Percobaan

2.5K 102 17
                                    

''Bisa nggak, lo berhenti ngikutin gue?''

Habis sudah kesabaran gadis cantik bernama Via ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Habis sudah kesabaran gadis cantik bernama Via ini. Pasalnya, semenjak indra keenamnya tiba-tiba terbuka, dirinya sudah cukup banyak untuk melihat mahkluk-mahkluk astral, dan yang membuat Via jengkel. Sejak satu minggu yang lalu, sesosok makhluk halus tampan mengikuti Via kemana pun ia pergi, terkecuali toilet. Bagi Via, semua makhluk halus itu sama saja. Pengganggu, dan Via lebih senang menyebut mereka dengan sebutan ''Setan'' ketimbang embel-embel ''Makhluk halus'' ''Makhluk ghaib'' ''Makhluk astral'' atau apa pun yang mengandung arti sama. Via tidak tahu siapa dan dari mana setan tampan yang terus mengikutinya, hal itu membuat Via risih dan merasa di awasi. Via merasa seakan-akan dirinya selalu di kuntit, dan aktifitas apa pun yang di lakukannya, Via selalu merasa di amati. Dan Via tidak suka itu.

''Namaku Ralden Lucas, aku hanya ingin berteman denganmu.'' Ucap setan tampan itu, datar. Via mendengar suara setan itu melalui hati dan telinganya, berdengungan bersamaan. Mendengar itu, Via menatap tajam Ralden. Untung saja Via masih berada di dalam kelas, suasana kelas pun mulai ramai karena jam istirahat pertama sebentar lagi akan selesai. Kalau saja ia berada di tempat sepi, benda apa pun akan bertebangan ke arah Ralden, meskipun hal itu sia-sia, menyentuh Ralden saja, Via tidak bisa.

''Gila kali, gue temenan sama setan? Bisa di bilang musyrik gue. Huft, sabar-sabar.'' Batin Via. Tangannya mengelus-elus dadanya. Pandangannya beralih ke jendela, di lihatnya bu Ida --guru fisika yang terkenal hororr dengan hukumannya-- sedang berjalan menuju kelasnya, Via hanya dapat menghela nafas panjang.

***

''Sialan, kampret emang tuh guru.'' Sungut Via, sambil melahap bakso mang asep bulat-bulat. Jadi lah sekarang mulut Via monyong-monyong, karena bakso mang asep yang kelewat gede.

Keyla, temen sebangku Via hanya terkikik geli. Via jadi tambah kesal saat mengingat jam pelajaran bu Ida tadi, tiba-tiba dia mengadakan tes mendadak, dan materinya sebagian ada di kelas satu dan dua, untuk mengetes ingetan anak-anak muridnya terhadap pelajaran kelas satu dan dua sekaligus persiapan untuk menghadapi Ujian Nasional. Langsung saja, kelas yang tadinya sunyi senyap, jadi kaya pasar. Mereka sibuk kasak-kusuk karena rata-rata pelajaran kelas satu dan dua itu sudah lupa, jangan kan yang satu atau dua tahun, materi yang baru di ajarkan minggu kemarin saja sudah lenyap tak berbekas di ingatan mereka, termasuk Via dan Keyla. Muka mereka panik bukan main, terlebih karena mereka tidak bisa menyiapkan contekan terlebih dahulu, seperti yang biasa mereka lakukan. Setengah jam, kertas di hadapan Via dan Keyla masih kosong, mereka berdua bahkan tidak tau mau menulis apa. Keyla yang notabennya lebih pintar sedikit dari via pun hanya diam, sesekali meringis. Satu jam berlalu, Keyla mengisi lembaran jawaban itu asal-asalan, dengan rumus yang dia ingat saja. Via kemudian menyalin jawaban Keyla, memang begitu setiap ulangan, kecuali mata pelajaran yang tidak melibatkan angka, dengan usaha keras tentunya, Via bisa mengisi lembar jawabannya sendiri.

''Padahal posisi lo aman, kita bisa searching Vi.'' Seru Keyla.

''Gila lo ya, dia dari tadi tuh ngelirik gue, ngawasin gue terus, kalo ketauan bisa berabe urusannya Key, sampe ke kepsek malah urusannya. Lagian tuh guru ga ngertiin, di kira otak kita, otak Elbert Einstein kali ya. Ck'' Sungut Via, lagi.

''Hehe, lo kan raja nyontek Vi.''

''Sialan lo.''

***

''Kau sudah menerima data dan profilnya?'' tanya seorang pria setengah baya, berpakaian serba putih, namanya Wahyu. Namun yang di tanya hanya diam melamun.

''Ralden Lucas?'' cowok yang di panggil Ralden Lucas itu menoleh kaget, pria di sampingnya berbisik tepat di telinganya.

''Dasar remaja, kau sudah menerima data dan profilnya?'' tanya Wahyu.

''Su..sudah, maafkan aku.'' Jawab Ralden gugup.

''Tidak apa, lakukan tugasmu dengan benar. Target mu benar-benar pembangkang yang hebat.'' Bisik Wahyu, Ralden hanya terpaku di tempatnya.





Sampe situ aja dulu, kalo banyak yang respon. Aku lanjut rombak.

Ga sepenuhnya di ubah ko.

Lebih di perjelas lagi latar, suasana, sama karakter masing-masing tokohnya..

Sister its not visible, juga akan dirombak.

Berbeda AlamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang