Part 6

21 1 0
                                    

Sabtu pagi Allyn telah bersiap, tidak lupa ia membawa in line skate nya. Seperti biasa jika tidak ada acara saat weekend ia akan membantu mom nya di Dream Cafe.
Allyn berangkat bersama Matheo yang kebetulan jam 10 ini akan melakukan latihan sepak bola di sekolah.

Dream cafe lebih ramai dari biasanya saat weekend. Dari remaja sampai dewasa banyak yang hangout disini. Dream cafe mempunyai design yang unik sehingga mampu menarik perhatian banyak orang. Dish yang ditawarkan rasanya sangat enak, harganya pun terjangkau. Mrs. Amanda juga menyediakan beberapa spot untuk dapat menuliskan impian mereka. Mungkin ini salah satu dari kelebihan Dream cafe.

Allyn p.o.v

Pagi hari sudah banyak pengunjung yang datang ke cafe. Sebagian besar adalah remaja sepertiku. Aku telah bersiap dengan in line skate ku, aku membawakan pesanan pengunjung yang menempati tempat duduk di taman bunga indoor cafe.

Saat aku akan kembali, keseimbanganku tidak stabil, aku hampir terjatuh, andai tidak ada tangan kokoh yang menopang tubuhku, mungkin aku sudah mencium lantai.

Betapa kagetnya aku ketika menatap wajah si penolong itu.
"Lain kali hati-hati, Al" ucapnya
"Iya hehe, thanks ya gy. Lo pesen apa? Biar gue yang anter"
"Omellete sama tropical mango. Gue disana ya"ucap Egy menunjuk meja dekat kumpulan bunga chrysant.

Sekitar 10 menit, aku kembali dengan mengantarkan pesanannya.
"Lo kerja disini?" Tanya nya
Aku menggeleng "Ini cafe punya mom gue, gue cuma bantuin aja kalo weekend lagi senggang"
"Oh gitu, cafe mom lo keren banget, gue suka"
"Thanks gy, gue balik ya"
"Lo bisa ga disini aja temenin gue, gabut nih kalo sendirian"
Aku mengiyakannya ajakannya dengan tersenyum dan mengangguk.
"Gy, bukannya lo latihan? Matheo udah berangkat daritadi tau gy"
"Si Theo latihan duluan, secara dia kiper hehe. Lagian gue laper belum sarapan"
"Oh, i see"
"Lo suka in line skate?"
"Iya suka banget hehe"
"Kalo ada waktu, kita ke car free day yu sambil main itu" ucapnya sambil menunjuk in line skate ku
"Okey"

Kami larut dalam obrolan ringan, tak terasa hampir 30 menit kami berbincang, Egy harus pergi untuk berlatih. Aku mengantarkannya sampai parkiran.

"Thanks loh udah nemenin gue sarapan. Gue balik dulu ya, Al" ucapnya
"Your very wellcome gy, hati-hati ya"
Egy mengacak-acak bagian atas rambutku sambil tersenyum, menunjukkan kedua lesung pipinya yang membuat ku terpana, aku merasakan pipi ku memanas.
"Lo lucu kalo blushing, gemes gue" ucapnya sambil mencubit kedua pipiku. Perlakuannya membuat dadaku bergemuruh, oh my pertanda apa ini.
"Udah sana, gy. Lo nanti telat"
Ucapku berusaha menetralkan detak jantungku.

Ia menaiki motor sport nya, aku melambaikan tanganku padanya dan ia membalasnya dengan hal yang sama juga. Setelah itu ia melajukan motornya meninggalkan cafe.

"Allyn, tadi siapa? Pacar kamu?" Tanya mom yang tiba-tiba muncul dari dalam
"Bukan, mom. Dia temen aku"
"Kok sweet banget sih tadi, dia ganteng loh, Al" goda mom. Aku merasakan pipi ku semakin memanas
"Apaan sih mom, udah ah aku mau lanjut lagi" aku meninggalkan mom yang masih berdiri didepan.

Dad, anak mu sudah besar. Kapan kamu bisa melihatnya, lagi? Batin Mrs. Amanda

***

Disisi lain, di lapangan indoor GIHS Egy datang dengan wajah berseri-seri.
"Widih, kapten kita lagi seneng nih kayaknya"
"Liat tuh ada bunga-bunga di sekelilingnya"
"Lo lagi jatuh cinta ya, gy?"
Perkataan terakhir dari temannya membuatnya berpikir sejenak.
Emangnya bener gue lagi jatuh cinta? Memikirkannya membuat detak jantung Egy berdetak lebih cepat dari biasanya. Biarin semua berjalan sesuai alur aja deh. Batin Egy

"Ayo siap-siap. Kita latihan" perkataan coach menginterupsi pikiran Egy. Mereka melakukan pemanasan, kemudian mereka belajar beberapa technic baru dan mengaplikasikannya langsung di dalam permainan.

