Bagian 1-Siddiapa?

514 23 35
                                    

"Apa enaknya sih,buat akun haters yang ga jelas itu?" keluh Visha lewat telfon padaku,

"Idiih! Mentang-mentang yang kuejek itu idola kamu! Coba kalo aku buat akun hatersnya Sumedh,pasti kamu ga sesewot ini."kataku sambil lanjut menguyah ferrero rochetku.

Selagi aku menelfon Visha, kulanjutkan membuat 'fanart'ku (sebenarnya bukan fanart sih..tapi 'hatersart' lol) untuk idolanya Visha di Photoshop laptopku.

Kugerakkan mouse komputerku kesana kemari, yang membuat gambar seorang selebriti yang AMAT BETAPA SANGAT kubenci tercoret dengan tinta merah di layar laptopku. Lebih mirip coretan anak TK daripada editan komputer.

Ternyata ocehan Visha yang gak jelas dan mati-matian membela idolanya itu ada untungnya juga, aku jadi ada motivasi buat bikin editan yang lebih jelek lagi.

Aku memang punya beberapa akun di instagram, tepatnya ada tiga. Pertama akun pribadi, ga usah dijelasin, semuanya juga udah pada tau soal yang itu (semoga). Kedua akun fan base Sumedh,dimana aku mempost hal-hal yang berhubungan dengan fandom itu seperti berita terbaru,foto-foto repost, editan foto,dll. Yang terakhir,dan mungkin jadi satu-satunya alasan kenapa Visha harusnya membenciku,adalah akun haters.

Yep,akun yang kerjanya cuma ngepost hal-hal ga jelas dan ngejelek-jelekkin artis walaupun kita sendiri ga tau artis itu aslinya gimana. Aku juga kurang tau apa motifku sebenarnya untuk membuat akun yang sejahat dan dibenci seantero Siddharthian itu. Karena memang pada kenyatannya, satu-satunya akun haters Siddharth Nigam yang ada di dunia ini cuma akunku.

Respon terhadap akun itu,ya standar. Pasti banyak fans-fansnya si Saddrak itu yang ngebully setiap editan dan foto yang aku post disana. Jujur, aku gak terlalu peduli,dan tetap melanjutkan aksi yang lumayan gila itu.

Eits! Tapi jangan salah,aku ga pernah melanggar batas kalau ngebully dia! Aku ga pernah sampai ngehina dia 'separah' itu. Apalagi kalau udah sampai bawa-bawa nama keluarganya. Issh, ga pernah kepikiran sampai sejauh itu. Dan aku juga ga pakai bahasa-bahasa yang ga sopan,argh, not my thing!

"Lagian,Sidd ga separah itu juga kali,Nasya! Emangnya se - fake apa sih dia menurut kamu?!" bela Visha. Aku memutar bola mataku dan mengambil satu buah Ferrero Rochet lagi kemulutku, "Fans ya fans, tapi ga sefanatik itu juga kali!"jawabku ketus.

"Huh! Padahal besok mau ketemu, masa udah marahan di malam sebelumnya sih!"rengeknya.
"Ya udah deh... Kita baikan aja hari ini..karena besok kita bisa akhirnya ketemu buat pertama kali!"ucapku sambil tersenyum.
"Yay!"aku bisa mendengar teriakkannya dari telfon, "Gitu dong,Sya! Kan jadi seru ngomongnya!"

Aku cuma bisa tersenyum lebar mendengar tingkah sahabatku yang kekanak-kanakan ini. Jadi ga sabar untuk bisa bicara secara langsung dengannya untuk pertama kali di LA nanti.

"Btw,menurut kamu nanti Sidd gimana ya?"tanyanya.

"Mulai lagi dah,tu anak" gumamku sambil memutar bola mataku ,lagi.
"Ih,Nasya! Apaan sih?!"
Aku bisa merasakan kalau dia lagi nge-blush sekarang.
"Jangan ngomongin si Saddrak itu sekalii aja,kenapa?! Aku lagi makan nih! Sayang kalo makanannya kumuntahin cuma gara-gara ngedengerin ocehan kamu yang ga jelas itu soal dia!"

"Lebay,Nasya. Asli,beneran, garing!"ucap Visha datar. Aku tertawa geli mendengar ucapannya tadi, "Ih,iya! Jangan sensian amat kali,sori!"kataku sambil mengendalikan tawaku.

"Sebenarnya apa sih masalah kamu sama Sidd,Nasya? Segitu bencinya kamu sama orang yang sama sekali gak kamu kenal..."
"Aku harus bilang berapa kali lagi,Sha..."ucapku dengan malas sambil beranjak dari kursiku.
"Dia itu gak masuk akal! Oke, mungkin kalo kita liat dia selama ini,orangnya memang perfect. Aktingnya juga bagus,harus aku akuin. Dan skill gymnasticnya itu juga,Wow."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

InnocentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang