Bagian 1

273 6 1
                                    

Malam telah larut, namun tetap saja tak kunjung terlelap. Denting jarum jam adalah satu-satunya sumber suara yang menemaniku kala itu. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.30. Biasanya aku sudah terlelap dalam dunia alam bawah sadarku namun kini aku masih terjaga dalam keheningan malam seperti sebelum-sebelumnya. Dewasa ini batinku sedang bergejolak. Pikiranku rasanya seperti melayang-melayang tak tentu arah entah kemana. Apalagi yang sedang tidak dipikirkan oleh remaja muda perempuan seusiaku selain pelajaran sekolah?. tentunya gosip terbaru, style fashion keren, dan segala macam tetek-bengeknya, termasuk masalah percintaan.

Ya, masalah percintaan. Masalah hati dan disini hati yang merasakan juga memahami. Namun sangat disayangkan aku tak dapat memahami semua hal dengan baik. Sebenarnya diri kita sendirilah yang paling sulit untuk dimengerti.Dapat kupahami itu.Tak henti-hentinya mata ini memandang jauh ke langit malam yang indah bertabur bintang. Bahkan aku sendiri pun tak mengerti dengan perasaanku saat ini.

Angin malam terus berhembus, dinginnya merasuk hingga kedalam tubuh. Membuatku tak tahan untuk tetap berada di depan jendela kamar yang masih terbuka lebar. Pemandangan indah yang disohorkan hingga keseluruh penjuru, membuatku tak pernah jenuh untuk duduk disana dan memandangi bintang sambil terus bertanya. Namun aku harus segera menutup jendela karena dinginnya angin malam yang semakin menjadi-jadi. Kurebahkan tubuhku diatas tempat tidur dengan posisi kaki bersandar di tembok yang penuh dengan foto kenangan yang terpampang nyata disana. Terlihat dengan jelas semuanya. Setiap foto yang terpajang disana memiliki kenangannya masing-masing.

Sekarang posisiku menjadi rebahan, kaki sejajar dengan tubuh dan dibalut dengan selimut lembut. Aku mulai memandangi langit-langit kamar. Mataku mulai sayu. Perlahan-lahan semuanya menjadi kabur dan menjadi gelap seketika.

***

Tak lama kemudian aku dikejutkan oleh suara instrument lagu River flows in you versi piano yang bersumber dari handphoneku yang tergeletak di meja belajar dan tak jauh dari jangkauan telingaku, dapat ku dengar getaran dan suaranya cukup jelas.

Rasa malas masih melekat pada diri ini begitu juga rasa kantuk yang tak tertandingi, baru juga terjaga sebentar tiba-tiba harus terbangun karena suara dari handphone yang berdering. Walaupun suaranya cukup menenangkan hati dan pikiran. Lumayanlah untuk musik pengantar tidur.

Lagi dan lagi raga ini terbangun dari peradabannya. Lagi dan lagi harus mencoba memejamkan mata untuk kesekian kalinya. Kutarik selimut hingga menutupi sebagian wajahku dan ku abaikan dering handphone beserta suara instrument river flows in you nya.

Tapi apalah daya, rasa penasaran mengalahkan segalanya jadi mau tak mau aku harus beranjak dan melihat siapa yang malam-malam begini menghubungiku. Awas saja kalau sampai itu hanya pesan-pesan iseng atau hanya pesan tak penting lainnya dari operator.

Dengan rasa kantuk yang masih bersarang di pelupuk mata, aku beranjak sambil setengah tak sadarkan diri dan segera membuka ponsel. Sontak mataku terbelalak. Terkejut. Sangat terkejut. Lagi-lagi aku mendapat pesan dari nomor private. Entah siapa yang melakukan ini. Dia bilang dia adalah seorang cowok yang mengenalku dan berada disisiku.

Ah sudahlah mungkin hanya orang iseng saja pikirku saat itu. Namun ketika aku memalingkan tubuh dari meja belajar, aku berpikir kalau cowok itu isengg nggak mungkin deh sepertinya. Satu minggu ini lebih kurang, malam ku dibuat tak tenang olehnya. Lantas siapakah cowok iseng itu?. Dia bilang bahwa dia adalah pengagum rahasiaku, tapi siapa? Bahkan akupun tak tahu.

Isi pesannya kurang lebih selalu menyemangati dan mengucapkan selamat malam padaku lalu dibawahnya tertera "Dariku pengagum rahasia, yang selalu memperhatikanmu dari jauh".

Apa maksudnya bahkan aku sendiripun tak dapat memahaminya. Sudahlah, kali ini tidak akan aku balas pesannya. Lalu aku beranjak dan berbaring kembali.

Dalam diam aku masih berpikir. Tapi tiba-tiba saja pandangan mataku menjadi sayu, lambat laun menjadi kabur, dan semuanya menghilang begitu saja.

***

Paginya, Udara berhembus masuk kedalam kamar hingga menyentuh kulitku. Dinginnya terasa sangat hingga menggigil kakiku dibuatnya.

Membangunkanku dari alam bawah sadar tentunya. Membuatku membuka mata yang masih enggan untuk terbuka. Kulirik jam berbentuk kartun Kerropi berwarna hijau kecil yang terletak disampingku, sudah siang rupa-rupanya.

Kicau burung pun mulai terdengar dengan jelas dari balik jendela, Saling bersahutan dengan merdunya. Akupun beranjak. Lalu segera mandi juga bersiap untuk memulai aktifitas baru hari ini.

***

Mobil berhenti tepat di depan gerbang sekolah, di sebelah kanannya terdapat pos satpam tempat pak supri berdiam dan berjaga. Dia menyapaku dengan senyum hangatnya yang khas, kubalas dengan senyum seperti biasanya. Setelah itu aku berlalu.

Ahh, malas rasa-rasanya untuk masuk ke dalam kelas dan tiba-tiba saja terpikirkan olehku tentang manusia yang baru kukenal belum lama ini. Tapi entah tak tahu apa yang sedang terlintas dalam pikiranku saat ini. Tiba tiba saja manusia unik dan lucu itu yang kuingat. Aku suka mengenalnya.

Akhirnya sampai juga di dalam kelas setelah menyusuri lorong koridor yang samping kanannya terhubung langsung dengan lapangan basket. Tak lama setelah itu bel berbunyi. Kegiatan belajar mengajarpun dimulai.

Duhhh, masih datar banget ya? Maklum deh hihi, msh ototidak sm msh belajar. Makasih buat yg udh mampir buat baca-baca, hope u like it.. vote n comment ditunggu ya untuk saran kritik dsb.. hihi

Belenggu Dalam DiamWhere stories live. Discover now