{1} Tudung Merah

3.6K 199 13
                                    

Aku melangkahkan kakiku menuju gedung sekolah dengan gusar. Kurapatkan resleting hoodie hingga sepenuhnya menutupi tubuhku seraya memasukan kedua tanganku ke sekitar sakunya. Musim gugur kali ini tidaklah bagus, dingin terlalu menyiksa dan aku terlalu enggan menghadapinya setelah bersuka cita menghadapi libur musim panas. Rasanya aku malas untuk bersekolah jika seperti ini.

Tapi, tidak. Aku tidak sepenuhnya malas. Tugas-tugas sekolah yang menumpuk, teman-temanku yang kurindukan, membuatku masih berpikir sehat untuk tetap pergi ke sekolah. Dan um, tidak hanya itu. Selama liburan musim panas berlangsung, selalu terlintas di otakku akan seseorang. Seseorang yang menarik perhatianku, dan seseorang yang menjadi salah satu penyebabku untuk pergi ke sekolah. Seorang gadis. Dan itu adalah, dirimu.

Jam sekolah sudah berlalu, berganti dengan jam istirahat yang sudah cukup lama berlangsung. Sisa waktu istirahat tinggal lima belas menit lagi. Setelah aku asyik menyantap jatah makan siangku bersama Ryan, Chaz, Christian dan yang lainnya, aku memilih untuk pergi. Mereka sempat bertanya-tanya mengenai kepergianku, namun aku memilih untuk bungkam dan terus melanjutkan langkahku. Aku tidak mau terlambat.

Taman belakang sekolah, tepat di bawah pohon maple yang paling besar dan tua. Tempat yang sepi dari jangkauan siswa di sekolah. Sebulan belakangan sebelum libur musim panas tiba, aku sering mengunjungi tempat itu. Tapi aku tidak berdiam di sekitar sana, aku bersembunyi di balik semak-semak taman yang cukup rimbun, terduduk di sana sembari memandangi seseorang yang akan duduk di bawah rindangnya pohon maple lalu menyendiri.

Kau, yang selalu duduk di sana dengan sekotak bekal berisi sandwich dan buku kecil yang bisa kupastikan adalah buku diary. Kau yang baru terlihat satu bulan belakangan sebelum libur musim panas. Gadis dengan rambut pirang dan wajahnya yang cantik nan terlihat damai. Gadis beriris mata cokelat terang, dan nyaris menyamai warna mataku.

Dan kini, kau berada di sana. Terduduk di bawah pohon maple, membuka kotak bekal berisi sandwich seperti biasanya, dan buku diary yang kini tengah kau buka dan diletakkan tepat di atas pangkuan. Kau terdiam, hanya mulutmu yang bergerak-gerak seiring dengan kunyahanmu yang memakan gigitan sandwich. Aku selalu suka cara kau makan. Lalu mata indahmu, yang kini mengarah tepat pada buku diary, kau tampak membaca isi yang ada di dalamnya.

Semilir angin yang dingin mulai timbul menerpa wilayah yang kami pijakki. Membuat sebagian helaian rambut panjangmu bergerak-gerak mengikuti arah angin. Hanya sebagian. Karena sebagian kepalamu tertutupi tudung merah marun. Kau selalu memakai tudung itu. Bahkan sejak pertama aku melihatmu berada di sini.


Dan tudung itu, semakin membuatmu terlihat cantik.

Horn [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang