1. New School

6.4K 340 7
                                    

Seorang yeoja tengah berjalan santai di koridor sekolah barunya itu. Ya, dia memanglah murid baru pindahan dari Mokpo. Dia pindah ke Seoul itu karna keinginannya sendiri, dia bosan hanya hidup dengan penghasilan kedua orangtuanya. Yah, meskipun dia tergolong kaya dia tetap ingin bersekolah dengan penghasilannya sendiri.

Saat mencari kelasnya, yeoja itu melihat seorang namja tengah bercumbu dengan seorang yeoja. Yang pasti yeoja ini tidak tau nama dari kedua orang itu.

"Apa disini tidak dilarang melakukan hal itu ?" Yeoja itu bertanya pada dirinya sendiri.

"Hey, apa yang kau lihat ?" Yeoja itu tersadar karna namja tadi yang dilihatnya telah berada disampingnya. Ah, ini gawat.

"A.. Aniyo." Elak yeoja itu dan melangkahkan kakinya menjauh.

"Tunggu." Yeoja itu berhenti dan menghadap kearah namja tadi. "Kau murid baru ?" Tanya namja itu berjalan mendekat.

"Ne. Mianhae, aku harus ke kelas dulu." Bodoh jika dia tetap berada dekat dengan namja itu, bisa jadi dia berada dalam bahaya.

"Ah, ne. Tapi, boleh ku tau. Kau kelas berapa ? Barangkali kita sekelas." Seulas senyum terukir dibibir namja itu.

"Aku.. Kelas 12-1." Namja itu kembali tersenyum, dan itu membuat yeoja tadi bergidik ngeri.

"Kita sekelas. Kajja, kita ke kelas bersama." Tanpa persetujuan yeoja itu. Namja itu segera menarik tangannya menuju kelas 12-1 tersebut.

Kelas mereka terletak di lantai 2, sekolah ini memiliki 4 tingkatan. Selama perjalanan, sedikitpun yeoja itu tak membuka suara termasuk namja itu. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Ah, kajja. Itu kelas kita." Namja itu kembali meraih tangan yeoja itu, tapi dengan cepat yeoja itu menarik kembali tangannya.

"Ah, ne." Ucap yeoja itu canggung.

Kring.. Kring..

Tepat saat mereka di pintu kelas, bel pun berbunyi. Dan Ahn seonsaengnim pun telah berdiri di belakang mereka. Seonsaengnim pun menginstruksikan namja itu duduk di kursinya sedangkan yeoja tadi disuruh mengikutinya untuk memperkenalkan diri.

"Annyeonghaseyo. Cho Ji Hee imnida." Yeoja yang bernama Ji Hee itu membungkuk di hadapan teman barunya.

"Ji Hee-ssi. Silahkan duduk di sebelah Eun Mi." Perintah seosaengnim sembari menunjukan kursi Eun Mi. Ji Hee pun berjalan santai, seketika matanya menatap sosok namja tadi yang duduk dibelakangnya.

"Ji Hee-ssi. Silahkan duduk, Park Eun Mi imnida." Ujar yeoja yang bernama Eun Mi itu. Ji Hee pun membalasnya, dan lalu duduk disebelah Eun Mi.

"Eun Mi-ssi. Aku harap kita bisa berteman baik." Ji Hee kemudian tersenyum kearah teman barunya itu.

"Ne, tentu." Ujar Eun Mi.

"Ji Hee-ssi. Kita belum berkenalan." Ji Hee begitupun Eun Mi menatap arah suara yang berasal dari belakang mereka itu. "Oh Sehun imnida." Namja yang bernama Sehun itu kembali tersenyum kearah Ji Hee. Oh, jadi namanya Sehun.

"Ah, ne." Angguk Ji Hee pada Sehun.

"Yak, ppali kenalkan dirimu." Sehun menatap teman sebangkunya itu yang terlihat tak tertarik dengan pembahasan mereka.

"Aish, ne ne. Anyyeong, Kim Jongin imnida. Kau bisa memanggilku Kai, aku tak suka dipanggil Jongin." Kai memperkenalkan dirinya. Ji Hee kembali mengangguk paham.

"Annyeong Kai." Ji Hee pun tersenyum kearah Kai, namun namja itu tak menggubrisnya.

"Dia memang seperti itu." Bisik Eun Mi pada Ji Hee. "Tapi satu hal yang harus kau tahu. Dia begitupun Sehun, mereka adalah playboy. Jangan sekali kau tertarik dengan wajah tampannya." Ji Hee pun menatap kearah Sehun dan Kai bergantian, lalu kembali berbicara pada Eun Mi.

"Arraseo. Tapi, mereka kelihatan baik, maksudku Kai. Kalau namja yang bernama Sehun itu, kesan pertamaku sudah jelek terhadapnya." Ji Hee kembali mengingat pertemuannya tadi dengan Sehun.

"Maksudmu ?" Tanya Eun Mi heran.

"Tadi saat aku mencari kelas ini, tanpa sengaja aku melihat Sehun sedang berciuman dengan seorang yeoja. Makanya aku terlihat biasa saat kau menyebut playboy pada Sehun, tapi tidak dengan Kai." Ujar Ji Hee panjang lebar.

"Kau benar. Tapi asal kau tahu, dalang yang sebenarnya adalah Kai. Dia lebih parah dan lebih playboy dari Sehun. Jadi berhati-hatilah saat bersama mereka. Tapi kau tenang, mulai saat ini kita bersahabat." Eun Mi memberikan jari kelingkingnya pada Ji Hee, Ji Hee pun membalas sama.

"Hmm, kamsahamnida Eun Mi-ssi." Ji Hee tersenyum kearah Eun Mi yang notabanenya adalah sahabat barunya.

"Hei, jangan berbicara formal. Bukankah kita sahabat Ji Hee-ya ?" Eun Mi tersenyum tulus.

"Ne, Eun Mi-ah." Ji Hee pun membalas senyumannya. Dia merasa senang saat ini karna memiliki teman, ah lebih tepatnya sahabat.

"Hmm, tapi dari mana asalmu ?" Eun Mi menatap tanya.

"Aku pindahan dari Mokpo, aku tinggal sendiri disini sedangkan orangtuaku di Mokpo." Eun Mi menatap tak percaya. Yeoja yang hebat, pikirnya.

"Tapi mengapa kau ingin tinggal di Seoul ? Kenapa kau tidak tinggal dengan orangtuamu ?" Tanya Eun Mi lagi.

"Aku ingin bersekolah disini dengan penghasilanku sendiri. Sebenarnya orangtuaku melarang, namun aku meyakinkan mereka." Ujar Ji Hee.

"Tapi, umm maaf. Orangtuamu berasal dari kalangan miskin ?" Eun Mi menatap takut pada Ji Hee karna bisa saja ucapannya tadi menyinggung Ji Hee.

"Ani, orangtuaku berasal dari kalangan kaya. Hanya saja aku ingin hidup mandiri." Ji Hee menatap dengan senyum pada Eun Mi.

"Ohoh. Tadi kau bilang, kau tinggal sendiri ? Bagaimana kalau kau tinggal dirumahku saja. Kebetulan aku juga tinggal sendiri." Ji Hee menatap Eun Mi lama.

"Tapi orangtuamu ?" Tanya Ji Hee.

"Orangtuaku sudah meninggal. Aku tinggal sendiri, sedangkan oppaku bekerja di Busan untuk menghidupi kami." Eun Mi seketika sedih karna mengingat hal itu lagi.

"Mianhae Eun Mi-ah, aku tak bermaksud. Tapi boleh ku tau, orangtuamu meninggal karna apa ?" Ji Hee merasa bersalah karna menanyakan hal itu pada sahabatnya.

"Aniyo, gwaenchanha. Orangtuaku.. meninggal karna kecelakaan saat menjemputku dan oppa dari sekolah." Ji Hee mengangguk paham.

"Ohoh begitu." Eun Mi mengangguk.

"Tapi apa kau mau tinggal bersamaku ? Aku sangat kesepian, oppa hanya pulang sekali seminggu dan itupun kalau dia tak sibuk." Eun Mi menatap iba pada Ji Hee agar yeoja itu mau menemaninya tinggal dirumahnya. Sebenarnya Eun Mi juga orang kaya, dia tinggal sendiri dirumah besarnya itu. Sedangkan oppanya bekerja di perusahaan orangtuanya.

"Umm, bagaimana ya ?" Ji Hee tampak berpikir. Sebenarnya dia belum tau akan tinggal dimana. Saat pertama datang ke Seoul, Ji Hee langsung mencari pekerjaan dan juga sudah dua hari ini dia meminta izin untuk tinggal di tempat kerjanya sampai dia menemukan tempat tinggal.

"Maulah Ji Hee, ne ne ? Jebal." Eun Mi menatap penuh harap pada Ji Hee.

"Akh, baiklah. Gomawoyo Eun Mi-ah." Eun Mi mengangguk senang dan memeluk Ji Hee erat.

"Ne, aku juga berterimakasih padamu karna dirimu aku tak kesepian lagi dirumah. Gomawo Ji Hee-ya." Ji Hee membalas pelukan Eun Mi.

"Ne, cheonma Eun Mi-ah." Keduanya pun tersenyum.

------U,Playboy!------

TBC...

Vote + Coment tolong sertakan. Kkkk, pai~

U, Playboy !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang