Bukan Istri Bayaran 17

31.7K 1.1K 21
                                    

'(Bukan) Istri Bayaran'

Happy Reading

***

"Della." Elizabeth membuka pintu kamar Della dengan lebar dan mendapati Della yang tengah merajut sebuah pakaian yang berukuran kecil. Mendengar langkah kaki dan suara pintu yang dibuka, wanita paruh baya bernama Della itu mengalihkan pandangannya dari rajutan yang tengah ia buat. Melihat Elizabeth yang datang, Della lantas tersenyum simpul dan mempersilahkan Elizabeth untuk duduk.

"Dimana Mr. Padantya?" Tanya Della. Mr. Padantya yang dimaksud ialah Rendra, suami Elizabeth. Della adalah ibu Adara yang menetap di rumah atau lebih tepatnya disebut mansion milik orang tua Iqbaal dan Aldi.

"Rendra sudah berangkat pagi pagi buta tadi." Jawab Elizabeth sekenanya.

"Jadi kau kesini butuh teman?" Terka Della seraya meneruskan rajutannya.

"Bukan begitu, Della. Kebetulan Rendra sedang tidak dirumah, aku ingin menanyakan sesuatu padamu." Della mendongakkan kepalanya dan fokus kearah pembicaraan mereka. Dari nada suara Elizabeth, ini merupakan pembicaraan yang serius.

"Tanyakan saja, sahabat lamaku." Ujar Della. Yah, Della dan Elizabeth adalah teman sekolah saat SMA dan mereka bersahabat selama itu.

"Mmhh, kemana Frans? Maaf jika pertanyaan ini menyinggungmu." Tanya Elizabeth dengan ragu. Sejenak, ekspresi Della berubah dari yang tadinya ceria menjadi datar. Elizabeth sangat mengenal Della. Maka dari itu, ia tahu jika saat ini Della telah tersinggung dengan pertanyaannya. Ia bertanya tentang Frans, kekasih Della saat mereka SMA. Dan Elizabeth juga tahu jika Frans dan Della telah menikah. Lalu ada apa dengan Frans? Apakah Frans telah meninggal?

"Apa yang terjadi dengan Frans? Apakah Frans telah meninggal?" Tanya Elizabeth.

"Kau benar,El. Frans telah meninggal. Maksudku meninggalkan kami berdua. Aku dan Adara."

"Oh astaga. Sejak kapan?" Tanya Elizabeth.

"Sejak Adara berumur satu tahun." Elizabeth menautkan alisnya.

"Maksudmu apa?"

"Frans meninggalkanku saat Adara berumur satu tahun. Dia meninggalkanku karena ibunya. Ibunya telah memilihkan Frans wanita yang lebih baik dariku. Ibu Frans bilang bahwa aku tak pantas untuk Frans." Elizabeth terkejut mendengarkan penjelasan Della.

"Brengsek,Frans! Mengapa dia tega sekali padamu dan juga putrinya?"

"Tidak, Eli! Frans memilih ibunya karena dia takut ibunya akan mencelakai kami berdua. Sehingga Frans menikah dengan wanita lain dan meninggalkanku. Sejak saat itu, aku tak tau kabar Frans lagi." Tanpa sadar air mata Della telah mengucur membasahi wajahnya yang terlihat renta. Elizabeth dengan lembut menghapus airmata Della dengan ibu jarinya.

"Lalu bagaimana kalian setelah Frans pergi? Apa dia memberikan tunjangan hidup kalian berdua?" Della menggeleng dengan lemah.

"Tidak lagi. Aku tahu jika ibunya yang melarang itu. Lagipula Frans saat itu telah memiliki istri yang juga harus dibiayainya. Dan sejak itu pula aku bekerja menjadi tukang cuci untuk membiayai hidup kami berdua. Kami hidup pas pasan, rumah seadanya, dan segala sesuatu harus dicukupkan meski kekurangan." Della menatap lurus mengingat bagaimana menderitanya hidupnya. Bahkan putrinya menjadi korban yang tumbuh tanpa kasih sayang seorang Ayah dan serba kekurangan. Della bersyukur ia memiliki anak yang sabar, serta tak pernah mengeluh.

"Oh astaga, aku baru tau tentang itu. Aku tak bisa membayangkan jika aku berada di posisimu." Elizabeth berujar seraya mengusap telapak tangan Della.

"Apakah Adara itu Adara Bergeron? Teman kecil anak anakku?" Della mengangguk membenarkan pertanyaan Elizabeth.

"Lalu kenapa kau mengubah namanya menjadi Adara Fradella?"

Bukan Istri Bayaran(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang