03

1.5K 113 29
                                    

Menjadi orang baik

Menjadi orang baik

Menjadi orang baik

Baik...baik baik baik baik

Kata-kata itu memenuhi benakku sepanjang hari, aku terkadang merasa diriku sudah baik tapi ternyata di mata orang lain aku masih kurang. Apalagi di mata Zahra, wanita yang pernah kusakiti. Aku merasa masih terlalu kecil untuk menjadi orang yang baik.

BAIK mudah untuk diucapkan namun kata itu masih sulit kumengerti, beragam makna yang bisa kulihat darinya yang pasti BAIK itu sendiri akan membuat hatimu dan orang lain menjadi bahagia. Hanya itu saja yang bisa kulihat darinya. Terdorong rasa penasaranku, dan tekad bulatku untuk belajar menjadi orang yang baik, membuatku sekarang duduk manis dan dengan rela menunggu sejak satu setengah jam yang lalu, hanya untuk menatap kehadiran seorang teman yang kupikir dia adalah orang yang baik dan mungkin saja, ia bisa membagi ilmunya sedikit kepadaku.

Tanpa peduli dinginnya udara di luar sana diiringi gemuruh angin, gelegak guntur, dan hujan yang turun dengan derasnya. Aku tetap terus berharap kehadirannya di hadapanku, sambil mencengkram hangatnya secangkir teh madu membuat jemariku merasa nyaman, meski dingin sedikit menyengat kepalaku yang masih terasa berat tapi jantungku ini masih bisa memompa di tengah kebekuan tubuhku.

Di tengah lamunanku melihat jalanan kota yang sepi dan gemerlap lampu yang menjadikan tetesan air hujan di malam itu berkilau indah, serasa membawa setitik demi setitik ketenangan dari ujung ubun-ubunku hingga ke mata kaki. Hingga satu tangan yang dingin menepuk bahuku, membuatku tersentak dan menatap wajahnya yang tepat berada di depanku.

" Kau menungguku lama ? Maaf tadi ada operasi emergency sehingga aku tidak bisa membatalkannya " Suaranya yang berat terhalang nafasnya yang tersengal-sengal, mungkin dia berlari untuk bisa kesini dan nampaknya mantelnya pun basah karena ia terburu-buru hingga lupa membawa payung.

" Hufftt....cuaca sekarang sulit ditebak yah " Ia tertawa kecil sambil membersihkan tubuhnya, dan kubalas ia dengan senyuman.

" Ngomong-ngomong ada keperluan apa kau tiba-tiba ingin bertemu denganku ? Apaaa....ini masih menyangkut Zahra ? " Aku menggelengkan kepalaku dan membuatnya sedikit bingung.

" Lalu apa ? "

" Lebih baik kau pesan minuman hangat dulu, dan setidaknya makanlah sedikit karena kau tadi habis beraktifitas keras, apalagi kau terguyur hujan, aku tidak mau dengan alasan kau menemuiku akhirnya kau jatuh sakit karena flu dan menularkannya pada Zahra " Kata-kataku yang panjang itu, berhasil membuat mulutnya menganga lebar terpaku menatapku.

" Ada apa ? " Tanyaku sambil menyentil ujung telunjukku di dahinya.

" Apa isi otakmu itu luntur karena terguyur hujan ? Mm..maksudku kau terlihat berbeda, kau...kau menjadi begitu peduli seperti itu " Ia memandangku dengan mata menyelidik dan aku hanya bersikap datar padanya.

" Ha sudahlah lupakan saja aku harus ke toilet dan saat aku kembali lagi ke meja ini kuharap kau sudah memiliki jawabannya bung " Aku tertawa mendengar celotehannya sebelum ia beranjak dari hadapanku..

Kurasa cukup lama juga ia pergi ke toilet, tapi hari ini aku masih bisa bersabar atau lebih tepatnya aku berusaha untuk bersabar. Hingga tak lama ia muncul dengan membawa nampan yang berisi segelas jus dan sepotong kue coklat hangat. Kupikir ia memiliki selera yang aneh, coba bayangkan di tengah dinginnya cuaca di malam ini apalagi tadi ia harus basah kuyup kehujanan, ia malah memilih untuk minum jus yang dingin daripada secangkir minuman hangat.

Aku melihat tingkahnya yang mulai menyeruput jus itu.
" Kenapa kau tidak memesan minuman hangat ? " tanyaku

" Mmmm...aku kebetulan kurang terbiasa untuk minum minuman hangat di malam hari, karena aku biasanya hanya minum secangkir kopi di pagi hari itu pun jarang, sisanya aku minum air putih atau jus buah tanpa gula, karena pencernaanku kurang baik "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MelewatkanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang