Pagi ini hujan turun sangat deras dan jalanan dipenuhi oleh kendaraan yang ramai berlalu-lalang, tapi sejak tadi aku tidak melihat satu pun bus yang melewati halte ini. Aku melirik jam tangan biru yang menempel cantik di tanganku.
"Kyaaa....bagaimana ini? Sekarang sudah jam tujuh lewat sepuluh dan itu berarti lima menit lagi gerbang sekolah akan ditutup, mampus dah...!!"dengan panik aku menunggu di halte.
Aku mencoba memutar otak ku untuk mencari cara agar aku bisa sampai di sekolah dalam waktu lima menit dari sekarang. Aku melihat kesana kemari sambil mengecek rintik hujan dengan tanganku dan sepetinya tidak ada cara lain, selain dengan menorobos hujan. Ku bulatkan tekat untuk berlari, baru saja sekitar lima langkah aku berlari seseorang yang mengendarai motor CBR berwarna hitam melaju dengan kecepatan di atas wajar menabrak genangan air dan akhirnya lengkap sudah penderitaanku air genangan tadi menciprati seragamku siiiiaal!!
Akhirnya aku sampai di sekolah tepat saat bel berbunyi. Entah tadi aku berlari atau terbang aku juga heran bisa berlari secepat tadi dan untung saja seragam sekolah ku tidak terlalu basah berkat jaket parasut yang ku pakai saat ini.
Saat berlari menuju kelasku tidak sengaja ada seseorang yang berlari lebih cepat dari arah belakang. Saat dia melewatiku bahunya menyerempet tubuhku yang mungil ini mengakibatkan aku terpental hingga terjatuh. Baru saja aku ingin menghabisinya tapi ia lebih dulu berbalik ke arahku untuk meminta maaf, aku terpelongo melihatnya.
'Waaah Bagaimana dia bisa semirip binbin, ah paling itu cuma halusinasi ku saja, pokoknya aku harus kasih dia pelajaran gara-gara dia nih bokong ku jadi sakit gini' batinku.
"Maaf..maaf,"ucap lelaki itu sambil mengulurkan tangannya membantu ku berdiri.
Ku tepis tangannya lalu berdiri sendiri sambil merapikan seragam sekolahku.
"Heh lo punya mata nggak sih? Jalan nggak pake nabrak orang bisa nggak sih? Oohh...Apa jangan-jangan lo bocah yang baru belajar jalan yah?"omelku dengan antusias sambil merapikan seragam ku, tapi saat aku melihat kearahnya dia sudah tidak ada.
"Aseeeem jadi tadi gue cuma ngomong sama tembok, awas aja yah kalau ketemu lagi gue bakal habisin lo! Kyaaaaaa!"cerocosku dengan emosi yang menggebu-gebu.
Dan saat aku ingin melangkah menuju kelas tiba-tiba ada tangan di telingaku yang siap menjewerku, aku sudah bisa menebak siapa yang berada di belakangku saat ini.
"Ariyanaaaaa sudah jam berapa ini dan kamu masih keliaran di luar kelas pakai acara teriak-teriak lagi, pokoknya sekarang ikut ibu kelapangan"ucap bu farah dengan suara cemprengnya sambil menarik telingaku yang mau tidak mau harus ku ikuti karena jeweran bu farah itu luar biasa rasanya.
Setiba dilapangan aku terkaget melihat sosok manusia menyebalkan itu. Ia berdiri dengan satu kaki dan kedua tangannya ditelinga. Reflek aku tertawa melihatnya dihukum. Tapi bu farah kembali menjewer telingaku sehingga aku berhenti tertawa dan berganti dengan ekspresi kesakitan karena jeweran super dari bu farah.
"Ariyana apa yang kamu tertawakan hah? Ayoo..ayoo.. Sekarang kamu ke depan tiang bendera itu dan ikuti apa yang dilakukan radit!"bu farah menghentikan jewerannya dan memberi perintah.
Whaaat bu farah nggak salah apa? Aku dihukum bareng manusia menyebalkan itu dan itu berarti sampai bel istirahat aku akan bersama mahluk satu itu, 'huffft.'
Dengan malas Aku melangkahkan kaki ku mendekat kearah pria itu kemudian mengikuti gayanya, berdiri dengan satu kaki dan kedua tangan memegang telinga.
Ia melihat kearahku lalu memasang ekspresi dingin seolah-olah ia orang yang sangat bekuasa.
'Wah..wahh..waah songong ni orang, koq bisa ada manusia jenis seperti ini ya, udah berlaga so' baik, nyebelin, so' cool pula, untung lo cakep' batinku"Kenapa? Ada yang salah? Kenapa lo ngeliatin gue segitunya? Masalah tadi? Kan gue udah minta maaf"ucapnya membuyarkan lamunanku.
"A..ap..aa?! S..ssiaa..pa yang ngeliatin k..looo! ih ge'er banget jadi orang" sanggahku yang terkaget karena katahuan. Kemudian dia tersenyum mendengar jawabanku dan senyumnya sukses buat aku meleleh.
**
Kriiing!!kriing!kriing!Bunyi yang sangat aku tunggu-tunggu pun akhirnya berbunyi. Langsung saja aku memperbaiki posisi berdiriku lalu menyambar tas ku dan berlari menuju kelas, di depan sana sudah menunggu sobat-sobat tercintaku.
"Res....lita... huffttt"aku menghampiri mereka.
"Ariyanaaa buset dah lu manusia atau kuda kerjaannya lari-lari mulu, oh iya na lo kok bisa telat sih nggak biasanya?"tanya restika.
"Gue juga nggak tau tuh, lagi apes aja kali hehehe, oh iya kalian mau kekantin kan gue titip yah biasa" ucapku.
"Iyaa...iyaa sana dah lu masuk kelas, rapiin seragam lu tu, dasar bopung"ejek lita.
"Bocah kampung hahaha" tambah restika sambil berjalan menjauhiku.
Aku melangkah memasuki kelas lalu menghampiri tempat dudukku, tidak sengaja aku melihat sosok pria yang tidak asing buatku, ya dia orang pertama yang ada di hati aku, my first love .
Namanya dion dia sosok yang pertama membuatku merasakan yang namanya jatuh cinta, tapi dalam keadan ini hanya aku saja yang merasakan itu dan walaupun denga cara memendam perasaan aku tetap mencintainya.
Sekarang dia dikabarkan dekat dengan salah satu siswi di kelas sebelah namanya novi, dengan adanya kabar itu sobat-sobatku berusaha agar aku bisa move on dari dion, aku sangat menghargai kebaikan mereka maka dari itu aku akan berusaha walaupun susah buat ngejalaninnya.**
Tidak terasa jam istirahat telah selesai semua siswa memasuki kelas bersamaan dengan bu farah ditemani dengan sosok misterius di belakangnya."Ya anak-anak kalian akan mendapatkan teman baru hari ini, Radit silahkan"ucap bu farah di depan kelas.
"Nama saya raditya pratama, panggil saja radit"ucapnya dengan gaya sedingin es balok. Semua wanita dikelas tersenyum-senyum memberikan senyuman pemujaan terhadap sosok radit.
"Oke Radit silahkan duduk disana di samping ariyana,oh iya jangan sampai terlambat lagi"bu farah mempersilahkan radit duduk di sampingku dan tentu saja aku tidak mengijinkan. Segera aku menaruh tas ku di bangku sebelah, berusaha membuat alasan agar radit tidak duduk di sampingku.
"TIDAAK bi..sa Bu di samping sayaa..., ah ada restika bu dia ingin pindah tempat duduk katanya, yaa kan res?"aku memberi alasan agar radit tidak duduk di sampingku.
"Benar begitu Restika? Tapi kenapa kamu masih duduk di sana? Cepat pindah"bu farah memastikan.
Restika yang sedang asik berbincang dengan lita terkaget karena bu farah tiba-tiba bertanya,ia reflek menggeleng, membantah apa yang aku katakan.
"Kalian itu bikin ibu pusing saja, sekarang kau Radit duduk di samping ariyana dan kau Ariyana duduk manis di sana jangan membantah"ucap bu farah.
Kemudian radit mulai mendekat dan ia sengaja menghempas bukunya di atas meja, hal itu membuat ku terkejut. Langsung saja ku berikan dia tatapan membunuhku, ia membalas tatapanku dengan tersenyum. Ya Tuhan Senyumnya lagi-lagi sukses buat aku meleleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Teen FictionIni bukan cerita yang bergenre sad, yang bisa menguras air mata. Ini juga buka cerita remaja romanpicisan. Tokoh dalam novel ini juga tidak ada yang bernama rain, seperti kebanyakan novel yang berjudul rain. Ini adalah novel yang bercerita bagaimana...