4

53 7 0
                                    

Yang penting aku sudah kenal dengannya dan tau namanya.

Kao Aldy..
Yeap..
Itu nama laki-laki misterius itu.
Laki-laki yang sering sekali aku lihat di halte dan dimana saja..

Kak Aldy ini berkuliah di Solo, disalah satu perguruan tinggi Swasta di Solo

"Kak, tau gak? Aku sering banget lihat kakak di cafe AM-PM itu, udah berapa kali yaa aku ketemu kakak, kalau gak salah 5 kali dan dengan ini 6 kali" ucapku

Dia tertawa terkekeh mendengar kejujuran dari mulutku

"Kebetulan kali, ya mungkin kita ditakdirkan harus selalu bertemu" balasnya

"Tadinya aku pikir kakak itu hantu, soalnya selalu ada dimana aja hehe" balasku diiringi gelak tawaku

Dia tersenyum kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya

"Terus sekarang masih menyangka kakak hantu?" Balasnya

"Enggaklah kak, mana ada hantu sebongsor ini? *upss* hahaha"

Tawa kita menyatu ditempat ini tempat penuh kemenangan..

-

Siang itu pukul 11 aku pulang dari Lapangan tempat bertemu Kak Aldy
Arah rumahku dan Kak Aldy ini satu arah.

Disepanjang jalan tak henti aku bercerita banyak hal tentang aku yang penasaran oleh sosok dia. Ia hanya tertawa pelan mendengar setiap kata yang terucap dari mulutku.

Arrgghh dia orang yang sangat humoris, dan gampang akrab dengan orang lain. Dan selama ini aku belum pernah kenal dengan orang seperti dia sebelumnya.

"Bahkan ya kak, aku kan pernah ngejar kakak sampai tikungan itu, eh ternyata kakak udah ilang" ucapku.

"Iyalah, orang rumah kakak, masuk gang besar itu. Jadi bakal kehilangan jejak." Balasnya yang tak mau kalah.

"Oh iya Sas, makasih ya sekali lagi, kalau aja itu jatuh ke tangan orang lain, lain lagi ceritanya. Kakak pulang dulu, ohiya hati-hati yaa..." ucapnya panjang lebar

"Sama-sama kak, makasih juga udah mau kenalan sama aku, hati-hati juga ya kak" balasku seraya mengangguk pelan.

Dia tersenyum simpul dan berjalan pelan ke arah gang besar itu.
Aku masih berdiri mematung memperhatikannya.

"Mau ikutin kaya sinetron ah, kalau dalam hitungan ke tiga dia nengok ke aku, berarti dia jodohku." Ucapku dalam hati.

"Satu...... dua.... tiga, arrrghh dia gak nengok, berarti aku ngitungnya kecepatan"

"Sekali lagi ah, satu.... dua... tigaa"

"Kak Aldy" teriakku

Dia berbalik arah dan melihat ke arahku dan aku melambaikan tanganku dan berteriak kembali "hati-hati kak"

Dia tersenyum dan mengacungkan jempol tangannya dan berbalik arah kembali dan berlalu semakin menjauh

"Tuh kan nengok dalam hitungan ketiga berarti dia jodohku hehe, wis rapopo walau curang"
(Sudah nggak apa-apa walau curang)

Kulanjutkan langkah kakiku menuju rumahku...
Terima Kasih Tuhan untuk hari ini.

-

Aku duduk dikursi di terasku, kedua temanku berjalan kearahku dengan mimik muka yang sulit untuk diartikan..
Pasti mereka marah terhadapku aku sudah bisa menebak itu.

"Saskia, kamu ini keterlaluan. Aku karo Ani nunggu di Gapura sampai jam 11, BBm gak dibalas, telepon juga ndak diangkat, piye tho bocah?"
(Nggak diangkat, gimana sih bocah?) ucap Andi yang kini memarahiku.

Takdir CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang