3 - May I Hope?

5K 373 16
                                    

Krinngg!!

"Selamat Datang," kata pelayan wanita itu.

Aku tidak membalas ucapan pelayan itu malah sibuk mencari keberadaan Kai.

Setelah mendapat tempat yang di duduki Kai, segera aku mendekatinya.

"Kai!" panggilku.

Dia segera mengangkat kepalanya untuk melihatku.

"Xian..." gumam Kai lesu.

"Lo kenapa? Ada apa?" tanyaku khawatir.

Pancaran sinar ceria yang biasanya ada di wajah tampan Kai kini redup.

"Lo kenapa sih?!" tanyaku agak meninggikan suaraku.

Kai menghela napas. "Gu-gue sama Lisa... bertengkar."

Bertengkar? Jadi maksud dia menyuruhku datang hanya untuk mendengar unek-uneknya?!

"Terus kenapa? Kali ini karena masalah apa lagi?" tanyaku malas.

"Karena dia bilang aku terlalu protektif kepadanya," ucap Kai. "Hibur gue lah, lagi galau begini."

"Memangnya gue itu badut?! Lo kan bisa minta maaf dengan cewek lo itu."

"Kok cuek banget sih lo?! Gue kan lagi patah hati!"

Patah hati? Lebih sakit hati di sini siapa?!

"Kan hanya bertengkar, belum putus."

"Lo itu sih berharap gue putus ya?!" seru Kai tak senang.

Iya, memangnya kenapa?!

"Tidak kok. Gue hanya malas lihat kalian berdua selalu saja bertengkar. Sudah malas gue dengarnya. Gue pikir urusan penting apa sampai gue panik gitu. Rupanya hal kecil saja di besarkan!"

"Menurut lo kecil! Lo bayangkan betapa banyak cowok yang menyukai Lisa? Gue bisa dapat itu untung gue!"

"Jadi lo mau apa?!" tanyaku dengan tidak sabar. Lama-lama panas juga telingaku mendengar mereka terus.

"Mau lo bantu gue balikan sama dia," balas Kai dengan santai.

What?!

"Hei! Are you kidding me?!" seruku tak percaya.

"Please," mohonnya.

Aduh! Tatapan itu lagi. Kenapa aku tetap tidak bisa melihat tatapan sedihnya sih?!

"Iya, iya."

→•←

Aku dan Kai pergi ke sekolah seperti biasa. Saat melewati koridor, Kai mendorongku mendekati Lisa yang sedang berjalan sendirian menuju ke arah kelasnya.

"Jangan dorong dong!" seruku.

"Please...," pintanya.

Dengan kesal aku mendekati Lisa.
"

Lisa," panggilku dengan malas.


Dia membalikkan tubuhnya. "Ada apa?"

"Itu..." kataku sambil melirik ke arah Kai di mana ia bersembunyi. "Kai menyuruhku minta maaf denganmu."

Dia senyum sinis. "Kenapa tidak dia sendiri yang minta maaf saja?"

"Ehm... Dia...." aku memikir apa yang tepat untuk kuucap.

Until I Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang