Chapter 2

283 16 0
                                    

Dua sosok tubuh muncul begitu daun pintu itu menyentak membuka. Secara naluriah, kedua bola mata Kyuhyun terarah kesana. Seorang laki-laki berumur tiga puluh dan seorang wanita muda berparas cantik berdiri di mulut pintu. Sekilas wanita yang dia kenal bernama Su Ji itu tampak terkejut ketika sepasang mata mereka bertemu. Kyuhyun mengerinyitkan dahi lalu mendengus membuang muka, sebagai perwujudan antipatinya pada sosok yang di tatapnya.

“Kemana saja kau?” Kyuhyun mendengar lengkingan suara ibunyalah yang pertama kali mengisi ruangan. Wanita yang sudah berumur itu melipat kedua tangannya di depan dada, menatap dengan sorot mata tajam mematikan. Kyuhyun cuma bisa bergidik ngeri saat ibunya membengkokkan telunjuk, memberi isyarat agar Su Ji segera merapat padanya.

Gadis itu kelihatan bingung, bukannya takut seperti yang dia prediksikan. Lagi-lagi Kyuhyun mengernyitkan dahi melihat kedua kaki jenjang gadis itu membuat langkah melewati tempat duduk ia sekarang. Gadis itu berhenti di hadapan ibunya. Keduanya sama-sama terlihat heran satu sama lain. Kyuhyun bisa memahami kenapa ibunya ikut-ikutan bingung. Su Ji bukanlah kucing manis penurut yang punya mata polos seperti ini. Pasti ada yang salah. Atau, dia sedang berakting?

“Awwwwwhhh,” pekikan itu berhasil membuat manager Cha yang duduk di seberang Kyuhyun tertawa. Direktur Cho rupanya memintir telinga Su Ji hingga gadis itu mengerang kesakitan.

Kyuhyun membuang napas gerah. Ini bukan pertama kalinya mereka melihat pemandangan itu. Malah kadang kedekatan kedua wanita itu membuatnya iri pada Su Ji. Ibunya cendrung lebih merasa aman menyentuh Su Ji dari pada dia, anaknya sendiri.

“Beraninya kau menghilang tanpa memberi kabar pada kami!” kali ini Direktur Cho memukul kepala Su Ji. Kyuhyun melihat gadis itu merutuk pelan dan melayangkan tatapan kesal pada Managernya, Su Ho, yang tampak sedang terkekeh di ujung sana.

Adegan kekerasan berhenti disitu. Berganti dengan adegan pelukan yang mengharukan. Kyuhyun membuang pandang dengan mual.

“Bisa kita mulai sekarang saja, eomma? Aku sudah hampir terlambat ke lokasi pembuatan klip MV-ku,” Kyuhyun menyertai ucapannya dengan senyuman sinis.

Nyonya Cho mengurai pelukannya dari tubuh Su Ji. Ia mengalihkan pandang pada anak semata wayangnya, Cho Kyuhyun. “Baiklaah, karna kita semua sudah berkumpul disini. Mari kita mulai saja.”

Kali ini Su Ho mendekat dan memberi isyarat pada Su Ji untuk duduk di sebelah Kyuhyun. Kyuhyun tampak risih dengan kehadiran gadis itu, ia beringsut menjauh hingga ke tepian sofa. Su Ji tampak tersinggung dengan kelakuannya.

“Su Ji ssi, aku tahu kau mungkin tidak setuju dengan rencana in-”

“Aku juga sebetulnya tidak setuju, eomma,” potong Kyuhyun, mencegah sesi ramah tamah ibunya.

“Kyu, apa kau tidak bisa tenang dulu selagi aku menjelaskan?” tegur nyonya Cho pada anaknya, tidak suka.

Kyuhyun mendesis. “Biar aku saja yang jelaskan pada si idiot ini.”

“I-idiot?” Su Ji mengulangi kata yang di labelkan Kyuhyun padanya dengan wajah antara bigung dan murka.

“Kau tahu, sejak awal skandalmu itu muncul di media, kantor ini selalu di penuhi wartawan. Tidak hanya kau, tapi artis yang bernaung di agensi ini juga jadi ikut-ikutan susah. Sekarang, selagi aku ingin membantu, kau harus setuju dengan rencana ibuku. Jangan berani-beraninya melarikan diri lagi. Karna kalau sampai itu terjadi, aku akan dengan senang hati akan mengejarmu hingga keujung dunia untuk memastikan kau hidup menderita.”

“Kyu!” kali ini Direktur Cho menegurnya lebih keras.

Kyuhyun tidak menghiraukan teguran ibunya. Matanya menatap Su Ji. Di pikirnya gadis itu akan segera bangkit untuk membalas ucapannya. Namun apa yang di lihatnya membuatnya jadi penasaran. Gadis itu tengah menunduk dengan kedua tangannya saling meremas dengan gugup. Apa? Apa ucapannya barusan benar-benar keterlaluan, hingga bisa membuat seorang Su Ji menjadi ketakutan?

The Duck and The SwanWhere stories live. Discover now