Segitiga(2)

19 1 0
                                    

Cinta tak kan disini
Cinta tak kan kembali
Berarus lembut di kelopak mata
Butir embun, berguguran
Letih, entah apa yang aku rasakan
Ia seakan tak kan pernah kembali
Gadis ini meringis
Atas kesedihannya
Tak tahan lagi menunggu
Tak tahan lagi terluka
Tak tahan lagi tersakiti..

-- --

"Ra, lo bikin puisi lagi? Coba gua liat."

Sahut Jevan yang sembrono memasuki kamarnya Kira.

"Ish, lo apaan sih Van ngagetin tau ga! Jangan sembarangan masuk kamar cewek! Hukumannya lo ga boleh baca puisi ini."

Kira berkata dengan nada yang cukup tinggi.

"Kira..boleh dong, gua kangen ama puisi lo. Lo ga miss gitu sama gua? Kakak tercinta lo."

"Iyuuu...siapa juga yang kangen ama cicak garong kayak lo."

"Eh..marmut nyantai deh kalo ngomong. Ntar gua balik ni ke Tokyo, Uda sini coba gua kritik puisinya."

Mereka saling tertawa dan meledek satu sama lain.

Jevan Giano Gasuningrat adalah kakak satu satunya Kira yang paling ia sayangi. Jevan baru pulang dari Jepang ia ke jepang untuk menimba ilmu di perguruan tinggi, sama seperti Kira. Tapi Kira lebih memilih untuk kuliah di Jakarta. Kira dan Jevan hanya berselisih umur 2 tahun, namun Jevan terlambat 1 tahun masuk kuliah.

Hari ini adalah akhir dari minggu ini.
Kira berencana untuk pergi bersama Jevan mengitari kota Jakarta, sementara ibu akan pulang tengah malam nanti.

"Kita mau kemana van?"

"Maunya?kemana? Gua sih ver ver aja."

"Emm.. Lo punya duit ga?

"Ya.. Punya lah, masa cowok cool kayak gua ga ada duit."

"Okeyy.. Fix kita ke mall"

"Tai. Gua kirain mau ngapain tanya tanya duit. Nyatanya mau di traktir, dasar lu marmut matre."

"Gua ga matrealistis tapi hematelistis, Udah deh tokek, yok siap siap and go away."

Mereka terbang ke kamar masing masing dan ganti baju.
Kira siap dengan kaos putih biasa dan short skirt hitam kembang di bagian bawahnya. Kali ini dia memakai sneakers barunya yang papa kasih kemarin, rambutnya yang panjang dihias dengan jepitan pita besar.

Dan Jevan siap dengan kaos putih biasa dan mengenakan celana pendek hitam selutut. Juga memakai sneakers yang ia beli di Jepang.

Mereka berdua memasuki mobil Jevan. Dan berangkat melesat cepat.

-- --

Kira's PoV

Hari ini berjalan sangat cepat. Sampai di rumah gua langsung berkurung dikamar sambil mencoba coba baju baju yang Jevan beliin tadi.

Walaupun weekend kali ini very menyenangkan karna Jevan pulang. Tapi gua masih kepikiran kejadian waktu itu.

Kenapa gua berdebar pas ngeliat Joan waktu itu. Gua cuma ngefans sama dia.
Dan gaada niat buat suka(cinta) dia.
Aneh banget deh rasanya, beneran.

Apa harus gua cerita sama Jevan soal ini? Ato apa memang gua suka sama Joan? Ah ga mungkin that's impossible
Trus kenapa dia natap kayak gitu? Apa dia sengaja? Kenapa dia bikin gua baper sih?

Benci deh sama semua pikiran gua. Udah deh gamau pikir lagi, piuuuu.

PoV end

-- --

Tit tit tit tit tit...
Kira mengulurkan tangannya dan menjangkau alaram di nakas.
Segera ia bersiap untuk sarapan. Kira memasak banyak makanan untuk mama dan Jevan, tapi hanya Jevan yang ada disana, mama sudah pergi sejak jam 4 subuh tadi.

Di kampus --

"Weekend kemana ra?"

"Cuma keliling ngitarin Jakarta bareng kakak, lo gimana za? Seru ga?"

"Asik banget ra, gua seru seruan bareng keluarga, ayah bunda kakak ade adee."

Kira hanya tertegun mendengar kata 'keluarga'. Ia sempat sedih mendengar kata kata Naza tadi. Kira sangat jauh dan mungkin tak pernah berkomunikasi lagi dengan ayah dan ibunya semenjak setelah dinner itu.

Kini keluarganya yang tinggal satu satunya hanyalah Jevan.

"Eh, yok ke kelas. Pak arhan udah jalan tuh."

Kira mengelak dari topik sambil menggerakan bola matanya ke arah pak Arhan yang dari tadi sudah jalan ke arah kelas.

-- --

Balik lagi. Lagi lagi maaf ya kalo kurang suka sama ceritanya, Author masih newbe.
Jangan lupa vomment juga yaa😅

Segitiga CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang