Three

18 1 0
                                    

Aku tidak tau apa itu. Siapa itu? Ada apa? Apakah ayah? Aku rasa bukan. Ayah tidak mungkin pulang secepat ini. Dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya aku berjalan kearah suara. Seperti suara klakson kereta api.

Sejak kapan ada kereta di dekat sini? Batinku.

Aku berjalan mencari sumber suara. Sampai akhirnya aku tiba disebuah stasiun kereta api yang berada dibawah tanah. Tepatnya berada dibawah rumahku. Aku bingung bagaimana bisa adan kereta api dibawah rumahku? Sejak kapan? Ini tidak masuk akal. Mana mungkin ada orang yang bisa membangun stasiun kereta api dalam 1 hari. Tidak, bukan 1 hari, melainkan hanya beberapa jam. Itu mustahil!

Aku mengedarkan pandanganku ke seisi stasiun aneh ini. Terlihat stasiun ini tampak sudah lama, tidak terurus, dan tampak sedikit.. suram?

Stasiun ini sudah lama, dan aku baru menyadarinya?

Tiba-tiba saja pintu kereta api terbuka. Aku mengintip kedalam kereta. Sangat terang, seperti kereta normal, tetapi aku merasa ada sesuatu yang janggal dari kereta ini. Ada yang aneh, tapi aku tidak tau apa itu.

Aku hanya pernah melihat dan mendengar suara kereta api saja, tetapi aku belum pernah menaikinya, karena saat itu aku dan keluargaku masih sangat miskin. Aku penasaran bagaimana rasanya naik kereta. Masuklah aku kedalam kereta.

Di dalam kereta hanya ada beberapa orang. Seorang kakek-kakek yang sedang tertidur, dia memakai baju seperti baju pemancing, dan disebelahnya ada sesuatu yang panajang seperti alat memancing mungkin? Oh, mungkin kakek itu memang pemancing.

Di sisi lain kakek itu ada seorang anak kecil, mungkin dia berumur sekitar 6-8 tahun. Dia duduk menunduk dan memeluk boneka bayi mungkin? Entahlah, bonekanya tidak terlalu jelas kulihat.

Disebelahnya ada seorang wanita paruh baya, mungkin itu ibunya? Wanita itu terlihat seperti sedang mencari sesuatu didalam tasnya. Lantas aku menghampiri wanita tersebut.

"Permisi, ibu butuh bantuan?" Tanyaku berusaha ramah kepada wanita itu.

Entah mengapa wanita itu memberhentikan aktivitasnya mencari 'sesuatu' di tasnya. Aku menunggunya menjawab tawaranku untuk membantunya.

"Oh, kau anak baik," katanya masih sambil menunduk melihat kedalam tasnya. "Apa kau bisa mencarikan mataku didalam sini? Karna terakhir kali aku mendengar orang-orang itu memasukkan mataku kedalam tasku." Kata wanita itu sambil mengadah keatas menatapku sambil menyeringai.

Aku jatuh tersungkur di lantai kereta karena terkejut. Reaksi wanita itu diluar dugaanku. Aku masih fokus melihat wanita itu jaga-jaga dia melakukan sesuatu yang tidak ku duga sebelumnya. Dan untungnya wanita itu sudah kembali selerti sebelumnya. Dengan nafas masih tidak teratur akibat kejadian tadi, aku mengambil tempat duduk di ujung gerbong kereta api ini.

Di depan tempat aku duduk ada seseorang, 2 orang yang kembar, memakai jaket berwarna kuning pucat yang menutupi wajah mereka. Disisi kiri orang itu sedang mendengarkan lagu melalui earphone sambil memainkan handphone-nya. Disisi kanan orang itu sedang membaca buku, aku tidak bisa melihat dengan jelas buku apa yang dia baca.

Aku pikir mereka cukup normal.

Tidak lama waktu berselang, tiba-tiba ada suara, entah darimana. "6 kentang dengan saus tomat akan segera siap." Begitulah kata suara misterius itu. Aku tidak tau apa artinya itu.

Aku melihat orang, seperti orang kerdil masuk ke dalam gerbong kereta ini. Dia memakai topi kapten. Aku tidak tau kalau pakaian seorang masinis seperti itu.

Aku ingin bertanya kepada sang masinis kemana tujuan kereta ini pergi. Tetapi tiba-tiba semua menjadi merah dan gelap karna kereta sepertinya sedang melewati sebuah terowongan.

Ketika sudah terang, mataku masih samar-samar untuk melihat sekitar.

A-apa yang b-baru saja ter.. jadi?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ChickenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang