4 ; Pameran Utama

232 23 10
                                    


Senja merasa ini hal yang sangat menyenangkan baginya, ia memanggil perampok dan membayar nya untuk mencuri rumah nya sendiri. Gila memang, tapi jika itu membuat Senja senang, kenapa tidak?

***

Senja menatap Viona tajam, ia sama sekali tidak melihat sisi ketakutan di raut wajah gadis itu, justru gadis itu menatap nya penuh tanya.

" lo komplotan perampok atau gimana nja?" tanya Viona polos, padahal di situasi seperti ini biasanya gadis yang menurut senja 'manja' akan berteriak histeris seperti orang gangguan jiwa.

Inilah bedanya bersama 'Vio'.

" gue bukan komplotan, gue boss nya." ucap senja datar.

Viona mengerutkan keningnya " terus, kenapa lo kabur dari mereka ?"

" Boss selalu keluar terakhir, Boss itu maju sebagai pion penting di game."

"Jadi, lo buat game?" selidik Viona.

"Pemeran utama game nya siapa?" lanjutnya getir.

Takut, jika dirinya yang ditargetkan.

Senja menghela napas tipis, ia menatap tamu-tamu yang menjerit tidak karuan. setelah mengamati beberapa objek di hall dari kejauhan, ia menemukan pemandangan yang ia tunggu.

Senja tersenyum simpul, ia menunjuk wanita yang menjadi salah satu dari rombongan manusia itu.

Viona menatap bingung, "Tante Emma?"

" Yoi, nyokap gue." jawab senja santai, ia terseyum lebar saat melihat ibu tirinya mengeram kesal dengan wajah memerah menahan malu.

Tinggal satu orang terakhir dan game ini selesai

" Pemeran utama nya.... nyokap lo?" tebak Viona hati - hati.

Senja melirik Viona, "Iya, tapi nyokap gue masih salah satu dari pemeran utama." kata Senja dengan nada setengah puas.

"kurang satu orang lagi." lanjutnya menyeringai.

Viona melotot kearah Senja " jangan bilang...." kata Viona pelan.

" pemeran utama nya orang tua gue." Jelas Senja sinis. seketika ia menatap wajah pias Viona di depannya, kebahagian nya bertambah berkali lipat.

"Nja, lo lama lama mirip Psiko." kata Viona bergidik. Seraya mundur selangkah, dengan sigap, Senja menangkap lengan Viona dan menariknya mendekat.

"Gue enggak bakalan bunuh orang kok, tenang aja." jawabnya santai dengan memukul pelan dahi Viona dengan dahinya pula.

Viona menarik wajahnya jauh dari Senja. ia menatap sinis, lengan nya ditarik paksa dan menjauh dari Senja.

" gue kebal sama cowok kayak lo." Jawabnya tegas untuk yang kedua kalinya.

"woshot, tuan putri sudah berpengalaman ya? sudah pacaran berapa kali? " sindir Senja. ia mendekat ke arah Viona.

Viona perlahan berjalan menjauh dari Senja, ia menjauh dan Senja terus mendekat.

" gimana dengan hidup mu yang sempurna?" sarkasnya dengan penuh penekanan di kata sempurna.

Viona tidak lagi menjauh. ia menatap nanar kearah senja dan mendekat kearah nya. tangan nya di ayun cepat.

Senja menangkis tangan Viona dan mengejek serangan 'lemah' nya. Viona tidak menjawab. gadis itu justru menyiapkan serangan berikutnya. tanpa basa - basi, kakinya diangkat tinggi dan menendang perut Senja.

Senja tidak memprediksi serangan lanjutan. ia mengumpat saat kaki Viona menendang perutnya dengan mulus dan sukses.

tenaga baja dari seorang cewek pms. batin nya kesal, dilanjutkan dengan umpatan kasar dalam batin nya.

" mampus. " umpat Viona singkat. ia memincingkan matanya kearah Senja yang bersimpuh lemas di atas rumput memegangi perutnya. Viona menyambar Senter yang jatuh tidak jauh dari posisi Senja bersimpuh.

" selamat malam, Boss. " ejek gadis itu seraya menjauh. berjalan pergi tanpa menoleh kearah senja sekalipun.

setelah merasakan sakit yang di deritanya berkurang, Senja merogoh handphone nya dan mengetik cepat di salah satu kontak Line nya.

Serapraditya : perbaikin listriknya sekarang.

A : laksanakan. sekiranya 5 menit nja. jangan lupa bayarannya

Serapraditya : itu gampang. suruh cecunguk itu keluar rumah. rencana gagal.

A : Sa! Mereka baru dua jam dirumah!

Serapraditya : terus? bodo amat lah. gue gak bisa cek kerjaan mereka. nanti mereka malah nyasar ke ruang lain lagi.

A : Sa, bayaran mereka mahal. lah, lo kenapa gak bisa cek perkerjaan mereka?

Senja tersenyum pahit.

Serapraditya : lo pikir gue gak bisa bayar? perut gue sakit.

A : sorry Sa. gak maksud. Sakit perut doang? cemen lu. Yaudah, gue kasih tau ke mereka dulu.

Serapraditya : oke. adek bego.

Senja kembali berdiri dan berjalan kearah hall dengan malas. ia melihat wajah pias para tamu, dan dengan santai nya ia berjalan masuk dan duduk di sofa. karena ia tuan rumanya ia hafal betul perabotan di sekitanya.

Senja kembali mengamati para tamu, sebagian tamu sudah pulang dan teriakan pun mereda. perlahan jumlah tamu mengurang dan menyisakan Senja dan kedua orang tua nya. sebelum nya, Senja melihat Viona yang sedang menarik Azhell dengan kesal dengan wajah merah padam.

Saat ini lampu di daerah nya secara otomatis menyala. barang di hall menghilang dan beberapa dompet tanpa menyisakan uang pun berhamburan.

Orang tua Senja menatap satu sama lain. namun tidak menatap dan melirik Senja sekalipun. seperti eksistensi Senja tidak ada. wajah marah, kesal, bingung. campur aduk di wajah orang tua nya. Setelah puas melihat ekspresi kedua orang tua nya, Senja berjalan menaiki tangga dan memasuki kamar.

Kamarnya normal.

yang berbeda hanya,
ukuran kamar dan fasilitas.

Senja merebahkan tubuh nya diatas kasur yang empuk. Ia menarik bantal yang berisi bulu angsa yang empuk. Ia mendengus saat menatap layar ponsel.

A : gue balik 2 bulan lagi, doain gue brotha

Senja tersenyum. Pesan singkat yang membuat Senja kembali menemukan keluarganya, akan kembali disini.

____________________________

A.N

Hello~ ;w; disini mulai ada something HAHAHA

Voments❤️

With love

Luna

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gravits Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang