Krrrrrriiiingggg!!!!
Bunyi alarm Nathan. Menandakan sudah pagi. Nathan bangun dari tempat tidur. Saat bangun dari tempat tidur, handphonenya bergetar. Ada email masuk.
"Ah, paling notifications gak jelas"
Nathan tidak menghiraukan pesan tersebut, ia langsung bergegas mandi untuk berangkat ke kantor. Macet sang ibukota membuat Nathan kesal. Padahal, masih pagi sekali. Langit pun masih terlihat biru gelap.
"Yaelah, Jakarta macet terus. Gak pada bosen apa ya?"
Sesampai di kantor, Nathan bertemu dengan Nisa di lantai bawah.
"Eh Nis, kamu sudah datang saja pagi pagi begini"
"Iya nih Nath. Kerjaan aku banyak banget. Jadi mau gak mau ya dateng pagi hahaha"
"Oh begitu, semangat yaa"
"Pastinya kok. Eh iya, nanti makan siang bareng lagi ya. Tapi, jangan di tempat kemaren. Nanti kamu pingsan lagi hahaha"
"Boleh boleh. Tenang, aku udah antisipasi kok hahaha"
"Okedeh, aku ke mejaku ya. Mau lanjutin kerjaan"
"Siap siap hahaha"
Nathan pun ke mejanya. Dia membuka email. Email tersebut berasal dari Dinda. Nathan terkejut. Begini isi emailnya:
"Halo Nathan. Apa kabar? Aku harap kamu baik baik saja. Maaf kan aku, tidak membalas email terakhirmu. Karena pada saat itu, aku sedang buru buru agar tidak ketinggalan pesawat. Coba tebak aku di mana sekarang? Aku di London!!!! Aku di sini mungkin untuk beberapa tahun kedepan. Aku melanjutkan S2 di sini, dan sekalian kerja part time untuk menambah uang jajanku. Bagaimana denganmu? Apa kamu masih kerja di tempat lama? Aku minta maaf kalau aku tidak memberi tahu kamu terlebih dulu. Aku benar benar minta maaf. Maafin aku yaa, Nath. Sudah dulu ya, aku ada kelas abis ini. Kalau ada apa2, kamu bisa email aku. Atau skype aku kalau aku lagi gak sibuk. Tulis aja username skypemu, nanti aku add. See you later, aku tunggu balasan kamu.
Love,
Dinda."
Seketika, Nathan speechless. Dia tidak bisa berkata apa apa. Dia sedih sekaligus senang. Karena sahabatnya bisa ke tempat yang dia mimpikan sejak kecil.
