01

2K 132 20
                                    

Author POV

Aku disini merangkak membiarkan lututku terluka dan berdarah untuk melupakan bayang-bayang wajahmu

Aku disini terus memalingkan wajahku menghadap ke depan membiarkan panas terik matahari, dan sengatan badai salju merusaknya demi melupakan senyum indahmu

Disini ku terdiam dan menangis menahan sakitnya relung hatiku karena digerogoti rasa cintaku yang terlanjur tertanam begitu kuat dan dalam

Tapi itu semua percuma saja kulakukan karena hingga saat ini ku masih tak bisa melewatkanmu...

Karena kau, terlalu indah untukku Zahra !

***********

Angin di pagi itu berhembus dengan lembutnya menggelitik kulit setiap orang yang dilewatinya. Mentari pun tak mau kalah untuk menyentuhkan sedikit sinarnya, meskipun ia masih terlihat malu-malu menampilkan kegagahannya.

Suara burung yang berkicau merdu, dan semerbak wangi bunga yang bermekaran, menemani setiap langkah seorang anak manusia yang menghiasi wajahnya dengan senyuman. Dengan perut yang kelihatan sedikit membuncit,wanita itu terlihat sangat bersinar bagai seorang dewi yang sebentar lagi menjadi ibu bagi malaikat kecil yang tertanam di rahimnya.

Langkahnya begitu ringan, senyumnya begitu indah, hingga membuat pandangan semua orang teralihkan padanya. Namun tanpa ia sadari, bahwa sedari tadi ada seseorang yang sedang mengamatinya dari kejauhan, seseorang yang pernah mematahkan sayapnya, seseorang yang mampu menghapus senyum bahagia di wajahnya itu hanya dalam sekejap mata.

Seseorang yang sedang mencoba merangkak demi melupakan dirinya. Pria itu terlihat kaku bersembunyi di bawah bayang-bayang pohon di tengah taman, membiarkan angin meniup coat hitamnya yang menjuntai hingga lutut. Kedua bola matanya tampak begitu bulat dan sendu, menatap tanpa berkedip wanita itu. Bahkan sesekali seulas senyum menghias di wajahnya, setiap kali wanita itu tersenyum.

Entah apa yang sebenarnya ia sedang pikirkan, sampai ia tidak menyadari kalau ada seorang pria yang sedang berdiri di sampingnya.

" Apa kabar Derian ? " Suara itu cukup mengejutkannya hingga ia sempat terlihat gugup.

" mmm...ak..aku baik saja " Jawab Derian sambil mengusap tengkuknya.

" Sudah lama sekali kau menghilang tanpa memberi kabar padaku, dan sekarang kau tiba-tiba berdiri di sini sambil mengamati istriku " Derian terlihat semakin gugup.

" Mmm....mmm... Maafkan aku bukan maksud..."

" Tidak apa sobat ! Santailah....lagipula aku tahu kau pasti sangat merindukannya " Derian hanya bisa tersenyum menanggapinya.

" Kulihat ada banyak yang berubah pada dirimu ! Ngomong-ngomong kau selama ini kemana saja ? " Tanya Jhonson sambil merangkul Derian dengan satu tangannya.

" Yah hanya wajahku yang ditumbuhi jenggot dan rambutku yang sudah kupotong sedikit, selain itu aku hanya sedang terlalu sibuk " Jawaban Derian disambut gelak tawa dari Jhonson, membuatnya tersenyum sedikit.

" Bagaimana dengan Zahra ? " Tanya Derian

" Kau lihat dia sekarang sudah jauh lebih baik, dia menjadi begitu bahagia saat mengetahui dirinya hamil, karena aku butuh waktu hingga 4 tahun lamanya untuk bisa melihatnya mengandung hingga sebesar ini "

" Maksudmu ? " suara Derian terdengar sedikit bergetar dengan tatapan yang berubah menjadi sendu.

" Sebelumnya waktu di awal pernikahan kami , Zahra nampak selalu takut ketika ku bujuk dia untuk berhubungan denganku, dia bahkan sampai menangis takut kalau aku akan melukainya...hingga akhirnya aku membantunya untuk mengobati traumanya itu, lalu tak lama kemudian tepat di 2 tahun pernikahan kami Zahra dinyatakan positif hamil namun beberapa bulan kemudian ia mengalami keguguran, dan itu membuatnya bersedih tapi Alhamdulillah Allah akhirnya mengabulkan doa kami, sekarang ia kembali mengandung dan usia kehamilannya menginjak 25 minggu dan dokter bilang kondisi keduanya dalam keadaan yang baik " Cerita yang mengalir begitu saja dari mulut Jhonson seolah memeras hati Derian, mengulang kembali rasa penyesalannya pada Zahra.

MelewatkanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang