[I] THE RED BULLET

23.2K 1.3K 124
                                    

Bullet Series Book-1 [THE RED BULLET]

Status; Republish. Published 17 Januari 2016, editing 30 April 2017

The Red Bullet || Dewiathena || Jeon Jungkook (BTS), Im Kinan (OC) BTS member, etc. || AU, Action, Sad Romance, etc || +17 Chaptered || Beautifull poster by Nadse Hwang, MR, Riskawdy, D.A.W ||

Inspired by :: Album DARK&WILD (BTS)

Don't be SERIOUS, is it just fiction! Yet! FICTION!

WARNING !!!
LOVE HURT, IT CAUSES ANGER, JEALOUSY, OBSESSION, WHY DON'T YOU LOVE ME BACK.

You're The Red Bullet, and I'm a Bulletproof. We're the ENEMY, right?

-

-

-

Is it like bussines relationship for you?

Or do you hate me?

Or what?

"Mereka adalah penjahat berseragam sekolah. Tangkap mereka dan misi-mu selesai,-The Red Bullet!"

-

"Gunakan dia sebagai alat untuk menghancurkan NIS! Wanita yang mabuk kepayang akan mudah diperdaya. Lakukan tugasmu-Golden Maknae!"

[0] PROLOG

December 2008 - Seoul, South Korea.

Mata bulat itu menelisik ruangan megah yang tiba-tiba terasa sangat sepi dan rapi; beberapa helai kain berwarna putih dibiarkan tergerai menutupi barang-barang mewah di ruang tamu, dan saat kaki kecil itu melangkah-menimbulkan bunyi cicitan dari alas sepatunya, dia menemukan hal yang sama di ruang keluarga, dapur, bahkan kamarnya. Tubuhnya berputar mengikuti arah pandangannya, hingga bibir merahnya meneriakan satu nama-

"-papa?" Gadis kecil berkuncir kuda itu berlari menuju tangga. Kembali berteriak saat ruangan megah ini menelan habis suaranya hingga tidak mendapat sahutan.

"Papa-papa!" Lagi, gadis itu berteriak. Hingga pria dewasa muncul dari atas sana-turun dengan membawa dua koper besar yang membuat gadis itu kembali bertanya dalam benaknya.

"Kau sudah bersiap, Nak? Ayo. Pesawat kita akan segera berangkat. Jangan sampai kita terlambat." Telapak tangan besarnya mengusap pelan rambut gadis itu.

"Apa kita akan benar-benar pindah hari ini?" tanya si gadis kecil. Matanya menatap sedih wajah tampan sang ayah-yang jauh lebih tinggi hingga harus membuatnya menengadah.

"Tentu saja, Nak. Mama akan segera turun dan kita berangkat setelah semua siap. Jangan sampai ada sesuatu yang tertinggal, ya?" Pria dewasa itu melenggang-melanjutkan langkahnya-melewati gadis kecil itu.

Arah pandangnya mengikuti sosok itu sampai tubuhnya ikut berputar. "Papa, tapi-"

Tak didengar. Gadis itu hanya mampu menatap langkah sang ayah dengan mata berkaca-kaca, tidak sanggup memanggilnya untuk kembali. Gadis kecil itu berlari-menghitung anak tangga dengan kakinya.

Ketika panggilannya tidak dihiraukan, gadis itu memilih untuk kembali masuk ke dalam rumah. Kaki mungilnya tergerak maju, hingga langkahnya terhenti karena sentuhan sang ibu. "Semua keperluan Kinan sudah mama bereskan, tidak perlu memeriksanya kembali, Nak. Lekas turun dan kita berangkat." Jemari mungilnya bertaut dengan jemari milik sang ibu, menariknya lembut-membuat kakinya melangkah pelan menuruni tiap anak tangga lagi

THE RED BULLET [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang