"Ada Peribahasa yang Mengatakan"

82 6 0
                                    

Bab 4

"Pesta ulang tahunku semalam, berlangsung dengan lancar alhamdulillah."

•••••••••

"Mbok, tolong bereskan ya, saya lelah ingin tidur hmm dimas udah tidur dari tadi mbok. Tolong ya saya besok harus kerja pagi-pagi, ada meeting penting yang tidak boleh saya tinggalkan."

Ayah menyuruh kepada mbok jum untuk membereskan itu semua, karena ayah besok harus berangkat kerja.

Hari menjelang pagi, tepatnya pukul 6 aku bergegas mandi karena saat nya berangkat ke sekolah takut terlambat upacara bendera. Aku pun terburu-buru dan di antar ayah ke sekolah sampai ayah terlambat kerja.

SESAMPAINYA DI SEKOLAH, UPACARA PUN DIMULAI PUKUL 7. DAN SELESAI PUKUL 8. Dimas pun memasuki kelasnya.

Ketika aku sedang minum air, tiba-tiba temanku yang bernama steven, datang dan mengatakan,

"Dim, terima kasih atas pestamu kemarin malam. Sederhana tapi mewah aku sangat senang bisa hadir dan menjadi sahabat mu."

"Iya sama-sama stev, aku juga senang kamu bisa hadir di acara ulang tahunku, terima kasih telah datang."

Ketika aku sedang mengobrol dengan steven, temanku yang bernama rafi datang dan menghina aku sejadi-jadinya,

"Hih~ pesta apaan, udah mah cuma gitu-gitu doang nyesel aku dateng ke pesta mu dim!"

Steven membelaku,

"Kamu tuh ya fi, masih mending sudah di undang ke acara pestanya! Masih aja memarahi si dimas, bukannya bilang terima kasih atau apa gitu dasar gatau diri! Dasar, air susu dibalas dengan air tuba."

"Yasudah sih, lagian saya itu tidak berbicara kepada mu stev,! Tapi kepada dimas dasar conim! Cowo nimbrung hih~"

Aku menyela pembicaraan mereka,

"Sudah stev, biarkan saja yang terpenting aku sudah mengundang dia, kecuali aku tidak mengundangnya. Hmm, fi, maafin aku ya kalau pesta yang semalam di rayakan itu cuma sederhana, tapi buat ku itu adalah momen yang berharga."

"Udahlah dim, kamu tuh jadi orang jangan so baik deh, ngapain juga kamu harus minta maaf buat dia, udahlah gausah!"

Rafi pun pergi meninggalkan aku dan steven, huft sungguh teman yang tidak tahu diri.

Kegiatan disekolah pun usai jam 2 siang. Aku dan stev pun langsung pulang bersamaan, haha karena sekelas lah.

"Stev ayo pulang, kepalaku dari tadi terasa sakit sekali."

"Iya bentar dim, aku bereskan buku-buku ku dulu."

"Sip, aku tunggu di depan situ ya stev."

•••••••••

"Ayo dim kita pulang, katanya kepalamu sakit?"

"Iya ayo stev, iya nih kepala aku sakit, mungkin besok juga sembuh. Udahlah tidak usah di bahas."

"Periksa saja ke dokter dim, cek dulu aja nanti kan bisa di obati kalau terjadi apa-apa."

"Iya mungkin nanti stev, aku tidak berani bilang kepada ayahku. Ayah sangat sibuk, aku tidak mau mengganggu pekerjaan ayahku stev."

"Yasudahlah, tapi kamu harus periksa ya. Aku tidak mau kalau kamu terjadi apa-apa."

"Iya stev, aku akan periksa. Tapi nanti, hihihi."

Tidak terasa, sudah sampai depan rumahnya dimas. Mungkin terlalu banyak mengobrol di jalan.

"Stev, aku pulang duluan ya, aku sudah sampai nih depan rumah, kamu hati-hati ya."

"Iya dim,"

Aku langsung memasuki kamar, dan tertidur lelap. Karena kepala ku terus berdenyut-denyut. Sangat pusing, sangat sangat pusing.

Kenangan Tak Ternilai [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang