part 3

2.1K 49 11
                                    

"ko kamu duduk sama laki-laki babe?"tanya juna sambil menghampiriku. Revan yang mendengarnya pun hanya pergi dengan diam, dan Juna menatapnya sinis. "hah?! eh itu..."  "kamu mau selingkuh gitu? inget ya kamu milik aku sekarang dan aku gak suka kamu deket-deket laki-laki lain selain aku!"potong Juna agak marah dan langsung pergi begitu saja, saat melewati pintu kelasku ia pun menggebraknya dengan keras. kesal. 

"so... kantin gak?"tanya Gita setelah Juna keluar. "engga deh Git"kataku lesu. "okee, gue duluan deh. mau nitip gak?" "ga usah, thanks Git"

"eheem sendirian aja? bodyguardnya mana nih?"kata Revan yang tiba-tiba datang. aku pun hanya menatapnya sebal dan kembali berkutat dengan novel yang aku bawa ke sekolah. "eh.."ucapku ketika sebuah kaleng dingin menempel dipipiku. "buat lo. masih suka cola kan"  "waah makasih Rev, kebetulan minum gue udah abis"ucapku sambil menerima minuman darinya. hening pun kembali melanda. "udah lama jadian sama dia?"tanya Revan tiba-tiba. "hah? baru ko"aku merasa resah dengan pertanyaannya. dari suaranya seperti kesal atau apalah, atau mungkin hanya perasaanku saja?

kelas pun mulai ramai, sudah banyak yang kembali dari kantin. sedangkan aku dan Revan hanya diam saja sibuk dengan pikiran kami masing-masing.

braaak... "eh apaan nih? perasaan aku ga nitip Git?ucapku heran saat dia menaruh dengan kasar plastik berukuran sedang yang ku tau isinya beberapa makanan dan minuman. "dari Juna, tadi ga sengaja ketemu di lorong."

hp ku pun bergetar setelah menerima plastik berisi makanan itu.

juna: habiskan! jangan pernah menerima minuman dari laki-laki lain!!! xxx

aku hanya tersenyum membacanya. walaupun marah tapi dia tetap perhatian. aku pun segera memakannya dan menawarkan kepada teman yang duduk didepan dan dibelakangku, termasuk Revan. tapi dia sama sekali tak merespon!

pelajaran terakhir kosong karna guru-guru sedang rapat. novel yang kubawa pun sudah kutamatkan, aku bingung mau ngapain. biasanya sih bercanda sama Gita, tapi dia sedang sibuk mencatat pelajaran kemarin. Revan? issh males! perasaan dulu gak kaya gitu, malah baik banget tapi sekarang? jadi acuh gak acuh! tiba-tiba sebuah ide muncul di otakku. aku pun segera mengambil hp dan sms seseorang.

me: lg apa? x

1menit

2menit

3menit aku terus menatap handphone-ku.

5menit kemudian dia membalas.

Juna: perpus! sekarang!

aku yang membacanya hanya mengernyit. ditanya apa eh balesnya apa. tapi daripada nanti marah lagi, aku nyusul dia deh. 

tok..tok..tok.. aku pun membukanya dan melihat dulu kedalam, siapa tau Juna belum datang. tiba-tiba tanganku pun ditarik paksa. setengah tubuhku yang berada diluar langsung terseret masuk karna tarikkannya. sesaat aku ingin berteriak tapi ternyata itu Juna! "sssstt ini aku."'ucapnya sambil melepaskan sebelah tangannya yang membekap mulutku. aku pun bernafas lega. tapi kedua tangannya sudah berada disamping kanan kiri kepalaku, menghimpit badanku dengan pintu. seketika nafassku tercekat menyadari posisi ini dan hanya menunduk karna canggung. Juna pun memegang daguku dan menariknya pelan agar aku menatapnya. senyum sinis dengan mata yang menggoda menatapku. sepersekian detik kemudian aku merasakan sesuatu yang lembut menempel di bibirku. aku pun menatapnya kaget. lalu dia melepaskan bibirnya yang hanya menempel dibibirku. hanya menempel? apa kau mengharapkan dia benar-benar menciumku? aku pasti terbawa aura mesum Juna!

"ko diem?"tanyanya menyeringai dan dengan senyuman yang benar-benar menggoda! "JUU... hmppphht"ucapku terputus karna lagi-lagi dia menempelkan bibirnya dibibirku! beberapa detik kemudian ia melepasnya lagi. "first kiss-ku"ucapku pelan tanpa sadar. "itu bukan kissing babe. cuma nempelin doang mana bisa dibilang ciuman hahah"ucapnya tetap menggodaku. Juna pun makin tertawa memandangi wajahku. oh pasti karna mukaku memerah seperti darah mungkin! "tapi tetep aja! kan nempel!"ucapku yang lagi-lagi tanpa sadar. "beda sayaaang. kalo ciuman itu harus dihayati, dan mata aku pasti merem haha"ucapnya yang masih saja bercanda. aku pun makin malu dengan perkataannya itu dan hanya bisa menunduk menatap sepatu aku dan sepatu juna yang sudah berada dicelah kakiku. "tapi kata temen-temenku..."aku langsung berhenti, hampir saja keceplosan. "kata temen kamu apa babe?"ucap Juna dengan tangan kanannya yang meraih pipiku dan mengelusnya. "apa babeee..."ucapnya lagi dan sekarang memainkan rambut yang menjuntai tak terikat disekitar pelipisku. "itu.... sama....ajaaa"ucapku terhenti lagi. apa iya aku harus bilang? aissh benar-benar memalukan. "itu sama saja dengaaaan?"ucapnya yang kali ini benar-benar menggodaku dengan seringainya dan juga helaan nafasnya yang menyentuh wajahku, karna dia menempelkan dahinya didahiku. "sama saja yang itu tadi kita lakuin"ucapku langsung menolehkan kepalaku kesamping karna aku benar-benar malu sekali. "hahah emang kita tadi ngapain? itu bukan ciuman babee, ini yang namanya ciuman"ucapnya seraya meraih kedua pipiku menghadapnya dan kemudian bibirnya menempel lagi dibibirku. bukan hanya menempel tapi juga melumat, dan menjikat bibir luarku karna aku masih menutup rapat mulutku. aku tak tahan lagi! aku pun membuka sedikit mulutku dan lidahnya langsung masuk menyusuri kedalam. rasanya benar-benar tak dapat dibayangkan. sejak tadi aku menutup mataku karna takut, namun aku membuka mataku sebentar dan melihat matanya juga tertutup. aku menutup kembali mataku dan menikmati ciuman yang sangat lembut dan benar-benar membuatku terlena. aku mengaitkan tanganku dilehernya tanpa sadar, diapun semakin memegang pipiku erat dan memperdalam ciumannya. aku juga mendengar desahan-desahannya dan juga menyebut namaku dengan suara serak disela-sela ciuman kami. oh god! aku baru tau ciuman bisa senikmat dan seintim ini. juna pun melepaskan pagutan bibirnya karna kami butuh oksigen. aku merasa habis lari marathon! dengan nafas yang terengah-engah. "nah..itu...baru"ucapnya setengah-setengah sambil menghirup oksigen. "hahaha emang tadi kamu ga nafas yah sampe ngos-ngosan gitu ahaha"ucapnya kembali normal. aku tersipu malu dan menundukkan kepalaku lagi sambil berusaha menetralkan nafasku. "ups.. bibir kamu jadi bengkak nih"kata Juna sambil menyentuh bibirku dengan jempolnya. lembut. aku hanya menatapnya kaget dan tanpa sadar ikut menyentuh bibirku juga. dan Juna hanya tersenyum menggoda. apa dia tidak bisa tidak menggoda hah?tanyaku dalam hati. Juna pun memelukku erat, dan membenamkan wajahnya dileherku. "sebenernya pas bibir aku 'cuma' nempel ke bibir kamu itu cuma hukuman, tapi kamu kaya mancing-mancing gitu sih. jadi jangan salahin aku kita ciuman beneran haha"ucapnya seraya menghitup aroma ku dan mengusap-usap punggungku. aku pun membalas pelukkannya tak kalah erat. "maaf Jun, dia anak baru trus dia disuruh duduk sama aku karna dia bilang aku temen sd dia" aku pun bisa merasakan kekagettannya namun aku makin memeluknya erat seakan tak mau lepas. "jangan deket-deket dia, jangan lama-lama pandangin dia, jangan banyak ngobrol sama dia, dan segera usir dia dari sebelah kamu!"ucapnya tak kalah mempereratku seakan-akan tulang rusukku ingin patah! "janji, kecuali yang terakhir." 

Juna pun melonggarkan pelukkannya dan menatapku dengan lekat. "I love youuu"ucap Juna sambil tersenyum senang dan bahagia. "Love you too"kataku dan menarik lehernya mendekat dan cupp aku menciumnya sekilas. dia pun kaget dan senyum liciknya kembali muncul. "pervert! jangan mikir yang aneh-aneh dong jun-__-"  "kamu tuh buat aku pengen cium kamu lamaaaa banget tau gak haha, tapi jangan deh kapan-kapan aja"ucapnya yang kubalas dengan pukulan pelan didadanya.

cont--

gimana-gimana? kayanya cukup panjang hehe^^ maaf kalo banyak typo karna males edit, vote and comment dan kritiknya kalo ada kata-kata yang kurang pas atau aneh atau agak gak nyambung atau apalah hehe. thanku^^

La~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

love my badboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang