1.

34 1 1
                                    


Hetalia fanfiction

Song based

.

.

Axis Power Hetalia by Himaruya Hidekaz

Story by Tata (@ch_kaunang)

.

.

Pair: South Italy(Lovino Vargas) x nyo!Portugal(Eva Pereira)

.

.

Don't like, don't read!

.

.

.

First song:

Uptown Girl – Westlife

.

.

.

"Pesanan untuk meja nomor satu!"

"Siap!"

"Betty, tolong tulis pesanan pelanggan disana."

"Selamat datang di kafe!"

"Tolong terima panggilan masuk itu, Marco."

Hari itu, kafe happy go-lucky sedang disibukkan dengan banyaknya pelanggan yang terus berdatangan. Tidak ada jeda sedikit pun untuk beristirahat bahkan untuk menarik napas. Ups, yang terakhir sepertinya tidak termasuk.

"Alan, ada pesanan baru!" Betty, si pramusaji wanita berambut hitam pendek dan bergelombang dengan kacamata khas-nya, menjepit secarik kertas berisi pesanan pelanggan di atas seutas tali. Ia kembali berjaga di depan meja kasir saat tugasnya menulis pesanan sudah selesai.

Teman-temannya sedang sibuk mengantar pesanan, menulis pesanan dan menunjukkan tempat yang kosong untuk pelanggan yang baru datang. Sejauh mata memandang semua keadaan terkendali. Eh? Tunggu dulu. Sepertinya ada yang kurang disini.

"Vargas!"

Betty berlari ke dalam dapur untuk mencari pemilik nama yang baru saja ia teriakkan tadi, "Alan, dimana Vargas? Aku tidak bisa menemukan dia dimana pun. Apa dia lupa kalau hari ini bukan hari lib—"

"Yo," Pintu belakang dapur terbuka menunjukkan tampang seorang pemuda Italia berambut cokelat gelap, "Vargas, darimana saja kau? Sudah kuberitahu beberapa kali untuk datang tepat waktu!" Betty berkacak pinggang.

***

Kafe happy go-lucky memiliki lima orang pramusaji dan lima orang koki yang bekerja setiap hari. Namun, satu di antara sepuluh orang tersebut dikenal sebagai orang yang acuh. Dia bisa datang tepat waktu, bisa pula datang telat jika suasana hatinya sedang buruk—seperti saat ini contohnya. Lovino Vargas namanya.

"Vargas, cepatlah! Semakin banyak pelanggan yang datang." Betty kembali bersuara.

"Iya, ragazza(1). Aku akan segera bersiap di tempat," Dalam sekejap saja dirinya sudah berpakaian rapi layaknya seorang pramusaji. Tugasnya di pagi ini sangat sederhana, menulis pesanan pelanggan yang baru datang. Setelah mendapat begitu banyak wejangan dari Betty, ia segera berdiri di tempatnya bertugas—di depan meja kasir.

"Yo, kawan! Selamat pagi," Ucap Eric yang mendapat bagian menjadi kasir, "Bagaimana harimu? Apa Betty memarahimu lagi pagi ini?" Pria berbadan tegap penggemar lagu-lagu lawas ini melipat kedua tangannya di depan dada.

Red ThreadWhere stories live. Discover now