sedekat itu lagi." Aku coba membela diri

"Dan siapa yang berubah? Kamu Kyung !!" tunjuk Chanyeol tepat didepan muka ku.

"Kamu yang mulai menjauhi Jongin. Kamu bahkan tidak pernah membalas segala macam pesan yang Jongin kirimkan sewaktu kamu di Jepang. Jongin sampai bertanya kepada ku, apa dia pernah melakukan kesalahan yang membuat mu marah padanya, sampai-sampai kau mengacuhkannya seperti itu." Mata bulat chanyeol menatapku tajam.

Sambil menyisirkan rambutnya ke belakang, oppa ku itu kembali menarik nafas dalam.

"Sebenarnya apa masalah mu Kyung??" suaranya melembut. Tetapi tatapan matanya masih setajam tadi.
Aku mulai menetaskan air mata. Bukan karena kemarahan Chanyeol yang seperti rapper mengamuk itu. Tapi lebih karena teringat satu momment dihidupku, yang berhasil menorehkan luka tak kasat mata yang teramat dalam. Luka yang berusaha aku kubur, dan secara ajaib kini mulai kembali terasa sakitnya. Seperti ada sebuah silet yang menyayat hati ku secara perlahan.

Aku tersentak saat merasakan jari-jari yang menghapus tetesan air mata di pipi ku. Aku dongakkan kepala ku, dan kulihat Chanyeol menatapku penuh rasa bersalah.

"Maaf aku sudah memarahi mu. Tapi aku benar-benar kesal pada mu Kyung. Jongin itu sahabat baik ku. Tapi kau bertingkah seolah-olah dia virus mematikan yang harus kau jauhi. Itu membuatku sedikit tersinggung." Jelas chanyeol

"Maaf, Oppa. Aku hanya tidak bisa kalau itu Jongin. Maafkan aku, Oppa?" ucapku masih sedikit terisak.

"Ada apa sebenarnya Kyung?" Chanyeol menatapku intens. Meminta penjelasan.

Aku hanya bisa menggelengkan kepala. Karena aku sendiri bingung apa yang harus aku jelaskan. Rasanya aku tak sanggup kalau harus kembali mengungkit kejadian 4 tahun lalu.

"Aku hanya belum sanggup berdekatan lagi dengan lelaki manapun, Oppa". Akhirnya jawaban itu aku lontarkan. Tidak berlebihan, karena memang itulah yang aku rasakan kini.

Chanyeol kembali menarik nafas dalam saat mendengar jawabanku. Kamu benar-benar harus ke psikiater, Kyung. Ucapnya final.

Aku masih terdiam disampingnya sambil mencoba meredakan tangisku. Terkadang aku merasa seperti pemeran utama wanita dalam sebuah drama. Kisahku sendiri mungkin lebih mirip drama melankolis yang pemeran utamanya pasti mati bunuh diri atau terserang penyakit ganas. Ya, mungkin aku memang perlu ke psikiater.

* * *

What Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang