Safira Story

11.8K 513 30
                                    

“ Safira”, Suara sahabatku Lulu membuatku akhirnya mengalihkan pandanganku dari buku yang sedang asik – asiknya ku baca.

                “ Kamu disini rupanya, aku cariin kamu kemana – mana nggak tahunya malah disini”, Keluhnya saat akhirnya ia duduk disampingku.

                “ Kan aku selalu disini Lu…kamunya aja nyarinya ketempat yang aneh – aneh, pasti nyarinya dikantin atau diklub futsal, ya kan?”, Sahutku membela diri, sahabatku ini memang seperti itu mencariku ditempat biasa ia menghabiskan waktu ya jelas nggak ketemu, aku lebih suka berada diperpus dengan kumpulan buku – buku bak surga.

                “ Hehehehe… kali aja gitu kamu berubah fikiran trus lebih milih nongkrong dikantin atau diclub futsal ngecengin Cesar”, Sahutnya yang kini membuat alisku berkerut. Cesar?

                “ Cesar? Kenapa bawa – bawa dia?”, Tanyaku tak terima, Lulu selalu mengaitkanku dengan Cesar, menurutnya aku sangat cocok jika berpasangan dengan Cesar.

                “ Ya..kamu tahu kan alasannya, kalian tuh cocok banget kenapa nggak pacaran aja sih?”, Aku menggeleng kasar, usul dari mana itu? Tidak mungkin aku dan Pangeran Cesar Brata Santoso itu bisa berjodoh, kami bagaikan langit – bumi, bagai kutub selatan dan kutub utara, bagai kebudayaan timur dan barat, kami berbeda 180 derajat, jadi rasanya mustahil jika kami berjodoh.

                “ Aku males ah kalo kamu udah bahas topik itu, aku pamit ya”, Sahutku yang agak marah pada Lulu karena selalu menyelipkan topik pria bernama Cesar itu diperbincangan kami. Aku beranjak pergi dan terus berjalan meninggalkan Lulu, ia tak mengejarku, itu karena dia tahu aku marah padanya.

                Kulangkahkan kakiku menuju parkiran, hari ini memang cuma ada 1 mata kuliah makanya aku sangat bahagia bisa menghabiskan banyak waktuku diperpustakaan tapi apa daya moodku hancur tak bersisa karena Lulu menyebut – nyebut nama Cesar.

                “ Motorku…”, aku hanya bisa terpaku saat kulihat motor kesayanganku lecet parah ditambah ban motor yang sudah tidak pada tempatku.

                “ Siapa suruh lo naro motor lo disamping mobil gue? Bikin mobil gue keliatan jelek tahu nggak”,

Suara itu…

                Aku menoleh kearah samping kanan dan sosok pria itu, ya siapa lagi kalau bukan Cesar Brata Santoso yang dengan keangkuhannya membuat motor kesayanganku hancur berantakan. Ia berdiri disampingku dengan senyum sinis dan gaya angkuhnya. Aku benci dia!

                Tanpa berniat membalas ucapannya aku membawa motorku pergi dari tempatnya, agak susah payah karena ban belakang yang tidak terpasang jadi aku menyeretnya. Sayup – sayup  tawa sinis pria brengsek itu terdengar. Sabar Fira…Kebencian tidak akan membuatmu menjadi anarki dan tidak dewasa kan? Apa kata ayah kalau sampai aku ketahuan berkelahi dengan orang lain. Aku tak akan membayangkan hukuman apa yang Ayah berikan padaku.

****

                “ Motormu kenapa dek?”, Suara ibuku membuatku kaget setengah mati, padahal aku sudah masuk kegarasi dengan diam – diam tapi firasat ibu sepertinya kuat hari ini. Aku memakirkan motorku disamping motor dan mobil milik Ayah dan Mas Farhan.

                “ Ehm…tadi nggak sengaja nabrak pohon bu”, Jawabku berbohong. Ini kebohongan kedua’ku pada Ibu dan yang pertama gagal.

                “ Nabrak pohon kenapa ban belakang yang copot?”, Tanya Ibu sambil meneliti motorku. Habis aku..

                “ Ehm…Iya, abis nabrak kedepan trus aku lepas kendali jadi nabrak belakang juga”, Sahutku dengan kebohongan lagi. Maafkan aku Ibu..

Box Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang