Bab Ketiga

25 1 0
                                    

Ping!
Ping!
Ping!

Uhhhhh. Siapa sih yang kurang kerjaan nge-ping mulu malam -malam gini?? Batin Luna.

Lun.
Dah tidur blom?

Ck. Si omes lagi. Batin nya kesal

Luna kembali melanjutkan tidurnya saat ponselnya kembali berdering.

Drrt..drtt..

Dengan gusar diangkatnya panggilan itu.

"Mau lo apa sih Mes tengah malam gangguin orang?!",makinya kesal.

"Er..sorry Lun. Gue cuma mau ngasi tau lo besok pagi kita dikasi ijin ga belajar di kelas sama ibu Farida. Katanya kita latihan di aula sekolah",jelas Arnold dari seberang telepon.

"Hm. Oke. Ada lagi yang mau lo bilang?"

"Ga ada lagi kok Lun. Have a nice dream ya cantik,"goda Arnold.

"Basi lo,"jawab Luna jutek mematikan teleponnya secara sepihak.

Arnold POV
Ck. Luna luna. Sampe kapan sih kamu jutekin aku begini? Batin nya

"Siapa sih bro?", tanya Dimas sohibnya yang sukanya nginap dirumah Arnold tiap weekend.

"Luna bro",jawab Arnold sambil membaringkan badannya diatas spring bed king size miliknya.

"Ya ampun. Lo ga da capek-capeknya yah di cuekin sama tuh anak. Dah lah Nold. Luna itu apanya sih yang lo liet?",

"Diem lu. Lu kan ga tau Luna itu gimana Dim",belanya

"Luna itu sukanya sama kak Indra! Abang lo! Bukan sama lo bro",tegas Dimas.

"Ahh. Bodo. Yang gue tau gue suka sama Luna. Titik. Ga pake koma. Dah geser lo. Gue mau ngimpiin Luna",balasnya cuek.

"Tapi kalo ternyata abang lo juga suka sama si Luna gimana bro?",tanya Dimas lagi.

"Gue uda bilang titik. Ga pake koma. Kalo lo masi lanjutin lagi,noh pulang ga usah nginep dirumah gue,"kata Arnold memandang Dimas tajam.

o0o

Tok. Tok. Tok.
"Dek bangun dek. Lo ga sekolah? Dah jam tengah tujuh nih", kata Indra membangunkan Arnold. Ga ada balasan dari dalam. Indra hanya mengedikkan bahunya. Memang adik satu-satunya itu paling susah dibanguni. Belakangan sejak orangtua mereka meninggal Indra agak kesusahan mengatur Arnold. Arnold selalu beranggapan kalau kepergian kedua orangtua mereka adalah tanggung jawab Indra. Karena Indra lah yang merencanakan honeymoon orangtua mereka ke Paris. Kota penuh cinta katanya. Namun naas,pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan. Tapi Arnold tidak peduli. Dia selalu melimpahkan semuanya pada Indra.

"Yaudah deh. Gue berangkat duluan yah. Gue takut telat. Ntar Luna marah lagi gue jemput dia telat",pancingnya

Ceklek.

Pintu terbuka dan Arnold memasang tampang serigalanya. Seakan ingin menerjang Indra.

"Mau apa lo sama Luna Nyet? Jangan bilang lo mau ngerebut Luna dari gue huh?",tanya Arnold tajam

"Ceileh dek. Giliran Luna baru lo jawab gue. Lo sekolah. Buruan gih. Sarapan udah gue siapin di meja makan. Gue duluan ya. Lo inget. Jangan pake motor buat kebut-kebutan",kata Indra teduh. Ia tak mau membalas Arnold. Ia tau kalau Arnold naksir Luna. Makanya setiap kali Arnold cuek ia selalu membawa - bawa nama Luna. Hanya dengan begitu saja ia sudah cukup puas. Yang penting adik nya terurus. Walaupun dia rela harus dibenci oleh adiknya sendiri.

Ketika Cinta DatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang