“ Alhamdulilah kamu lulus juga nduk, Bapak bangga sama kamu “, Ucap syukur dari Bapak membuat kebahagiaanku lengkap hari ini. Kabar gembira atas kelulusanku memang hanya bisa kusampaikan via telpon karena saat ini Bapak sedang dalam keadaan sakit dikampung, sebagai anak perantauan yang tinggal dijakarta seorang diri sekian tahun aku terbiasa untuk tidak menyusahkan orang tua yang sudah memberiku restu dan semangatnya untukku bisa menempuh pendidikan seorang diri dikota besar seperti di Jakarta.
“ Iya Pak…Dua bulan lagi Lulu di wisuda, Lulu sudah jadi Sarjana seperti yang bapak cita – citakan, Semoga Almarhum Ibu disana bangga ya pak sama Lulu”, Ucapku dengan suara bergetar, kudengar isak tangis Bapak disebrang sana, Bapakku menangis, semoga engkau menangis karena bahagia pak.
“ Pasti nduk, Beliau pasti bangga padamu, kamu memang kebanggaan keluarga, Bapak akan menyusulmu nduk, dua bulan lagi bapak pasti hadir diacara Wisudamu dan bapak akan menjadi orang paling bahagia bisa menyaksikan putrinya mendapatkan gelar Sarjananya, Bapak bangga sama kamu nduk ”, Penjelasan dari Bapak membuat tangisku akhirnya pecah. Aku menyeka air mataku walau sambil terisak, Bapak pun di sana masih menangis. Hari ini tangis kami pecah, tangis kebahagiaan yang kami tunggu – tunggu.
****
Aku berdiri dengan gugup saat menatap gedung perkantoran dimana hari ini aku akan mengikuti interview dan serangkaian test untuk posisi sebagai sekretaris. Jujur, sebenarnya background pendidikanku adalah Akutansi tapi saat ini aku sangat butuh pekerjaan karena dua pekerjaan part time yang sebelumnya kulakukan terpaksa kuhetikan saat menyelesaikan skripsiku. Dengan rok dan kemeja hasil pinjaman dari sahabatku Fira aku memasuki bangunan mewah di hadapanku ini.
“ Selamat pagi mbak, saya mau mengikuti interview dilantai delapan”, Sapaku pada Resepsionist. Wanita cantik dengan dandanan mencolok dihadapanku tersenyum ramah padaku.
“ Silahkan, lantai delapan lalu belok kekanan ya mbak, Mbak bisa memakai lift disebelah sana”,Jelasnya sambil menunjuk lift yang harus kugunakan.
“ Terima kasih mbak”, Sahutku lalu berjalan dengan gugup kearah lift. Ya Allah…Semoga apa yang kulakukan hari ini bisa membawa berkah untukku dan keluargaku.
BUK!!
“ Auuwww”, Aku meringis saat seseorang menabrakku dan membuatku jatuh dengan bokong menyentuh lantai lebih dulu. Sakit banget! Aku berusaha untuk bangkit.
“ Kamu nggak papa ?”, Tanya seseorang yang sepertinya adalah pelaku penabrakan. Aku membenahi pakaianku lalu mencoba menatapnya dengan berani.
“ Aku nggak papa kok-”, kata – kataku seperti tertelan entah kemana saat aku terpaku dengan pria dihadapanku. Dia…Farhan.
“ Kamu yakin?”, Tanyanya. Aku hanya bisa mengangguk karena fokus mataku saat ini adalah Matanya, Mata itu indah sekali, begitu tajam dengan bulu mata yang lentik.
“ Saya minta maaf, kalau begitu permisi”, Pria tampan dihadapanku pun berjalan meninggalkanku lalu masuk kedalam sebuah lift yang setelah tertutup bertuliskan “ Lift Khusus Direksi“
Jangan – jangan perusahaan ini…
Aku menoleh kekanan dan kekiri lalu sebuah nama terpampang jelas dilobby gedung.
“ PT. PUNGGAWA HASYIM INTERNATIONAL “
Hasyim…Hasyim…Jadi kalo yang nabrak aku Farhan berarti aku ditabrak sama Pemilik gedung ini dong? Ya Tuhan…
KAMU SEDANG MEMBACA
Box Of Love
Teen FictionSebuah Kotak yang dipenuhi Oleh Kisah - Kisah Cinta.. Cover by Parameswari Primadita