#Chapter 1
Pagi ini aku bangun seperti biasa, berjalan menuju ruang makan dimana yang pasti mom, dad, dan Alex sudah menunggu ku.
"Morning, Annie dear. Bread or omelet?" Tanya mom saat aku menghampirinya di ruang makan.
"Omelet mom, and milk." Jawab ku santai sambil mengambil tempat duduk disamping Alexander, adik laki-laki ku.
"Okay dear, ini milik mu. Dan Alex! Apa yang mom bilang dengan tata krama di meja makan." Aku memutar mataku bosan. Ini sudah hal biasa terjadi, setidaknya saat sarapan pagi. Alex yang pembuat onar, dan mom yang disiplin.
"Okay mom, aku akan menyimpannya." Jawab Alex yang menyimpan Smartphone-nya sambil menatap mom yang berpangku tangan.
"Bagus. Dan Annie, mom dengar kau akan mengikuti lomba sains?" Tanya mom yang duduk didepan ku setelah memberikan sepiring omelet kepada ku dan Alex.
"Ya, mom. Lomba itu akan diadakan seminggu lagi, maka dari itu aku akan sering pulang terlambat. Apalagi tugas OSIS dan acara tahunan yang menumpuk." Aku menggeleng pusing dengan kegiatan sekolah. Lomba, kegiatan OSIS dan acara tahunan.
Aku bersekolah di Global International High School. Sekolah menengah atas yang bertaraf internasional, bukan aku sombong atau meremehkan. Sekolah kami yang biasa disebut GIS itu benar-benar International Centric yang artinya kami serasa berada di sekolah luar negeri. Interaksi dengan guru atau dalam kegiatan belajar saja harus memakai bahasa inggris, buku-buku nya yang bilingual, dan suasana serta artistektur gedungnya sama seperti sekolah luar negeri lainnya.
Hanya saja, kami tetap memakai Sailor. Merah hitam dengan style kotak-kotak. Sama seperti Alex yang menyantap makanan disamping ku ini. Dia juga bersekolah di GIS, yang berbeda dia Junior High, sedangkan aku Senior High.
"Hai love, hai kids." Sapa hangat dad saat dia bergabung di meja makan. Aku tersenyum menatap dad, sapaan hangat ini yang aku suka darinya. Memberi kecupan di pipi mom, mengelus rambut ku, dan mengacak lembut rambut Alex. Dan yang aku lihat sendiri, dad sudah rapi dan tampan dengan stelan jas-nya. Yeah, business man.
Aku dan Alex terlahir dari pasangan berbeda ras, mom yang orang asli Indonesia, dan dad orang asli Inggris. Sedangkan aku sendiri? Terlahir dengan rambut dark-brown milik dad dan mata coklat hazel yang lagi-lagi juga milik dad. Sedangkan Alex, terlahir dengan rambut hitam milik mom dan mata hazel milik dad.
"Hai, dad." Jawab ku bersamaan denga Alex.
"Jadi Annie, kau sibuk akhir-akhir ini?" Tanya dad lembut padaku.
"Ya, dad. Seperti yang aku bilang pada mom, aku akan sering pulang terlambat. Jadi, aku menyarankan agar Al membawa kendaraan pribadinya sekarang." Dahi dad berkerut, menatap mom mencoba menyelidiki. Sedangkan Alex, dia malah menatap ku berterima kasih, terima kasih karena sudah mau memberi alasan logis pada dad agar dia bisa membawa kendaraannya.
"Kau? Membujuk kakak mu untuk mobil mu Al?"
"No, dad. Aku tidak membujuk Ana, Ana sendiri yang ingin begitu." Aku lansung menatap dad serius.
Alex memang tidak pernah membujuk ku. Tapi aku tau, dia selalu mengeluh karena tidak diperbolehkan membawa kendaraan pribadi. Lagipula, tidak mungkin kan jika aku terus-menerus mengantar dan menjemput Alex sedangkan masa sekolah pertamanya masih ada satu tahun lagi.
"C'mon dad, aku tidak mungkin mengantar dan menjemput Alex setiap hari. Atau setidaknya, biarkan dia dijemput supir." Dad dan mom mengehal napas, mencoba mempertimbangkan permintaan ku.
"Baiklah, akan dad pikirkan. Tapi, biarkan Al berangkat dengan mu lagi kali ini." Aku merasakan aura senang dari samping ku, pastinya itu Alex.
"Okay dad, aku berangkat dulu. Bye mom, bye dad." Jawab ku segera bangkit dari kursi, memeluk singkat dad dan mom, serta berjalan ke garasi mobil yang diikuti Alex dibelakang ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empyrean
FantasyAwalnya Ana adalah gadis biasa, sama seperti gadis normal lainnya. Tapi, pada saat umurnya tepat 17 tahun, sesuatu merubah hidupnya. Dan dia berpikir, mulai sekarang, hidupnya tak akan sama lagi...