Pertengkaran antara Zevi dan Veon di rooftop membuat Zevi mengurung diri di dalam kamar hampir tiga hari terakhir ini. Bahkan Zevi pun tak masuk sekolah selama 3 hari itu.
Pikiran Zevi saat ini benar-benar kacau. Sudah tiga hari pula Zevi tak bisa tidur dengan tenang. Pikirannya selalu tertuju pada Veon dan Veon. Apalagi Veon tak henti-hentinya menghubungi Zevi, entah melalui telfon atau bahkan datang ke rumah Zevi namun Zevi tak pernah berniat untuk bertemu dengan Veon.
"Arghh..." geram Zevi yang kini tengah duduk di pinggir kasur sembari mengacak-ngacak rambutnya.
Zevi melirik ke arah jam weker yang terpampang manis di meja dekat kasur. Jam sudah menunjukan pukul 1 malam.
"Sialan!! Kenapa gue gak bisa tidur sih!!" gerutu Zevi sembari memegang jam tersebut
Prang
Zevi membanting jam weker tersebut ke sembarang tempat. Kemudian pergi berlalu, keluar. Meninggalkan Kamarnya.
Zevi menuruni anak tangga rumahnya dengan rambut tak beraturan serta kantung mata yang mulai menebal. Mungkin jika ada yang melihat wujud Zevi saat tengah malam seperti ini mereka akan kabur terbirit-birit, karena Zevi kini lebih mirip seperti zombie.
Saat tepat di anak tangga yang terakhir, Zevi terpaku di tempat. Menatap kosong ruang keluarga dengan pencahayaan yang minimalis. Seketika Zevi teringat saat dimana pertama kalinya ia bisa tertawa lepas tanpa beban bersama Veon.
"Gue gak pernah denger canda tawa lagi di ruangan ini semenjak nyokap bokap pergi, gue gak pernah bisa ketawa lepas di ruangan ini, tapi saat lu masuk ke kehidupan gue. Entah kenapa lu buat gue bisa ketawa lepas." batin Zevi sembari menatap nanar ruang keluarga yang menjadi saksi bisu kebersamaan mereka berdua.
"Bodoh, ngapain juga gue mikirin dia. Dia kan udah ikut campur urusan keluarga gue," gumam Zevi sembari menyeka air matanya yang hampir mengalir di pipinya.
Zevi melanjutkan langkahnya ke arah dapur dan berjalan ke dekat lemari es yang berada di sudut ruangan dapur.
Zevi membuka pintu kulkas, untuk mencari minuman kesukaannya, yang ia rasa bisa menghilangkan rasa stress nya saat ini.
Saat membuka kenop pintu kulkas. Zevi menemukan dua botol vodka, yang isinya sudah tiada.
"Shitt..." umpat Zevi saat mengetahui isi botol minuman beralkohol itu sudah habis tak tersisa.
Begitulah Zevi, disaat banyak masalah yang di hadapinya, ia selalu melampiaskannya dengan minum-minuman beralkohol dan berakhir dengan mabuk. Namun di saat Veon hadir di dalam kehidupannya Zevi sudah jarang meminum minuman itu. Entah kenapa, kehadiran Veon mampu merubah sikap Zevi secara perlahan.
"Gue butuh minum," gumam Zevi sembari berjalan ke arah kamarnya untuk mengambil kacamata hitam, jaket dan kunci mobilnya. Kemudian Zevi berjalan keluar rumahnya dan menancap gas mobilnya untuk pergi ke tempat yang sudah lama tak ia kunjungi.
***
Veon sedang mondar mandir di dalam kamarnya, ia bingung bagaimana cara untuk memperbaiki hubungannya dengan Zevi.
"Seharusnya gue gak ngeluarin sifat kepo gue," Gumam Veon kesal. "Bego gue"
Veon mengacak - acak rambutnya, lalu ia duduk di tepi ranjang. "Gue harus ke rumah Zevi.
***
Sesampainya Veon dirumah Zevi yang hanya Zevi tinggali, Veon mengetuk pintu. Namun, tak ada jawaban.
"Pasti dia clubbing" Gumam Veon lalu segera masuk kedalam mobilnya.
Tak pernah sebelumnya Veon merasa resah seperti ini. Meski sudah beberapa kali Veon ke pergi ke rumah Zevi untuk meminta maaf atas kejadian di rooftop itu, namun Zevi selalu mengusirnya dan enggan bertemu dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Br(ok)en Life
Ficțiune adolescențiEvent AWI Sebuah kisah tentang masa lalu kehidupan seorang gadis yang terlantar dan terbuang dari dunia kebahagiaannya. Kini berubah 360 derajat, setelah kehadiran sesosok lelaki yang mampu mengubah sikap gadis ini. Dan mampu membawa gadis ini men...