Prolog

1.1K 11 0
                                    

Beby Nattasha Virginia.

Aku menatap aneh kearah rumah minimalis bercat abu - abu itu. Aku gak salah masuk rumah kan? atau aku salah jalan? Sekali lagi aku memperhatikan sekitar. Benar, ini jalan kerumah lantas? Kenapa rumahku banyak sekali orang? Ahhh ralat maksudku Orang -orang berpakaian serba hitam dan 2 mobil mewah yang aku tahu harganya pasti melambung tinggi.

dengan cepat aku segera berlari masuk kerumah dan meatap orang - orang aneh itu dengan raut wajah bingung.

" Assalammualaiku.. " Ucapku pelan sambil masuk kedalam rumah tetapi mataku terus fokus kebelakang. Siapa sih mereka?

" Ma.. mereka siapa sih? Kok aneh banget? Pak Jokowi  mau bertamu ke rumah kita ya? " tanyaku masih tetap menoleh kebelakang. " Kaya berasa jadi Ma- " Ucapanku langsung terhenti melihat lelaki tampan. Ralat sangat tampan duduk didepan kedua orang tuaku.

Lelaki itu mengenakan pakaia formal yang kuyakini sangat mahal, Nyaman dan Lembut. Ada apa ini?

" Sini nak duduk dulu " Ajak mama

Aku mencium kedua tangan orang tuaku dan masih menatap bingung kearah lelaki itu.

" Itu siapa ma? " Tanyaku kemudian duduk disebelah ibu.

" Dia anaknya pak Stevan " Jawab ayah. Aku manggut - manggut. Aku tahu mereka tapi aku belum pernah melihat anaknya. Namun apa yang dilakukannya disini? 

" Saya langsung saja pak, berhubungun orangnya juga berada disini. Jadi, bagaimana apa bapak menerima lamaran saya? Sesuai perjanjian " Ucap lelaki itu.

Lamaran? Perjanjian? Apa maksudnya ini?

" Sebenarnya ini ada apa sih? " tanyaku bingung

" mama menatapku senduh sambil menggenggam tanganku " Kedatangan Nak Julian ke sini ingin meminangmu nak. " 

JYEDAR!!!

Bagaikan geledek di siang bolong. Awan hitam bermunculan disusul dengan rintikan hujan langsung mengguyurku hingga basah kuyup.

" Mama Gila yah? " Bentakku kepada wanita paru baya didepanku, wanita kuhormari, kusayangi dan menjadi penerangku. Saking kagetnya aku langsung berdiri.

" Asyah!! " tegur ayah. Aku menatap orag tuaku secara bergantian. Apa mereka gila? dimana otak kedua orang tuaku? Oke aku tahu kata - kataku terlalu kasar tap- tapi siapa yang enggak emosi diumurmu yang masih sangat muda kau harus menikah? bagaimana dengan sekolahku?

It's Grazy, Right? I'm 14.

" Ma, Pa ini tuh gak adil buat Asyah. Asyah masih pengen bebas dan masih pengen sekolah. Kenapa kalian ngebet banget sih pengen Asyah nikah? kalau mau mama aja yang nikah. " Ujarku yang sukses mendapatkan pelototan dari papa.

" Kamu bisa melajutkan sekolahmu sayang disekolah yayasan milik Pak Stevan. Status kalian akan disembunyikan dari Publik hingga kamu lulus " Terang mama

Aku menggeram kesal " Gak bisa nunggu ampe lulus aja? Itukan sama aja. Status kita disembunyiin percuma dong . Apa maksud ada melamar saya? apa anda tahu jika saya masih sekolah dibangku kelas 1 SMA? " Aku menatap cowok tampan itu kemudian menatap kedua orang tuaku.

" Kalian kenapa juga maksa banget sih? " 

Ayah dan bunda terlihat menghela nafas kasar.

" Dengar Asyah. mereka sudah banyak membantu keluarga kita nak. " tutur ayah

" Asyah tetap gak mau. Titik gak make koma. selesai. Asyah Done. "

" ASYAH.!! " Bentak Ayah membuatku berjingkit kaget.

" APA KAMU GAK MAU NOLONGIN ORANG TUA KAMU HAH? MAU JADI ANAK DURHAKA KAMU? AYAH SAMA IBU KAMU INI UDAH TERLILIT UTANG BERUNTUNG CALON SUAMI KAMU ITU MAU NGEBATUIN DARI PADA KAMU DIJADIIN ISTRI KE-10 PAR ARTO MAU KAMU? APA SUSAHNYA SIH CUMAN MENIKAH? IBU NAK JULIA ITU SEKARAT DAN DIA INGIN MELIHAT ANAKNYA MENIKAH. JIKA SAJA TIDAK ADA KELUARGA MADIXON MUNGKIN KAMU ENGGAK BAKALAN SELAMAT. " 

TES...

Setitik air mata jatuh. Ucapan ayah benar - benar kasar, seakan - akan ayah menjualku pada orang itu.

" BERAPA UTANG AYAH HAH? AKU BAKALAN LUNASIN BAHKAN AKU RELA BERHENTI SEKOLAH KALAU PERLU. JIKA DIA. " Aku menunjuk kearah lelaki itu " MENUNTUT BALAS BUDI AKU RELA MEMBERIKAN NYAWAKU PADA MEREKA LEBIH TEPATNYA MENGEMBALIKAN NYAWA MEREKA. TAPI JANGAN PERNAH MENJUALKU KEORANG LAIN AYAH.... " balasku berteriak dengan emosi. bahka air mataku terus mengalir membasahi pipiku.

PLAK.

" AYAH.!! " Pekik mama.

aku tercengang. Ini pertama kalinya ayah menamparku dan itu hanya karena aku menolak perjodohan ini? Aku menatap ayah tak percaya dengan pandangan berkaca - kaca.

" As-asyah... Ma-ma'afin ayah. ayah... ayah gak sengaja " Ayah mencoba mendekapku. Aku melangkah mundur.

" Jangan sentuh aku.!! " Teriakku. Aku menatap kedua orang tuaku " Aku tak akan pernah merubah apapun. " 

Aku menatap lelaki itu datar. " Saya akan mengembalikan Nyawa anda. " Ucapku dingin sambil memegangi pipiku yang memerah. setelah itu aku meninggalkan rumah tak kuperdulikan panggilan kedua orang tuaku.

yang aku inginkan saat ini adalah pergi dan meninggalkan semuanya. Aku perlu sendiri. Aku tahu, katakanlah aku tidak tahu berterima kasih tapi apakah harus dengan menikah diusia muda? Aku tahu aku bukanlah anak kandung mereka tapi apakah harus seperti ini? Aku tahu dia Julian Adam Madixon. Pria Arogant. Playboy, dan seorang player sejati.

walaupun dia tampan tapi aku tidak ingin masa mudaku hancur begitu saja. Aku berhak memilih jalan hidupku.

Mereka mau Nyawaku? Baiklah aku akan memberikannya.

Satu - satunya cara Iyalah...

MATI..

Mungkin dengan cara itu aku bisa bertemu dengan orang tuaku dan juga kakakku walaupun aku harus menjadi penghuni tetap Neraka aku rela.

------------------------------------------------------------------------------------------

Terima kasih, semoga cerita ini bagus dan tidak membosankan.

maaf typo.

jangan lupa Commet and vote-Nya.

QueenKing12.

Love Dark ShadowWhere stories live. Discover now