Part 5

8.9K 73 4
                                    

Author Pov'

Pagi ini prilly tengah sibuk memasak sarapan untuk Tuan Arga dan ali. Dengan lincah prilly mengotak ngatik bahan bahan masakan menjadi sebuah makanan yang enak.

Senyum mengembang dibibir prilly saat masakannya itu sudah tertata rapi dimeja makan nan megah itu.

Dengan ragu prilly beranjak untuk memanggil Tuan arga dan ali yang masih berada dikamarnya.

"Emmm panggil ga yah?" pikir prilly

"Emm panggil aja deh, hufhhh" ucap prilly kemudian beranjak mengetuk pintu kamar ruan Arga.

'tok tok tok'

Dan keluarlah Tuan Arga dengan pakaian yang begitu rapi.

"Ada apa kau mengetuk pintu kamarku heh" ujar Tuan Arga sinis

"Ee ee emm anuu, sarapannya sudah jadi" ucap prilly menunduk

"Kau yang masak?" tanya tuan Arga

"Ii..iyaa" jawab prilly gugup

"Cihh, aku tidak sudi makan makanan dari orang miskin sepertimu. Aku akan keluar makan bersama kekasihku, jadi mending makanan yang kau buat buang saja atau kalau tidak kau yang makan, jangan sisakan sedikitpun masakanmu didapurku" ucap tuan Arga kemudian berlalu menyenggol prilly.

Air mata prillypun keluar dengan sendirinya, Sakit yang ia rasakan saat ini. Karena harga dirinya telah di injak injak seenaknya saja, setelah masa mudanya direnggut dengan pernikahan ini, bahkan setelah menikah sekarang dia hanya dianggap sebagai pembantu dan manusia najis oleh suaminya.

Setelah begitu banyak air mata yang membasahi pipinya tiba tiba sebuah tangan bergerak menghapus satu persatu air mata prilly yang tidak mau berhenti mengalir. Dengan cepat prilly berbalik kearah orang itu, dan ternyata yang menghapus air matanya adalah ali, mata mereka saling beradu tatap, memberi kenyamanan hanya melalui tatapan.

"Cengeng" ucap ali mengejek

"Cengeng bukan berarti lemah" ucap prilly

"Kalau bukan lemah terus apa?" tanya ali melipat tangannya didepan dadanya.

Prilly hanya diam, dia tidak tau harus menjawab apa.

"Ga bisa jawab kan? Jadii aku mohon kamu berhenti jadi orang cengeng" ucap ali menyemangati

"Aku coba" ucap prilly tersenyum dan alipun membalas senyuman prilly.

"Emmm Mama, aku mau makan dong" ujar ali sok manja

"Hahaha anak mamaa mau makan? Cup cupp yaudah yuk kita makan" ucap prilly kembali cerita

"Hahaha yaudah yuk" ucap ali berenjak Menuju meja makan.

**********************

"Emmm gilaaa, enak bener masakan kamu prill. Kamu koki yah?" tanya ali

"Hhaha bukan, aku tuh awalnya cuma hobby aja masak, kalau bunda aku lagi masak aku suka bantuin. Gitu" jelas prilly

Ali hanya manggut manggut kemudian memasukkan lagi makanan kedalam mulutnya.

"Ehhh, emm prill kamu ga marah kan kalau aku manggil nama doang. Berasa ga sopan aku manggil nama aja" ucap ali tak enak

"Hehehe alii alii, ga papa kok. Soalnya kalau kamu manggil aku mama, aku berasa aneh. Pasalnya kita itu seumuran jadi mungkin kalau kamu manggil nama aku, kita bisa lebih akrab" ujar prilly

"Iyaa iyaa, thanks yah" ucap ali

"Iyaa bocah, heheh" canda prilly

"Dasar emak emak" ejek ali

"Biarin, yang pentingkan cantik" PD prilly

"Idih PD"

Kemudian mereka tertawa bersama.

**********

Prilly begitu sibuk membersihkan rumah dihari minggu ini, walaupun dirumah ini banyak pembantu tapi prilly merasa tidak enak jika dia tidak ikut membersihkan, karena kebiasaan makanya dia merasa aneh jika tidak berkutat dengan perabotan rumah.

Saat tengah beres beres, tiba tiba Tuan Arga datang dengan angkuhnya.

Saat melihat suaminya, prilly pun berenjak menghampiri tuan Arga berniat untuk mencium tangan Tuan Arga.

"Mau apa kau? Jangan pernah menyentuhku" Ucap tuan arga dingin saat prilly menjulurkan tangannya.

"M.. Ma..maaf, aku hanya ingin mencium tanganmu. Itu adalah sebuah kewajiban seorang istri kepada suaminya" ucap prilly menunduk

"Hahah apa? Istri? Tinggi sekali khayalanmu nona" ucap tuan arga kemudian menarik dagu prilly lalu mencengkram rahang prilly kuat, sehingga membuat Prilly meringis kesakitan.

"Dengar yah!! Statusmu memang sebagai istriku. Tapi jangan harap aku mau disentuh ataupun memakan masakan darimu, karena kau disini hanya ku jadikan sebagai PEMBANTU bukan ISTRI" ucap tuan arga penuh penekanan kemudian menghempaskan cengkramannya. Lalu mendorong tubuh mungil prilly. Tetapi dengan sigap ali menahan tubuh prilly dan menatap tajam wajah ayahnya.

"Woow, drama macam apa ini?" ucap tuan Arga sinis

"Bisakah papa sedikit bersikap baik dengan prilly?" ucap ali sambil membantu prilly.

"Tunggu tunggu, kau memanggil Ibu Tirimu ini dengan namanya? Ckk apa kau menyukai wanita ini? Dan kau bilang bersikap baik dengannya? Hehh siapa dia? Dia hanya wanita murahan yang bisa ku jual beli dengan harga yang bagiku sangat MURAH" ucap tuan arga kejam, sehingga membuat prilly tanpa diminta mengeluarkan kembali air matanya. ali yang melihatnya langsung menghapus air mata prilly.

"Hey, kan aku sudah bilang jangan cengeng. Lalu kenapa sekarang kamu menangis?" ujar ali kemudian menatap papanya yang masih menatapnya dingin

"Dan untuk papa, aku udah ga bisa ngomong apa apa lagi. aku cuma bisa berdoa semoga Iblis didiri papa bisa cepet cepet keluar dari tubuh papa" ucap ali kemudian membawah prilly keatas.

"KURANG AJAR, ALIIII" emosi tuan arga.

"Anak sialan, apa begitu caramu membalas semua kebaikanku haaaa" teriak papa ali yang membuat langkah ali terhenti.

"Apa aku yang memintanya? Aku rasa aku tidak pernah meminta apapun pada anda TUAN ARGA" ujar ali tanpa berbalik kearah tuan arga, kemudian kembali berjalan.

"Kuranga ajarrrr" teriak papa ali yang tidak direspon sama sekali oleh ali.

*************

"Awwhh sakit li" ringis prilly saat ali mengobati pipinya yang sedikit terluka akibat cengkraman tuan arga yang begitu keras.

"Tahan napa pril, ini udah lembut banget aku ngobatinnya" ucap ali masih mengobati luka prilly

"Emm lii, makasih yah udah nolongin aku tadi" ucap prilly membuat ali berhenti mengobati prilly

"Iya pril sama sama" ucap ali tersenyum.

"Emm tapi li, seharusnya tadi kamu ga ngomong sekasar itu sama papa kamu. Bagaimanapun juga dia papa kandung kamu li" ucap prilly menasehati

"Sebenarnya papa aku dulu ga kaya gini pril, cuma setelah mama aku meninggal papa aku jadi kejam kaya gini. aku udah capek nasehati dia, dia sekarang keras kepala dan angkuh. Ini bukan papa aku pril, dia orang lain" ujar ali lirih.

Prilly tak tega melihat ali sedih seperti itu, disaat ali sudah tidak memiliki ibu kandungnya seharusnya papa kandungnya lah yang menyemangatinya, bukannya malah bersikap seperti ini.

"Kamu sabar aja yah li, aku yakin suatu saat nanti papa kamu pasti bisa berubah" ucap prilly menyemangati ali

"Kalau aku udah terbiasa sabar pril, seharusnya kata kata itu untuk kamu. Kamu harus sabar nanganin papa aku" ucap ali

"Aku akan berusaha, asal kamu juga mau bantu aku untuk bersabar"

Ali menatap prilly kemudian tersenyum dan mengangguk.

"Tenang aja, aku bakalan bantu kamu kok" ucap ali tulus

****************

Finis part ini, yeyyy..
Jangan lupa Comen sama Votenta yah :*

KissJauh

Ibu tiriku, kekasihkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang