Chapter 2

1.8K 170 54
                                    

-Nicole's POV-

"Nic, bisakah kau cepat, kita sebentar lagi terlambat!!" Teriak hails didepan pintu kamar mandiku.

"Sabarlah sedikit aku sedang mencari sisir ku yang hilang" Ucapku sambil mencari sisir.

"Ohh God.. pakai sisir ku dan bersisirlah di mobil, karena 15 menit lagi kita akan masuk kelas."

"Baiklah-baiklah nona cerewet."

"C'mon kita harus berangkat" memutar kedua bola mataku, aku pun mengunci apartemenku dan turun ke bawah.

***

"Shit! Kita terlambat 15 menit kalau saja mobil nenek tua itu tidak mogok, mungkin kita tidak akan terlambat."

"Sudahlah hails, kita membolos saja di jam pertama daripada kita masuk dan mendapatkan hukuman." Ujarku menawarkan hails untuk membolos di pelajaran jam pertama.

"Baiklah ayo kita ke cafetaria aku ingin sarapan." Ucapnya seraya menarik tanganku

Setelah sampai di cafetaria aku dan hails mencari tempat duduk dekat jendela.

"Nic, tolong pesankan aku sandwich dan vanilla latte ya." Ucap hails

"Kenapa bukan kau saja yang memesan? Kau kan punya kaki "

"Ayolah nic, aku sedang malas bergerak untuk kali ini saja kau pesankan aku makanan." Ucapnya dengan nada memelas yang di buat-buat.

"Ya." Aku pun Memutar kedua bola mataku dan bergegas memesan makanan yang hails dan aku pesan.

Setelah makanan ku dan hails jadi, aku berjalan ke tempat yang kita duduki. Karena nampan yang aku bawa penuh dan berat, aku lebih memfokuskan pikiranku ke makanan yang aku bawa karena takut terjatuh. Tiba-tiba dengan sengaja atau tidak, seseorang menyenggol bahuku dan nampan yang berisikan makanan itu terjatuh dan berserakan di lantai.

"Brengsek!! Siapa yang sengaja menyenggol bahuku?!!" Teriakku seraya menatap tajam ke orang yang berada di cafetaria untuk mengaku.

"Aku." Ucap seseorang aku pun langsung membalikan badan,lalu aku melihat pria dengan rambut keriting panjangnya yang bisa dibilang seperti rambut tarzan dan banyak sekali tatto yang menghiasi tubuhnya.

"Beraninya ka--" belum selesai dengan perkataanku dia langsung memotong ucapanku dengan alasannya.

"Hei,aku tidak sengaja menyenggol bahumu, buat apa aku menyenggol bahumu? Kurang kerjaan saja." Ucapnya lalu pergi dari cafetaria.

"Sialan kau brengsek!! Lihat saja kalau aku melihat batang hidungmu lagi tak segan-segan ku tendang kemaluanmu." Teriakku dengan lantang dan berharap dia mendengarnya.

Seseorang memepuk bahuku. "Hmm.. nic mana makananku? Aku sudah lama menunggu dan cacing yang ada diperutku menangis meminta makanan." Ucapnya

Dengan kesal aku pun menjawab.
"Ambil saja sendiri makanan yang ada di lantai." Ucapku dan bergegas meninggalkannya untuk menenangkan diri.

Aku berjalan ke taman dan duduk di bawah pohon rindang yang ada di taman ini. Mengambil ipod, headseat dan tidak lupa novel ku.
Saat sedang asiknya membaca novel tiba-tiba sebuah bola mendarat di kepalaku.

"What the fuck!! Kenapa semua orang selalu menggangguku?!!" Aku mengambil bola itu dan melempar sejauh yang aku bisa.

"Ambil bola itu dan kembalikan." Tatapannya sangat tajam sampai menusuk bola mataku. Aku hanya bercanda, hiraukan. Dengan ucapannya yang dingin dan penuh penekanan.

"Oh, kau lagi kenapa kau sedari tadi menggangguku?! Tadi kau sengaja mengenggol bahuku saat di cafetaria dan sekarang kau sengaja melempar bola itu ke kepalaku?!" Ucapku berteriak di depan wajahnya.

"Kau bilang aku sengaja melakukan itu semua?" Ucapnya dengan terkekeh.

"Oh.. ternyata dari tadi kau tidak sadar melakukan itu semua hah?! Seharusnya kau itu meminta maaf bukannya mengelak dengan alasan yang tidak masuk akalmu itu Tuan." Ucapku menekankan kata Tuan.

Dia memutar kedua bola matanya dan berkata "Bisakah kau cepat ambilkan bola itu dan berhenti mengoceh idiot?" Sekarang giliran dia yang menekankan kata idiot.

Kesabaran ku pun habis, aku melangkah maju setelah itu aku tendang kemaluannya. Aku melihat dia kesakitan dan wajahnya yang memerah menahan sakit. Gadis batinku tertawa terbahak-bahak melihat tarzan itu kesakitan seraya memegang kemaluannya.

"Ops.. aku tidak sengaja, aku harus segera ke kelas bye!" Ucapku dengan menahan tawaku.

"Brengsek!! Lihat saja nanti idiot!!" Dia berteriak, aku hanya terkekeh mendengar teriakannya dan menganggapnya sebagai angin yang berlalu.

Haii...
Aduh, maap in aing yahh gara" kagak update update heheh
Tp aing janji buat chapter selanjutnya bakalan cepet update nya
Tolong vomment(s) nya dongss
Jangan jadi silent readers ya, tinggal pencet bintang kok kagak susah hahaha..
Satu lagi, maap kalo ada typo dll. Makasee

20++ for the next chapter
Salam dari author tercintah.
mwahh :*

Because Of You [H.S] // HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang