Kini Soojin mulai memperhatikan Junhyung. Saat Junhyung sedang tidur, makan, berlatih, bermain gitar, atau apapun. Entah kenapa sekarang wajah Junhyung jadi menarik buatnya. Sehari saja dia tidak melihat Junhyung rasanya ada sesuatu yang hilang dari dirinya. Yoseob dan Gikwang sudah tau tentang hal ini. Soojin sendiri yang curhat dengan mereka, dan mereka mengklasifikasikan perasaan Soojin itu sebagai CINTA.
Junhyung sedang tidur di bangkunya. Seperti biasa Soojin terus memperhatikan wajah si namja. Tersenyum senyum sendiri dan Soojin mulai menggoreskan pensilnya pada sebuah kertas. Melukis wajah Junhyung yang sedang tidur adalah hobi barunya sekarang.
"Soojin!!!! hyungkong !!!!"
Cklak
Teriakan kedua namja sohib itu membuat pensil Soojin patah dan Junhyung terbangun. Junhyung mengucek ucek matanya sebentar sebelum melihat wajah temannya. Soojin masih menggerutu kesal. Gagal sudah gambarnya.
"Apa?"
"Pertandingan besok lusa! Pelatih meminta kita untuk berlatih besok pukul 7" Yoseob mengucapkannya tanpa titik dan juga koma. Beruntut.
"Eoh! Dan juga, kau Soojin! Kau sepertinya akan dijadikan cadangan saja. Karena kau perempuan" Gikwang tersenyum pada Soojin. Tidak dengan Soojin. Dia terkejut dengan ucapan Gikwang.
Semua latihan kerasnya selama ini tidak berguna. Karena dia akan dijadikan cadangan. Sebelumnya dia selalu jadi penyerang. Kesal, marah, sedih itulah yang dirasakan Soojin. Dia langsung saja cemberut.
"Gwenchanha Soojin... cadangan juga berperan penting" Yoseob menyemangati.
Keesokan harinya anggota tim basket berkumpul dan memulai latihan. Soojin datang terlambat hari ini. Dia tidak pergi kekamar mandi untuk mengganti baju. Dia pergi kekelas.
Soojin meletakkan barangnya setelah sampai dikelas. Setelah memastikan tidak ada orang, Soojin melepas kaos yang melekat ditubuhnya dan segera memakai kaos latihan. Saat kaos latihan itu baru terpakai sampai kedada. Soojin sadar kalau sedari tadi dia diperhatikan oleh Junhyung dari pintu. Soojin terlonjak kaget saat menyadari ada yang melihatnya ganti baju."Aku tidak melihat apa apa. Aku sungguh sungguh. Aku hanya melihat perutmu tadi. Aku datang terlambat" Junhyung mendecak dan berjalan kebangkunya.
"Yya!! Kau ini mesum sekali!!!" Soojin memukul pelan lengan Junhyung. Junhyung hanya tertawa pelan.
"Hentikan.. ayo kelapangan" Junhyung menarik tangan Soojin agar mengikutinya. Soojin berhenti, dia menahan tangan Junhyung agar tidak pergi.
"Kalau aku bicara sesuatu apa kau mau mendengarnya Jun-ah?" Soojin menunduk dalam. Pipinya sedang bersemu merah sekarang.
"Tentu, tapi tumben kau ingin bicara empat mata denganku" Junhyung menghadapkan tubuhnya pada tubuh Soojin.
"Aku... menyukai-"
"Hei kalian! Pelatih menyuruh agar cepat turun!!!" Teriak seorang murid itu memotong ucapan Soojin.
"Kajja!" Junhyung menarik tangan mungil itu, kini Soojin mengikut saja.
Lapangan itu kini ramai, dikerumuni para murid yang berlatih basket dengan semangat. Tak terkecuali Soojin. Walaupun hanya dia anggota tim yang perempuan, tapi jabatannya sebagai penyerang bisa dibanggakan. Walaupun tidak lagi.
Lelah berlatih Soojin mendinginkan tubuhnya dibangku yang ada dipojokan lapangan. Dia duduk disana mencari sosok Junhyung. Itu dia, sedang mendrible bola dengan bersemangat. Soojin tersenyum manis, meligatnya dengan wajah semangat itu yah, walaupun senyumnya tipis sekali.
"Hei... aju tau jau melihat siapa" Soojin terlonjak kaget dengan kehadiran Gikwang yang tiba-tiba sudah duduk disampingnya.
"Kau sudag menyatakan perasaanmu?" Soojin menggeleng lemah. "Kau bodoh sekali. Sudah pergi kekelas sana!" Gikwang beranjak pergi. Ada benarnya juga Soojin pergi ke kelas. Disana ada AC yang siap mendinginkan tubuhnya.
Soojin melangkah melewati lorong dan sampailah dia dikelasnya. Dia membuka pintu itu pelan dan masuk kedalamnya. Soojin berjalan ketempat duduknya dan duduk diam disana. Hanya diam. Otaknya melayang berkhayal sesuatu yang manis, tentang dia dan Junhyung.Cklek
Suara pi tu yang terbuka itu mengejutkan Soojin. Segera dia menoleh dan namja yang dia khayalkan berdiri disana. Handuk kecil melingkar dilehernya. Tubuhnya masih berkeringat sehabis latihan tadi.
"Kenapa kau disini? Tidak latihan?" Junhyung mendekat dan mengambil sebotol air minum dari dalam tasnya. Kemudian menenggaknya. "Semua mencarimu"
"Biar..." jawabannya hanya itu, tak membuat Junhyung puas. Selesai minum Junhyung hendak keluar.
"Jun-ah..." Junhyung menoleh. Soojin tak berani menatap mata Junhyung yang tajam itu. "Bisa bicara sebentar?" Soojin mengucapkannya pelan sekali sampai terdengar seperti berbisik.
"Hmm" Junhyung melangkah mendekati Soojin, dia duduk dibangkunya dan menunggu apa yang mau dibicarakannya.
"Aku.... eh..."
"Kenapa?" Junhyung mulai tidak sabar dengan ucapan Soojin yang diputus putus. "Apa yang terjadi?"
"Aku...."
"Kau hamil??" Junhyung sudah tidak sabar lagi. "Katakan saja"
"Aku menyukaimu!! Kau tidak sadar aku selalu memperhatikanmu???" Soojin menunduj malu. Ya dia sangat malu sekali. "Aku sudah tak bisa menahannya.
"Hah?"
"Sudahlah, kau tidak mengerti juga tidak apa" Soojin melangkahkan kakinya pegi. Tapi tangan Junhyung melarangnya.
"Kau bilang apa tadi?" Junhyung berdiri dan mendekatkan telinganya ke bibir Soojin.
"Sudahlah Junhyung.. aku tidaj perlu mengulanginya. Aku malu"
"Kalau begitu... akan aku jawab"
Perlahan tangan Junhyung bergerak merengkuh pipi chubby milik Soojin dan menatap mata sayu si gadis. "Jangan begini... baik akan aku ulangi... Aku suka padamu... tapi kalau kau tidak suka padaku juga tidak- hmpphh" bibir Junhyung sudah membungkam mulut Soojin.
Junhyung memojokkan tubuh mungil itu ketembok kelas. Junhyung menciumnya dalam dan semakin dalam. Melumat bibir plum gadis itu. Tak mau melepaskan lumatannya, Junhyung tak sadar kalau si gadis jantungnya sudah seperti mau meledak. Ciuman lembut itu semakin gencar dilakukan Junhyung. Kini, Soojin sudah mulai menikmatinya, tangannya meremas lengan baju Junhyung. Menariknya agar lebih mendekat ketubuhnya.
Mereka berdua saling menikmati bibir orang yang mereka cintai. Ciuman lembut Junhyung itu berhasil membuat Soojin meleleh. Degup jantungnya tidak beraturan. Junhyung menekan tengkuk sigadis, agar bisa meraup bibir plumnya lebih dalam. Soojin hanya bisa menutup matanya rapat rapat. Jantungnya sudah tidak bisa dia kontrol. Tubuhnya menanggapi aksi Junhyung begitu saja, bahkan kerja ototnya lebih cepat dari otaknya.
Plok plok plok plok
Suara itu mengejutkan Junhyung dan Soojin. Suara tepuk tangan dan juga siulan dari teman teman mereka. Tunggu, kepala sekolah juga ada disana. Wajah Soojin sudah memerah sekarang. Merah sekali. Junhyung masih melongo dengan apa yang terjadi. Bahkan dia masih belum puas menikmati bibir Soojin yang lembut. Tapi sudah ada saja yang menggangu.
"Pintar sekali kalian! Membuat adegan kissing di sekolah! Ikut aku kekantor!!" Kepala sekolah bertubuh gempal itu menarik telinga Junhyung dan juga Soojin kekantornya.
"Aduh.. aduh.." rintih Junhyung. Semua yang melihat itu tertawa keras. Tak terkecuali Gikwang dan Yoseob.
"Akhirnya mereka bisa bersatu. Walau tidak semanis yang diinginkan Junhyung" Gikwang mulai berkomentar.
"Hmm... mereka akan mendapat masalah besar setelah ini" Gikwang dan Yoseob ber hi-five dan menggeleng gelengkan kepala kasihan.
~END~
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Love Storie
RandomApa jadinya kalau seorang gadis tomboi bersahabat dengan namja mesum?. Akankah dia baik baik saja?. Tidak, ciuman pertamanya dicuri sebelum dia tau kalau dia menyukai si mesum itu.