Hadiah Pertama Pemberian Ibu

222 11 2
                                    

Bab 1

Tampak sebuah kalender terpampang jelas di tembok yang sudah terkelupas itu. Dan aku pun melihat jelas ke kalender itu, bahwa sekarang bulan Desember tepatnya tanggal 20. aku senang melihat tanggal itu, bahwa H-2 aku akan bertambah umur yang ke 14 tahun.

Tetapi Ayah dan Ibuku tidak memperdulikanku akan hari spesial itu. Aku pun menunggu orang tua ku hingga larut malam dan aku pun tertidur di sofa ruang tamu. Aku ingin bertanya kepada Ibuku "bu, apakah ibu tidak ingat sebentar lagi ada hari spesial?" tetapi ibuku tidak kunjung datang ke rumah.

Tiba-tiba aku terbangun dari sofa dan ternyata ayahku yang membangunkanku dari sofa itu dan menyuruhku untuk segera tidur di dalam kamar. Pada saat itupun aku tidak menanyakan kepada ayah, "kemana ibu?" aku pun langsung masuk ke kamar dan tidur hingga terlelap.


Ternyata hari sudah pagi aku pun keluar dari kamar dan melihat ayah yang tengah sarapan sendirian di meja makan yang disediakan oleh mbok jum. Dan aku pun bertanya kepada ayah tanpa ada rasa iba, dan aku pun langsung menanyakan pertanyaan yang aku ingin katakan sejak tadi malam "ayah, ibu kemana? ko dari tadi engga kelihatan ya?" ayahpun langsung tersedak dan minum air.


Aku langsung berkata dalam hati "pertanyaan bodoh macam apa aku ini ya ampun sampai ayah tersedak seperti itu".

"Ayah dan Ibumu sudah pisah rumah nak, jadi dari saat ini kamu akan tinggal bersama ayah terus."

Ayah berbicara dengan rasa hati yang pasrah. aku pun langsung tertegun meresapi kata-kata ayah yang sangat halus itu. "Ayah benar akan pisah rumah dengan ibu?." aku ingin menanyakan sekali lagi takutnya ayah berbohong kepada ku. "Iya benar, ayah sudah pisah rumah dengan Ibumu sejak tadi malam."

Saat mendengar kata-kata itu akupun langsung masuk ke kamar dan menangis sekuat tenaga "Aku Kangen Ibu." ayah pun tidak peduli dengan tangisku. Ambil HP dan langsung menelepon Ibu "Halo bu, ibu sehat? ibu baik-baik saja kan? ibu kapan pulang kesini?" dengan suara yang tersedu-sedu, ibu pun langsung menjawab dengan perlahan "Ibu sehat nak, ibu baik-baik saja, insya allah ibu akan pulang." saat itu Ibu pun mematikan ponselnya, padahal aku ingin menanyakan "apakah ibu tidak ingat dengan hari spesial?."

Tiba-Tiba ketika aku sedang Menangis, mbok jum mengetuk pintu kamarku dan mengatakan "De, ada kiriman pos" aku pun terkesiap dan langsung menghampiri mbok jum dan mengatakan "mana mbok kiriman posnya?." mbok jum langsung menunjuk benda yang ada di meja makan. Aku pun terkejut "Mbok, apa ini engga salah?, bungkus nya besar sekali!." kiriman itu langsung aku buka dengan perlahan-lahan dan ternyata adalah baju pemberian Ibu untuk hari spesial ku. dan terdapat tulisan pesan ibu,

"Selamat Ulang Tahun nak, Semoga kau sehat selalu dan bertambah panjang umur serta patuh kepada ayah mu"

Aku pun langsung menangis terharu dan memeluk baju itu yang bertuliskan HAPPY BIRTHDAY ANAK KU TERCINTA.

Kenangan Tak Ternilai [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang