Teman-teman biasa memanggilku 'Dila' tetapi ada pengecualian untuk teman dekat, sanak saudara, abah juga ibu, dan Tama. Ya, tentunya.
Sejak kecil keluargaku sering berpindah-pindah tempat tinggal karena pekerjaan abah yang harus dimaklumi, aku dan ibu pun mau tak mau turut serta bersamanya. Aku tidak punya kakak ataupun adik alias anak semata wayang. Nggak jarang juga aku merasa kesepian. Dan menurutku menjadi anak semata wayang itu nggak enak. Sepi. Sementara itu aku nggak suka sepi dan nggak suka sendirian. Nggak tau kenapa aku lebih suka berada di tempat yang ramai bahkan di tengah keramaian sekalipun.
Sekarang kami sekeluarga tinggal di Jogjakarta, kembali lagi lebih tepatnya. Ya, kota yang penuh dengan kenangan. Mungkin sudah dua tahun kurang kami bermukim di Jogjakarta semenjak hari itu. Hari dimana kali pertama pesawat yang kami tumpangi mendarat dengan baik, tepat di landasan lapangan Bandara Adisucipto. Menyenangkan karena dapat kembali lagi ke kota masa kecilku yang sempat aku tinggalkan beberapa tahun yang lalu, walaupun rumah yang kami tempati tak sama lokasinya dengan rumah masa kecilku. Tapi aku cukup nyaman tinggal disini.
Keluargaku mulai tinggal tak menetap semenjak aku duduk di bangku kelas 5 SD. Bukan tanpa alasan melainkan seperti yang sudah kujelaskan sebelumnya tentang pekerjaan abah yang mengharuskannya untuk berpindah dari satu kota ke kota lain bahkan dari satu pulau ke pulau lain. Dari situlah semuanya berawal. Dari situlah semua mulai berubah dan dari situlah aku dapat bertemu hal-hal baru. Yang bahkan tak pernah kupikirkan sebelum-sebelumnya.
Bertemu dengan orang-orang baru adalah yang sudah biasa kualami. Setidaknya aku harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitar walaupun aku sendiri tak begitu mengenal lingkungan tersebut. Memiliki banyak teman?. Ya begitulah. Merupakan suatu keberuntungan bagiku. Mungkin lebih tepatnya salah satu dari sekian banyak keberuntungan yang kudapatkan. Tapi tetap saja aku merasa ada sesuatu yang kurang walaupun aku sendiri tak mengerti apakah itu. Mungkin bisa saja karena perpisahan ku dengan Naya beberapa tahun silam yang membuatku sangat sedih.
Sekarang aku telah duduk di bangku kelas 2 di salah satu sekolah negeri menengah atas yang terdapat di kawasan wilayah kota Istimewa Jogjakarta. Lebih kurang sudah satu tahun lebih aku bersekolah disana. Tak terasa memang, waktu sangat cepat berlalu. Abah dan ibu juga mulai betah tinggal disini. Kata Abah, sekarang kita menetap disini, di Kota Istimewa Jogjakarta. Semoga saja, harapku dalam hati.
Disekolah baruku ini, aku punya tiga orang sahabat. Oh, tunggu tidak tidak. Tiga orang sahabat yang sangat luar biasa. Bahkan kelewat baik padaku. Diantaranya adalah Denayang Rasty yang biasa dipanggil Rasty. Paling pintar, supel, braok,manis, dan hiperaktif. Setelahnya ada Rizal Buana Syahputra, dipanggil ijal. Jago main gitar, Behelan, Cowok kekinian banget, baik, Rese, dan Asik juga pastinya. O, iya satu lagi. Sahabat paling Da best, Namanya Rinaldo reven wiratama nama panggilannya banyak, diantaranya yaitu Aldo, Reven, Tama, Tam-tam. Aduh banyak deh, terserahlah mau panggil apa aja. Tapi aku biasa panggil dia Tama. Ya, itu panggilan faforit yang selalu kulontarkan ketika menyebutkan namanya. Dan lebih kurang itu adalah perkenalan singkat tentang bagaimana aku terhadap sahabatku.
***
Sebelumnya, biarkan aku menceritakan semuanya dari awal. Bermula dari ketika kali pertama aku menginjakkan kaki di sekolah baruku. Tepatnya satu tahun yang lalu.
Ya, waktu itu di pagi hari yang cerah. Tiba-tiba saja Ibu membangunkanku lebih pagi dari hari biasanya dan nggak tau kenapa. Ibu menyuruh untuk segera bersiap. Katanya akan pergi. Tapi nggak dikasih tau mau kemana. Jadi ya aku bersiap dan berdandan alakadarnya saja.
Dengan balutan kemeja panjang biru dongker bermotif polkadot putih dan jeans hitam, aku segera berlari menuruni anak tangga. Mobil Abah sudah bersiap di depan. Didalam mobil, Abah dan ibu sudah menunggu. Dan aku masih sibuk merapihkan rambut panjangku yang terurai kesana-kemari. Sementara itu, ibu dan abah sedang asik membicarakan sesuatu yang tak ku tau.
Akhirnya sampai disuatu tempat. Di depan gerbangnya terpampang nama salah sebuah SMA Negeri yang terdapat di Jogja. Mobil abah mulai masuk ke dalam halamannya yang luas dan teduh. Banyak pohon yang tumbuh disana. Ibu menyuruhku keluar dari mobil. Menyuruhku untuk berkeliling melihat kesana-sini. Ya, dan inilah calon sekolah baruku nanti. Sementara abah dan ibu menemui guru yang bersangkutan untuk mengurus segala macam tetek-bengeknya, Aku memutuskan untuk berkeliling. Masih terpajang sebuah terpal yang tidak terlalu besar bertuliskan “Selamat datang siswa dan siswi tahun ajaran Baru” . Gedungnya cukup besar dan sejauh mata memandang terdapat banyak pohon yang ditanam disudut sekolah. Rindang, teduh, dan silir tentunya.
Langkah kakiku menuntunku hingga ke sebuah lorong yang bagian kanannya teruhubung langsung dengan lapangan basket. Kegiatan belajar mengajar baru berlangsung, jadi nggak heran kalau suasananya sepi.Dan ketika aku berjalan melewati lapangan basket.
"Ssst... Ssst... Psst..", Seorang cowok di tengah lapangan basket yang tak kusadari kehadirannya sedari tadi sedang berdiri disana. sepertinya dia sedang menjalani sebuah hukuman?. Mungkin saja.
"Kamu ngapain disitu? Berdiri sendirian pula. Lagi pelajaran Olahraga ?", Cerocosku secara spontan dan ragu. lalu secara reflek kakiku melangkah mendekatinya.Semakin dekat.
"Nggak sih. Baru pengen main basket aja disini, Bosen di kelas. Eh, Ngomong-ngomong kamu ngapain kesini? Jam kosong juga ya?" , Balasnya sambil menatapku dengan tatapan asing mungkin.
"tapi kamu kok nggak pake seragam?" , tambahnya.
"Eh, iya. A-aku....", baru juga mulai menjelaskan tapi terpotong oleh suara panggilan abah yang menggema dari kejauhan.
"Kayanya aku nggak bisa lama-lama disini deh, aku duluan ya. Daaah", Pamitku sambil berlari menjauh.
Abah dan ibu telah selesai mengurus semua kebutuhan disekolah. Sekarang kami berada di dalam mobil. dan mobil ayah mulai melesat perlahan, lalu menjauh dari sekolah yang rindang itu.
astagaa, masih flat banget ya :( maafkan ya.. maklum masih awal2 dan msh belajar :) butuh saran kritik dan vote tentunya 😃 terima kasih sudah meluangkan waktunya :) hope u like it ya.. see ya in the next chapter :**
YOU ARE READING
Belenggu Dalam Diam
Teen FictionSebuah cerita tentang aku dan kehidupanku. Lebih tepatnya kehidupan masa mudaku. Tentang segala sesuatunya. Dimulai dari ketika aku dan keluargaku berpindah pemukiman. Berlabuh, lalu singgah dari satu tempat ke tempat lain karena tugas abah. Hingga...