Pagi-pagi sekali aku sudah disambut dengan rintikan hujan dan kilatan petir. Sudah semalaman hujan memang tak kunjung reda. Gemericiknya tentu saja membuatku semakin terlelap dalam tidurku. Rasanya aku tak ingin beranjak dari kasur empukku ini. Hujan membuatku enggan rasanya untuk sekedar membuka mata atau pergi sholat subuh. Aku masih ingin berlama-lama di kasurku ini.
Tapi apa daya. Ini sudah pukul 5 pagi. Ini sudah masuk waktu subuh. Yah, aku memang harus bangun. Meskipun awalnya masih sangat malas karena cuaca begitu dingiiin. Dingin sampai menusuk tulang dan membekukan hati. Haha lebay sekali.
Cipratan air wudhu yang membasahi wajah dan dan sebagian tubuhk ini membuatku lebih fresh. Wajah kucel ala bangun tidurku pun tak berbekas lagi. Setelah selesai sholat subuh, ku putuskan untuk membaca beberapa halaman Kalamullah. Aku menyelesaikan dua ruku' lalu ku akhiri tadarus pagi ini.
Baru saja ingin ku rebahkan kembali tubuh mungilku ini ke kasur empuk yang menggodaku bergelung kembali dalam selimut, tapi suara mama mengetuk pintu menggagalkan rencanaku. Yahh, padahal aku masih ingin bobok cantikk. Heheh
"Qiyya! Ayo segera ke ruang makan. Mama sudah siapkan sarapan untukmu. Cepat." Aku berdesah kecewa saar berjalan untuk membuka pintu. Tumben sekali pagi-pagi begini mama sudah membuatkan sarapan. Pikirku.
"Kenapa sih ma? Kok tumben banget pagi-pagi gini udah bikinin sarapan? Qiyya kan belum laper."
"Astaghfirullah Qiyya, kamu belum mandi?" Ada apa dengan mama kok kaget begitu.
"Ya belum ma, ini masih jam setengah enam. Dingin tauk." Elakku karena memang ini dingin. Brrrr
"Apa jangan-jangab kamu lupa? Ini kan hari pertamamu sekolah. Ini hari senin sayang. Liburan kamu udah selesai."
"APA? Sekarang udah tanggal 4 ya ma??? Hwaaaa...aku lupaaa"
Dengan berlari aku menuju kamar mandi. Buru-buru. Segera saja ku saut handuk dan seragam dengan segera. Aku mandi hanya mandi bebek. DuhhhSelesai mandi kupakai seragam dengan segera. Biarlah tak rapi. Yang penting hari ini nggak telat. Duhh Ya Allah kok bisa lupa sihh? Masa iya hari pertama sekolah telat? Nggak lucu dong. Apalagi alasannya karena apa coba? Lupa kalau hari ini udah masuk sekolah. Ga mutu banget.
"Maaa aku hari ini gajadi sarapan yaa, nanti di sekolah aja. Aku buru-buru nih. Daa maa. Asaalamu'alaikumm!"
"Qiyya tunggu, ini mama udah bawain bekal. Dibawa ya!"
"Tapi ma?"
"Udah cepet, sini salaman sama mama dulu. Masa sekolah nggak pamit sama mama. Nanti nggak berkah lho."
"Iyadehh mamaku sayang" ku cium punggung tangannya. Lalu bergegas pergi. Keburu siang kalo ini mah.
"Udah ya Ma, keburu Qiyya ketinggalan angkot nih. Nanti kalo telat bisa dimarahin abis-abisan sama pak satpam yang galaknya MasyaAllah itu. Daa Maaa"
Tak ku hiraukan lagi perkataan mama. Yang ada aku terus berlari keluar gerbang menuju jalan depan menunggu angkot yang pastinya sebentar lagi akan melaju ke sekolah.
Sayup-sayup ku dengar suara mama bilang agar aku hati-hati.Jangan bertanya dimana Ayah, karena beliau pasti sudah berangkat bekerja sejak pagi-pagi. Aku pun tak memintanya untuk mengantarku. Karena ia sangat sibuk.
Berlari-lari pagi ini membuatku capek. Pagi-pagi begini aku sidah harus berjubel dengan banyak orang. Maklum ini udah jam 6 lewat. Jalanan pasti macet. Apalagi jarak sekolahku cukup jauh membuatku sangat tergesa. Untung saja hujan sudah reda. Jadi aku tak perlu basah-basahan keringat plus air hujan.
Satu langkah terakhir sampai di ujung jalan tempat biasa menanti angkot. Tapi apa sekarang, angkotnya mulai menjauh. Kyaaaa. Aku berlari sekuat tenaga sambil teriak-teriak memanggil pak supir agar berhenti. "Paaakk tungguuuuu!"
Namun apa daya, bising suara kendaraan menghalau suaraku. Tentu saja suaraku kalah dengan bising kendaraan itu. Oh sudahlah. Aku pasti akan dihukum. Oh malangnya aku.
Dengan jalan gontai. Aku memandang ke depan. Menanti ada angkot lain yang lewat. Namun, nihil. Waktu sudah semakin siang. Yaampun. Bagaimana ini? Aku mulai panik.
Tiba-tiba, byuuurrr. Rok panjangku basah karena ulah mobil yang melewati genangan air. Aaahh sungguh buruk pagi ini. Awass saja kalau aku sampai tahu siapa orangnya.
Si pemilik mobil menepikan mobilnya, membuka pintu dengan wajah tanpa dosa. Ia ternyata laki-laki berkacamata yang sepertinya pernah ku temui. Tapi dimana?
"Hey, kamu nggak papa?"
"Ya jelas papa lah." Jawabku ketus.
"Maaf, tadi supirku tak sengaja. Bukankah kita satu sekolah? Tunggu, apa kau berjalan kaki?" Dia bertanya begitu banyak. Tapi dengan perkataan dinginnya yang menurutku nggak ada tulusnya sama sekali.
"Iya, seragam kita kan sama, apa kamu nggak lihat?" Jujur saja aku masih sebel dibuatnya.
"Oh yasudah aku pergi dulu, keburu telat."
Apaaa?? Dia berlalu begitu saja setelah mengucap maaf? Dia nggak ngajakin aku bareng kek? Akuu kan jugaa bisa telaaatt.
Setelah itu mobilnya melesat cepat bak berlomba di sirkuit saking cepatnya. Waktu memang menunjukkan jam 6.20 dan aku masih disini. Menunggu. Hey apa yang ku tunggu?"Azqiyya" Panggil seseorang membuyarkan lamunanku. Aku menoleh melihat ke samping. Dan ternyata ia adalah sahabatku. Shofiyyah.
"Hai Shofi, aku boleh bareng nggak ke sekolah?" Nadaku setengah memohon padanya.
"Iya Qiy, ayookk! Kalo aku nggak mau nggak bakal lah aku berhenti." Seketika aku tersenyum.
"Makasih" Alhamdulillah. Allah Maha Baik. Pagi ini aku punya tebengan ke sekolah. Segera aku membonceng motor matic Shofi. Dan akhirnya aku bisa ke sekolah tanpa telat. Yeaayyy
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
SpiritualKumpulan kisah perjalanan 'Azqiyya' bersama sahabat. "Karena dalam hidup, ada fase dimana kita harus berpura-pura kuat untuk membuat orang lain bahagia" - Azqiyya Iftikar "Tak selamanya ulat itu buruk rupa, ketika ia berjuang untuk berubah ia ak...