Setelah 2 jam berlatih, Glorious diberi waktu beristirahat.

"Gy, tadi pagi darimana?" Tanya Matheo
"Dream cafe, sarapan" jawab Egy
"Ketemu Allyn?" Ucap Matheo yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Egy.
"Lo ada rasa sama dia?" Pertanyaan Matheo membuat Egy menaikkan sebelah alisnya. Tiba-tiba ponsel Matheo berdering, menandakan ada panggilan masuk.

"Kenapa Al?"
"Nanti sore?"
"Gue gatau tempat bagus, Al"
"Yaudah nanti gue tanya ke temen gue deh"
"Iya, sorry ya. Nanti gue jemput"

"Allyn? Kenapa?" Tanya Egy
"Iya, dia nyari tempat bagus buat tugas club photography nya, lo tau ga?" ucap Matheo
"Oh gitu, iya gue tau ada tempat yang viewnya bagus banget, biar gue aja yang nganterin dia. Gapapa kan?"
"Yaudah, take care and good luck" ucap Matheo sambil menepuk bahu Egy sebanyak 2 kali

***

Allyn menunggu Matheo di teras cafe, tapi ia malah melihat sebuah motor sport berwarna abu-abu yang sama seperti milik Egy tadi pagi, bukan mobil sport berpintu dua milik Matheo.

"Loh? Kok elo sih gy? Matheo mana? Tanya Allyn
"Matheo nanya tempat yang viewnya bagus, katanya lo dapet tugas dari club photography, gue tau tempatnya. Jadi lo mau ikut apa engga?" Jelas Egy
"Hah? Demi apa lo tau? Ikut gy ikut" ucap Allyn antusias. Setelah memberikan helm lain pada Allyn, Egy mengisyaratkan agar Allyn menaiki motornya.

Sekitar 30 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di suatu tempat yang di maksud oleh Egy.

"Egy, its awesome. Gimana lo bisa tau tempat seindah ini" pandangan Allyn menjelajahi keadaan sekitar.
"Jadi, objek apa yang mau lo photo?" Tanya Egy
"Tugasnya sih makhluk hidup, tapi gue masih bingung. Ada ide ga?"ucap Allyn
"Malah nanya balik" Egy terkekeh "Disini ada bunga Crysant yang yang mau mekar, ayo" Egy menggenggam tangan Allyn dan mengajaknya ke suatu tempat.

Ketika Allyn sedang memotret beberapa view yang dianggapnya sangat indah, ia menemukan sebuah ayunan dibawah pohon yang rindang, ia tidak dapat menahan dirinya untuk tidak menaiki ayunan tersebut.

"Allyn, lo gue cariin ternyata disini. Nih gue bawa ice cream coklat buat lo" ucap Egy
"Thanks ya gy, soalnya gue pengen naik ayunan hehe. Disini lebih asik dari yang di rumah" ucap Allyn dengan senyumnya yang khas.
"Al, minjem kamera lo deh" setelah menyerahkan kameranya pada Egy, Allyn bermain ayunan lagi, ia sangat menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Egy terpana melihat Allyn, rambutnya yang berwarna coklat tua ia gerai terbelai oleh angin, mata birunya yang memancarkan kegembiraan, senyumnya yang merekah, semua itu membuat detak jantungnya kembali berdetak melebihi batas kecepatan normal.

"Allyn, look at the camera" sesaat setelah Allyn menengok, Egy langsung memotretnya.
"Egy ih gue belum siap tau" Allyn berlari menghampiri Egy untuk melihat hasil photonya.
"Ini lucu, Al. Candid gitu, muka lo innocent gue suka, lo daritadi motret sana sini, tapi kita belum ada photo bareng" ucap Egy pura-pura kesal
"Muka lo gy, hahahaha. Yaudah deh yu, gue gaada balon kalo lo nangis"

Mereka mengambil beberapa gambar, berbagai macam pose pun mereka coba, terkadang Allyn memotret Egy, begitupun sebaliknya.

Tanpa mereka sadari, seseorang mengawasi mereka dari jauh, ralat mengawasi Allyn lebih tepatnya.
"You're mine, Jassellyn. You will be mine, soon." Ucap seseorang itu dengan smirk yang menghiasi wajahnya.

(My)FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang